Sementara itu, drh. Ribka Elopere mengatakan, demam babi afrika merupakan virus baru, namun sudah terdeteksi positif di Papua Pegunungan. Meski baru 2 kabupaten yang sampelnya positif tapi sesungguhnya virus ini sudah menyebar luas, hanya saja karena keterbatasan sehingga belum terdeteksi dan terdata baik.
“Di bulan oktober untuk menjawab pertanyaan masyarakat saya lakukan pengambilan sampel dan pemeriksaan di Jayapura dan disitu kami dapatkan Jawaban bahwa di Kabupaten Jayawijaya positif ada ASF,”jelasnya
Menurutnya, wabah ASF ini bisa menyerang ke seluruh jenis babi, baik ternak babi lokal maupun ras babi apapun bisa terseran ASF, sehingga potensi yang besar untuk penyebaran di Papua Pegunungan. ASF ini tidak ada pengobatan, tidak ada vaksin,
“Kami akan sangat rugi di sini. Ketika babi tertular ASF tidak ada peluang kesembuhan otomatis babi akan mati, virus ini hanya menyerang babi ratusan ekor babi sekali kena bisa semua mati, namun di sini kita belum ketemu karena kurangnya ada laporan,” kata Elopere
ia menambahkan untuk gejalah klinis babi ditemukan demam tinggi, ada diare, virus ini dia serang pembulu darah sehingga ada kemerahan di kulit, kemudian ada keluar darah dari hidung, mulut dan juga dari kemaluan. (jo)
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS https://www.myedisi.com/cenderawasihpos