Sementara itu, Yo’ Ondofolo Kampung Babrongko, Ramses Wally menjelaskan bahwa Pengelolaan Rumah Sagu di Kampung Babrongko segera diresmikan sebagai bagian dari bantuan dan pendampingan organisasi pangan dunia, FAO.
Program ini merupakan hasil kerja sama dengan masyarakat adat Yosiba, yang meliputi Kampung Yoboi, Simporo, dan Babrongko. Rumah Sagu di Yoboi telah dibangun lebih dulu pada tahun 2024. Sementara itu, peresmian Rumah Sagu di Kampung Babrongko dijadwalkan berlangsung pada Rabu, 19 November 2025.
“Terdapat tiga agenda utama dalam kegiatan tersebut, Peresmian Rumah Sagu Babrongko, Peletakan batu pertama pembangunan pengolahan Rumah Sagu di Simporo, dan Penetapan Asosiasi Yoyomama sebagai lembaga pengelola sagu,” terangnya.
Asosiasi Yoyomama nantinya akan berperan sebagai penampung hasil sagu milik masyarakat, sekaligus mengelolanya agar memiliki nilai ekonomi lebih baik.
Sejak uji coba pengelolaan dilakukan pada September hingga November, Rumah Sagu telah mengolah 51 pohon sagu dan menghasilkan 425 sak. Setiap karung dijual dengan harga Rp300 ribu. (ana/wen)
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS https://www.myedisi.com/cenderawasihpos