Saturday, April 27, 2024
27.7 C
Jayapura

Sekolah Tatap Muka Dimulai Januari 2021

Christian Sohilait, ST, M.Si ( FOTO: Robert Mboik Cepos)

SENTANI- Sesuai Surat Keputusan Bersama (SKB) Empat Menteri, sekolah yang ada di Kabupaten/Kota di Provinsi Papua bakal kembali belajar tatap muka di sekolah pada Januari 2021.

Terkait hal itu, Kepala Dinas Pendidikan, Perpustakaan dan Arsip Daerah (DPPAD) Provinsi Papua, Christian Sohilait, ST, M.Si, mengatakan, sebelum menerapkan proses belajar tatap muka di sekolah, ada empat hal yang paling penting untuk memulai kegiatan belajar mengajar tatap muka di sekolah pada Januari 2021. 

Salah satunya, Kabupaten/Kota menjadi penanggung jawab utama untuk menentukan sekolah di setiap Kabupaten/Kota sudah siap jalan atau belum. Tentunya dengan memenuhi segala kebutuhan yang berkaitan dengan penerapan protokol kesehatan Covid-19.

Sesuai dengan edaran Menteri Pendidikan bersama tiga menteri yang lain bahwa Januari 2021, proses belajar mengajar di sekolah sudah mulai dengan tatap muka.

“Dalam edaran tersebut, ada empat hal yang paling penting. Pertama, Kabupaten/Kota menjadi penanggung jawab utama untuk menentukan daerahnya sudah siap, apakah sekolah-sekolah sudah jalan atau belum, karena itu kewenangan sekolah ada di sana,” kata Christian Sohilait kepada wartawan di Sentani, Senin (21/12).

Christian menambahkan, belajar tatap muka di sekolah bergantung pada kondisi masing-masing dan status pandemi di daerahnya.

“Yang kedua adalah guru-guru, karena guru-guru akan mempersiapkan diri secara baik tentang kurikulum, apakah kita harus perkecil kurikulum, bagaimana dia punya mekanisme yang masuk di kelas, apakah dalam bentuk shift, hanya 6 atau 10 orang saja seperti sekolah luar biasa yang dalam proses belajar itu tidak boleh lebih dari 5 orang,” ujar Christian.

Baca Juga :  Modus Antarkan ke RS, Sopir Bawa Kabur Tas Korban

Kemudian yang ketiga adalah dukungan lingkungan, karena ini sangat penting. Misalnya, kalau di sekolah itu belum ada tempat cuci tangan, maka teman-teman di Dinas PU harus bantu sekolah tersebut, jangan biarkan sekolah sendiri. Kalau mereka perlu hand sanitizer atau perlu cairan disinfektan untuk semprot sekolah sebelum dimulainya belajar tatap muka, maka Dinas Kesehatan juga harus intervensi di bagian tersebut.

“Misalnya ada ibu -ibu atau tukang ojek yang suka antar anak sekolah (peserta didik) lalu berboncengan dua sampai empat orang, begitu juga dengan armada bus dan speed boat penuh, maka Dinas Perhubungan intervensi dengan menerjunkan personelnya,” sambungnya.

Jika ada sekolah yang dekat dengan tempat keramaian seperti pusat perbelanjaan atau pasar, maka Satpol PP bantu di daerah sekitar sekolah itu. “Jangan biarkan mereka sendiri, dan itu hal yang ketiga,” paparnya.

Hal yang keempat, menurut Kadis Christian Sohilait, yang paling penting adalah peran dari orang tua. Mulai hari ini, orang tua sudah harus mempersiapkan anaknya dengan baik. 

“Kalau anaknya masih trauma, karena ketakutan berkumpul dengan orang lain atau bawa bekal dan alat makan sendiri akibat anak itu takut, maka itu harus diberikan penjelasan kepada anak-anak dengan baik. Biasakan jaga anak-anak punya masker atau sesekali masker anak harus diganti, jadi orang tua harus memberikan kepastian kepada anak-anak agar saat mereka masuk mengikuti proses belajar di sekolah tidak trauma lagi,” imbuhnya.

Baca Juga :  Antisipasi  Pergerakan Massa, Polisi dan TNi Gelar Razia

Intinya, empat hal ini pihaknya siapkan. “Saya awal Januari Tahun 2021 akan kumpul lagi dengan Kepala Dinas Pendidikan yang ada di Kabupaten/Kota seluruh Provinsi Papua, seluruh sekolah menyiapkan secara riil apa yang harus disiapkan. Kami sudah bagi check list, tinggal mereka yang siapkan, bagian mana yang sudah atau belum. Sekali lagi, saya ingin sampaikan dengan tegas, bahwa keselamatan anak-anak dan guru nomor satu,” beber Christian Sohilait.

Jika ada guru-guru dan orang tua yang tidak mengijinkan anaknya untuk pergi ke sekolah, jangan dipaksa. Tidak ada masalah dan silahkan jalan. Tapi kalau sudah siap, ya silahkan datang ke sekolah. Karena sementara ini proses belajar dengan sistem daring ini tetap jalan,” tambahnya.

