Thursday, April 25, 2024
28.7 C
Jayapura

25 KK Warga BTN Gajah Mada Kembali Mengungsi

Kondisi kompleks perumahan BTN Gajah Mada Sentani yang kembali tergenang air, Senin (22/2). (Foto:Robert Mboik Cepos)

Kawasan Pemukiman YPKP Juga Dilanda Banjir

SENTANI- Sebanyak 25 Kepala Keluarga (KK) yang selama ini masih bertahan tinggal di kompleks perumahan BTN Gajah Mada Sentani, mengungsi setelah rumah mereka kembali terendam air setinggi lutut orang dewasa, Senin (22/2).

“Ada 25 KK yang mengungsi,” kata Corry, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Jayapura ketika dikonfirmasi media ini, Senin (22/2), kemarin.

Menurutnya, keluarga yang masih bertahan di kompleks perumahan itu memang belakangan ini tinggal di Posko pengungsian tepatnya di salah satu Mushola yang ada di sekitar BTN Dobonsolo, Kelurahan Dobonsolo Kabupaten Jayapura.

Selama musim penghujan kali ini, warga yang sempat mengungsi itu seringkali kembali ke rumahnya pada saat air surut. Namun setelah rumahnya kembali tergenang air, mereka kembali mengungsi.

Banjir yang terjadi tahun ini memang menjadi salah satu yang terburuk dari tahun-tahun sebelumnya. Karena curah hujan yang terjadi begitu tinggi sehingga menyebabkan kompleks perumahan itu terus digenangi air. Berdasarkan pantauan media ini, masih ada sejumlah rumah yang ditempati oleh pemiliknya, meskipun air sudah menggenangi kawasan perumahan itu.

Baca Juga :  Siapkan Program Terpadu untuk Warga Distrik Airu

” Untuk menangani persoalan ini, kami juga sudah menyurat ke Balai Wilayah Sungai untuk membantu melakukan normalisasi sungai yang ada di belakang kompleks perumahan itu,”ujarnya.

Banjir yang sama juga melanda kawasan pemukiman di YPKP dan depan ruas jalan Koramil 17 0/101 Sentani.

Pantauan media ini, banjir tersebut terjadi sekitar pukul 22.30 WIT atau sesaat setelah hujan deras mengguyur wilayah itu. Banjir yang sama juga terjadi di jalan utama atau depan Koramil Sentani. Air terlihat menggenangi badan jalan yang ada di sekitar kawasan itu.

Kardono, salah satu warga yang tinggal di kompleks pemukiman YPKP  Sentani menjelaskan, banjir yang terjadi kali ini memang cukup besar.”Tadi malam yang paling besar sampai ada rumah juga yang terendam banjir,” katanya kepada media ini di Sentani,  Senin, (22/2) kemarin.

Baca Juga :  Cegah Penyebaran PMK, Disbunak Bentuk Satgas

Dia mengisahkan banjir yang terjadi di YPKP sebenarnya disebabkan adanya pengalihfungsian kali yang saat ini sudah dijadikan tempat pembangunan perumahan masyarakat, kantor dan juga rumah ibadah. Padahal daerah itu mulai dari depan Masjid Al-Aqsa Sentani sampai di pondok pesantren dan beberapa kompleks perumahan warga merupakan jalur Kalimati yang setiap musim hujan akan dialiri air.

Kemudian penyebab lain dari banjir itu adalah saluran air yang ada di sekitar kompleks pemukiman warga yang sudah tidak lagi bisa menampung debit air yang turun dari lereng bukit yang ada di belakang kawasan pemukiman itu.(roy/tho)

Kondisi kompleks perumahan BTN Gajah Mada Sentani yang kembali tergenang air, Senin (22/2). (Foto:Robert Mboik Cepos)

Kawasan Pemukiman YPKP Juga Dilanda Banjir

SENTANI- Sebanyak 25 Kepala Keluarga (KK) yang selama ini masih bertahan tinggal di kompleks perumahan BTN Gajah Mada Sentani, mengungsi setelah rumah mereka kembali terendam air setinggi lutut orang dewasa, Senin (22/2).

“Ada 25 KK yang mengungsi,” kata Corry, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Jayapura ketika dikonfirmasi media ini, Senin (22/2), kemarin.

Menurutnya, keluarga yang masih bertahan di kompleks perumahan itu memang belakangan ini tinggal di Posko pengungsian tepatnya di salah satu Mushola yang ada di sekitar BTN Dobonsolo, Kelurahan Dobonsolo Kabupaten Jayapura.

Selama musim penghujan kali ini, warga yang sempat mengungsi itu seringkali kembali ke rumahnya pada saat air surut. Namun setelah rumahnya kembali tergenang air, mereka kembali mengungsi.

Banjir yang terjadi tahun ini memang menjadi salah satu yang terburuk dari tahun-tahun sebelumnya. Karena curah hujan yang terjadi begitu tinggi sehingga menyebabkan kompleks perumahan itu terus digenangi air. Berdasarkan pantauan media ini, masih ada sejumlah rumah yang ditempati oleh pemiliknya, meskipun air sudah menggenangi kawasan perumahan itu.

Baca Juga :  Meski Dikarantina, Sejumlah Anak-anak Tetap Berolahraga

” Untuk menangani persoalan ini, kami juga sudah menyurat ke Balai Wilayah Sungai untuk membantu melakukan normalisasi sungai yang ada di belakang kompleks perumahan itu,”ujarnya.

Banjir yang sama juga melanda kawasan pemukiman di YPKP dan depan ruas jalan Koramil 17 0/101 Sentani.

Pantauan media ini, banjir tersebut terjadi sekitar pukul 22.30 WIT atau sesaat setelah hujan deras mengguyur wilayah itu. Banjir yang sama juga terjadi di jalan utama atau depan Koramil Sentani. Air terlihat menggenangi badan jalan yang ada di sekitar kawasan itu.

Kardono, salah satu warga yang tinggal di kompleks pemukiman YPKP  Sentani menjelaskan, banjir yang terjadi kali ini memang cukup besar.”Tadi malam yang paling besar sampai ada rumah juga yang terendam banjir,” katanya kepada media ini di Sentani,  Senin, (22/2) kemarin.

Baca Juga :  Siapkan Program Terpadu untuk Warga Distrik Airu

Dia mengisahkan banjir yang terjadi di YPKP sebenarnya disebabkan adanya pengalihfungsian kali yang saat ini sudah dijadikan tempat pembangunan perumahan masyarakat, kantor dan juga rumah ibadah. Padahal daerah itu mulai dari depan Masjid Al-Aqsa Sentani sampai di pondok pesantren dan beberapa kompleks perumahan warga merupakan jalur Kalimati yang setiap musim hujan akan dialiri air.

Kemudian penyebab lain dari banjir itu adalah saluran air yang ada di sekitar kompleks pemukiman warga yang sudah tidak lagi bisa menampung debit air yang turun dari lereng bukit yang ada di belakang kawasan pemukiman itu.(roy/tho)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya