
Mengunjungi Kampung Tablasupa, Distrik Depapre, Kabupaten Jayapura
Tablasupa sebuah kampung yang letaknya berada di sebelah Barat Kota Sentani, Kabupaten Jayapura. Secara administrasi, kampung Tablasupa ini masuk dalam wilayah adminitrasi Distrik Depapre.
Laporan: Robert Mboik-Sentani
Untuk sampai ke Tablasupa dari Kota Sentani bisa diakses menggunakan jalan darat dengan lama waktu tempuh sekitar dua sampai tiga jam perjalanan tergantung kondisi di jalanan. Memang jalan menuju Tablasupa tidak selalu mulus. Hampir sebagian besar jalan yang dilalui dalam kondisi rusak berat. Tidak hanya itu, jalanan juga dipenuhi material batu dan pasir bekas longsoran. Kondisi jalan yang kurang bersahabat ini membuat pengunjung sedikit uji nyali. Modal nekat saja kurang cukup, jalanan yang curam dan tanjakan naik turun membuat anda pasti sedikit memacu adrenalin. Jika menggunakan motor atau mobil, silahkan terlebih dahulu untuk mengecek sistem pengereman kendaraan. Jika tidak, rem blong bisa saja berakhir tragis. Maaf, bukan bermaksud menakut nakuti, tapi ini untuk meningkatkan kesiapan demi menjaga keselamatan perjalanan anda.
Sebagaimana diketahui, Tablasupa merupakan nama dari satu kampung yang mempunyai tujuh pesona alam yang sangat indah khusus untuk pariwisata bahari. Datang ke Tablasupa para pengunjung akan disuguhkan dengan berbagai tawaran alam yang indah dan unik. Setidaknya ada tujuh lokasi wisata yang bisa dijadikan sebagai tempat untuk berwisata. Kita mulai dari destinasi wisata yang terjauh dari pintu masuk Tablasupa, pertama pantai Tepra saura, di sana pengunjung bisa menemukan keunikan yang mungkin sulit diterima akal sehat, yakni kemunculan air tawar dari tengah air laut. Di mana untuk mendapat air tawar itu, setiap pengunjung terlebih dulu memukul dinding perahu atau longboat.
Sesaat kemudian air tawar akan naik kepermukaan dalam bentuk gelembung. Sebelum gelembung itu pecah dipermukaan, masyarakat biasnya, langsung mengambilnya dan langsung diminum.
“Kalau dia gelembung sudah pecah, air tawarnya sudah campur air asin,” ungkapnya.
Kemudian, ada pantai Amai Yepa, di pantai ini, para pengunjung bisa melihat populasi penyu atau telur penyu yang berkembang biak secara alami. Kemudian yang berikutnya ada pantai Bunia Yepa, di sana juga terdapat sarang penyu dan juga merupakan tempat bersejarah karena menjadi tempat pendaratan Sekutu pada perang dunia kedua dan masih ada sisa-sisa perang yang masih terdapat di sekitar wilayah itu.
Destinasi wisata berikutnya itu pantai Serue Yepa, di pantai ini terdapat hamparan pasir putih yang sangat indah dan air lautnya yang sangat jernih serta terdapat ikan berwarna yang sangat indah. Selain itu ada juga pantai Arlen di sana saat ini sudah menjadi tempat diving dan uniknya, terdapat telaga yang airnya sangat jernih. Letaknya berdampingan dengan air laut. Biasanya ketika datang di tempat itu para pengunjung selalu mandi air laut dan kemudian membasuh kembali dengan air telaga. Tentu bukan hanya itu, ada juga pantai Amai yang letaknya tepat di salah satu pintu masuk ke sejumlah tempat destinasi wisata tersebut. Sama seperti lokasi wisata yang lainnya Amai Yepa juga menyajikan panorama alam yang indah khususnya saat sore hari, di situ pengunjung bisa menikmati suasana sore hari dengan langit berwarna yang muncul dari efek Sunset.
“Kemudian destinasi wisata Krimpong, di sana juga menjadi salah satu pintu masuk para pengunjung ketika berwisata. Tentu tempat itu juga memiliki keunikan tersendiri yaitu pengunjung bisa langsung menikmati dinginnya air pegunungan yang muncul langsung di bibir pantai itu.
Sebagaimana diketahui tempat itu sebenarnya sudah dikelola jauh sebelumnya oleh masyarakat lokal di sana, hanya saja pengelolaannya masih bersifat sendiri alias tanpa campur tangan pemerintah. Sejatinya ketersediaan fasilitas yang bisa dimanfaatkan pengunjung sudah cukup lengkap, mulai dari tempat bersantai atau tenda dengan harga yang cukup terjangkau yaitu Rp 200 ribu sekali pakai, kemudian urusan akomodasi jika pengunjung ingin berkeliling ke beberapa destinasi lainnya, masyarakat lokal juga sudah memiliki spedboat.
Begitu juga untuk urusan makanan masyarakat lokal di sana juga sudah menyiapkan masakan khas Papua yaitu papeda, tapi yang bikin beda, selain ditemani kua kuning khas ikan segarnya, juga ditambah kua doto asli buatan warga lokal. Sehingga jika anda berkesempatan datanglah ke Tablasupa. (*)