Intinya membuka sekolah sesuai standar protokol kesehatan Covid-19. Jika memenuhi syarat dan lengkap sebagaimana arahan empat Menteri maka dapat berjalan di awal Januari 2021. (roy/tho)

Christian Sohilait, ST, M.Si ( FOTO: Robert Mboik Cepos)

SENTANI- Sesuai Surat Keputusan Bersama (SKB) Empat Menteri, sekolah yang ada di Kabupaten/Kota di Provinsi Papua bakal kembali belajar tatap muka di sekolah pada Januari 2021.

Terkait hal itu, Kepala Dinas Pendidikan, Perpustakaan dan Arsip Daerah (DPPAD) Provinsi Papua, Christian Sohilait, ST, M.Si, mengatakan, sebelum menerapkan proses belajar tatap muka di sekolah, ada empat hal yang paling penting untuk memulai kegiatan belajar mengajar tatap muka di sekolah pada Januari 2021. 

Salah satunya, Kabupaten/Kota menjadi penanggung jawab utama untuk menentukan sekolah di setiap Kabupaten/Kota sudah siap jalan atau belum. Tentunya dengan memenuhi segala kebutuhan yang berkaitan dengan penerapan protokol kesehatan Covid-19.

Sesuai dengan edaran Menteri Pendidikan bersama tiga menteri yang lain bahwa Januari 2021, proses belajar mengajar di sekolah sudah mulai dengan tatap muka.

“Dalam edaran tersebut, ada empat hal yang paling penting. Pertama, Kabupaten/Kota menjadi penanggung jawab utama untuk menentukan daerahnya sudah siap, apakah sekolah-sekolah sudah jalan atau belum, karena itu kewenangan sekolah ada di sana,” kata Christian Sohilait kepada wartawan di Sentani, Senin (21/12).

Christian menambahkan, belajar tatap muka di sekolah bergantung pada kondisi masing-masing dan status pandemi di daerahnya.

“Yang kedua adalah guru-guru, karena guru-guru akan mempersiapkan diri secara baik tentang kurikulum, apakah kita harus perkecil kurikulum, bagaimana dia punya mekanisme yang masuk di kelas, apakah dalam bentuk shift, hanya 6 atau 10 orang saja seperti sekolah luar biasa yang dalam proses belajar itu tidak boleh lebih dari 5 orang,” ujar Christian.

Baca Juga :  SK Perhutanan Sosial dan Hutan Adat Diserahkan

Kemudian yang ketiga adalah dukungan lingkungan, karena ini sangat penting. Misalnya, kalau di sekolah itu belum ada tempat cuci tangan, maka teman-teman di Dinas PU harus bantu sekolah tersebut, jangan biarkan sekolah sendiri. Kalau mereka perlu hand sanitizer atau perlu cairan disinfektan untuk semprot sekolah sebelum dimulainya belajar tatap muka, maka Dinas Kesehatan juga harus intervensi di bagian tersebut.

“Misalnya ada ibu -ibu atau tukang ojek yang suka antar anak sekolah (peserta didik) lalu berboncengan dua sampai empat orang, begitu juga dengan armada bus dan speed boat penuh, maka Dinas Perhubungan intervensi dengan menerjunkan personelnya,” sambungnya.

Jika ada sekolah yang dekat dengan tempat keramaian seperti pusat perbelanjaan atau pasar, maka Satpol PP bantu di daerah sekitar sekolah itu. “Jangan biarkan mereka sendiri, dan itu hal yang ketiga,” paparnya.

Hal yang keempat, menurut Kadis Christian Sohilait, yang paling penting adalah peran dari orang tua. Mulai hari ini, orang tua sudah harus mempersiapkan anaknya dengan baik. 

“Kalau anaknya masih trauma, karena ketakutan berkumpul dengan orang lain atau bawa bekal dan alat makan sendiri akibat anak itu takut, maka itu harus diberikan penjelasan kepada anak-anak dengan baik. Biasakan jaga anak-anak punya masker atau sesekali masker anak harus diganti, jadi orang tua harus memberikan kepastian kepada anak-anak agar saat mereka masuk mengikuti proses belajar di sekolah tidak trauma lagi,” imbuhnya.

Baca Juga :  Gerai Sako Ethnic Diharapkan Gandeng Pelaku UMKM Mama Papua

Intinya, empat hal ini pihaknya siapkan. “Saya awal Januari Tahun 2021 akan kumpul lagi dengan Kepala Dinas Pendidikan yang ada di Kabupaten/Kota seluruh Provinsi Papua, seluruh sekolah menyiapkan secara riil apa yang harus disiapkan. Kami sudah bagi check list, tinggal mereka yang siapkan, bagian mana yang sudah atau belum. Sekali lagi, saya ingin sampaikan dengan tegas, bahwa keselamatan anak-anak dan guru nomor satu,” beber Christian Sohilait.

Jika ada guru-guru dan orang tua yang tidak mengijinkan anaknya untuk pergi ke sekolah, jangan dipaksa. Tidak ada masalah dan silahkan jalan. Tapi kalau sudah siap, ya silahkan datang ke sekolah. Karena sementara ini proses belajar dengan sistem daring ini tetap jalan,” tambahnya.

Intinya membuka sekolah sesuai standar protokol kesehatan Covid-19. Jika memenuhi syarat dan lengkap sebagaimana arahan empat Menteri maka dapat berjalan di awal Januari 2021. (roy/tho)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya