Thursday, April 25, 2024
32.7 C
Jayapura

Khusuknya Tarawih di Masjid Terdalam di Dunia

Sejumlah karyawan muslim PT Freeport Indonesia saat menjalankan salat tarawih di  Masjid Baabul Munawwar,  Tembagapura yang berada di kedalaman 1.700 meter di bawah permukaan bumi. (FOTO : Dok. PTFI for Cepos)

JAYAPURA-Bekerja ribuan meter di bawah tanah, tak menjadi halangan bagi karyawan muslim PT Freeport Indonesia untuk tetap menjalankan kewajiban agama, yakni ibadah puasa dan tarawih di bulan Ramadan ini.    Mereka yang bekerja di dalam perut bumi,  ini melaksanakan salat Tarawih  di Masjid Baabul Munawwar, yang terletak Tembagapura, Timika, Papua, pada kedalaman 1.700 meter dari permukaan bumi.

   Masjid yang diresmikan pada bulan Juni 2016 itu memang didirikan oleh manajemen PT Freeport Indonesia untuk memudahkan para karyawannya yang beragama Islam untuk menunaikan ibadah salat lima waktu. Memasuki Bulan Ramadan, masjid dengan nama yang bermakna “pintu tempat cahaya” itu juga digunakan untuk berbuka puasa bersama dan mendirikan salat Tarawih bagi karyawan muslim yang bekerja di salah satu lokasi tambang terbesar di Indonesia itu.

  “Adapun untuk kegiatan selama bulan Ramadan, kita usahakan setiap hari Jumat itu paling tidak seminggu sekali kami adakan buka bersama di Masjid Baabul Munawwar,” ujar Budi Sutrisna, karyawan PT Freeport Indonesia yang juga merupakan pengurus Masjid Baabul Munawwar. Dalam kesehari-hariannya, Budi bertugas sebagai general foreman di Deep Mill Level Zone (DMLZ) atau tambang bawah tanah PT Freeport Indonesia.

  Karyawan yang aktif mengikuti kegiatan di Masjid Baabul Munawwar kebanyakan berasal dari bagian operasional tambang bawah tanah seperti bagian mekanik, konstruksi, operator, elektrik, instrument dan lainnya. Budi menjelaskan bahwa saat berbuka puasa, biasanya mereka menghentikan pekerjaan mereka sejenak untuk membatalkan puasa sekaligus menunaikan ibadah salat Magrib. Setelah itu, mereka akan kembali ke posnya masing-masing untuk kemudian berkumpul kembali di masjid dan menunaikan salat Isya serta Tarawih setelahnya.

Baca Juga :  Di Wamena, Tiga Pelaku Curanmor Diringkus

   “Di sela waktu antara magrib dan isya, para karyawan biasanya mengikuti safety meeting di bagiannya masing-masing. Meeting ini dilakukan untuk mengingatkan para pekerja terkait keselamatan kerja, karena bagaimanapun juga keselamatan kerja merupakan prioritas utama. Jadi, setelah mereka selesai pembagian tugas, sekitar kurang lebih setengah jam, mereka kembali ke masjid untuk melaksanakan shalat isya secara berjamaah dan dilanjutkan tarawih. Setelah itu mereka kembali ke pekerjaannya masing-masing, melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawabnya” kata Budi.

   Khusus di hari Jumat, karyawan muslim akan mendapatkan menu berbuka yang berbeda dari biasanya. Selain itu, pihak pengurus masjid juga mendatangkan Ustadz khusus dari Yayasan Masyarakat Muslim (YMM) untuk memberi tausiah.

   “Kami mengundang Ustadz dari Yayasan Masyarakat Muslim (YMM) untuk jadi imam sekaligus penceramah di kultum (red. Kuliah tujuh menit). Di samping itu, kita juga mengagendakan berbagai kegiatan lainnya yang bisa mengeratkan silaturahmi di antara para Jemaah. Alhamdulillah, mereka cukup gembira, cukup ramai, dan akan menyambut positif dari kegiatan ini,” lanjut Budi.

Baca Juga :  Tingkatkan Kualitas Pendidikan, Bangun Sekolah Unggulan

    Secara terpisah, Riza Pratama selaku Vice President, Coorporate Communication dari PT Freeport Indonesia menyebut bahwa manajemen perusahaan memang mendirikan masjid Baabul Munawwar sebagai bentuk komitmen perusahaan atas kehidupan beragama para karyawannya. Sebagai perusahaan dengan jumlah karyawan mencapai lebih dari 28 ribu personel, PT Freeport Indonesia tentunya menjadi rumah bagi banyak individu dengan keyakinan yang berbeda. Karena itu, kenyamanan karyawan dalam menjalankan ibadah selalu menjadi prioritas utama perusahaan.

    “Dengan jumlah karyawan yang begitu besar, tentu saja kenyamanan mereka dalam menjalankan ibadah sesuai kepercayaan merupakan prioritas kami. Karena itulah pada bulan yang suci ini, kami juga memastikan para karyawan kami yang beragama muslim untuk dapat menjalankan ibadah dengan maksimal.” Kata Riza.

    Tak hanya masjid, untuk memastikan terpenuhinya kebutuhan spiritual karyawan PT Freeport Indonesia, pihak perusahaan juga menyediakan fasilitas gereja bagi karyawannya yang beragama kristiani. Yang unik, gereja yang bernama Oikumene Soteria ini terletak secara berdampingan dengan Masjid Baabul Munawwar. Di tahun 2017, keduanya pun mendapatkan piagam rekor dari Museum Rekor Dunia-Indonesia (MURI) sebagai masjid dan gereja terdalam di Indonesia, bahkan di dunia.

   “Selain untuk memenuhi kebutuhan karyawan, keberadaan rumah ibadah secara berdampingan ini juga merupakan bentuk toleransi antar umat beragama dan simbol keberagaman karyawan PT Freeport Indonesia” tutupnya.(*/tri) 

Sejumlah karyawan muslim PT Freeport Indonesia saat menjalankan salat tarawih di  Masjid Baabul Munawwar,  Tembagapura yang berada di kedalaman 1.700 meter di bawah permukaan bumi. (FOTO : Dok. PTFI for Cepos)

JAYAPURA-Bekerja ribuan meter di bawah tanah, tak menjadi halangan bagi karyawan muslim PT Freeport Indonesia untuk tetap menjalankan kewajiban agama, yakni ibadah puasa dan tarawih di bulan Ramadan ini.    Mereka yang bekerja di dalam perut bumi,  ini melaksanakan salat Tarawih  di Masjid Baabul Munawwar, yang terletak Tembagapura, Timika, Papua, pada kedalaman 1.700 meter dari permukaan bumi.

   Masjid yang diresmikan pada bulan Juni 2016 itu memang didirikan oleh manajemen PT Freeport Indonesia untuk memudahkan para karyawannya yang beragama Islam untuk menunaikan ibadah salat lima waktu. Memasuki Bulan Ramadan, masjid dengan nama yang bermakna “pintu tempat cahaya” itu juga digunakan untuk berbuka puasa bersama dan mendirikan salat Tarawih bagi karyawan muslim yang bekerja di salah satu lokasi tambang terbesar di Indonesia itu.

  “Adapun untuk kegiatan selama bulan Ramadan, kita usahakan setiap hari Jumat itu paling tidak seminggu sekali kami adakan buka bersama di Masjid Baabul Munawwar,” ujar Budi Sutrisna, karyawan PT Freeport Indonesia yang juga merupakan pengurus Masjid Baabul Munawwar. Dalam kesehari-hariannya, Budi bertugas sebagai general foreman di Deep Mill Level Zone (DMLZ) atau tambang bawah tanah PT Freeport Indonesia.

  Karyawan yang aktif mengikuti kegiatan di Masjid Baabul Munawwar kebanyakan berasal dari bagian operasional tambang bawah tanah seperti bagian mekanik, konstruksi, operator, elektrik, instrument dan lainnya. Budi menjelaskan bahwa saat berbuka puasa, biasanya mereka menghentikan pekerjaan mereka sejenak untuk membatalkan puasa sekaligus menunaikan ibadah salat Magrib. Setelah itu, mereka akan kembali ke posnya masing-masing untuk kemudian berkumpul kembali di masjid dan menunaikan salat Isya serta Tarawih setelahnya.

Baca Juga :  Bupati Ancam Tutup Puskesmas Siepkosy

   “Di sela waktu antara magrib dan isya, para karyawan biasanya mengikuti safety meeting di bagiannya masing-masing. Meeting ini dilakukan untuk mengingatkan para pekerja terkait keselamatan kerja, karena bagaimanapun juga keselamatan kerja merupakan prioritas utama. Jadi, setelah mereka selesai pembagian tugas, sekitar kurang lebih setengah jam, mereka kembali ke masjid untuk melaksanakan shalat isya secara berjamaah dan dilanjutkan tarawih. Setelah itu mereka kembali ke pekerjaannya masing-masing, melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawabnya” kata Budi.

   Khusus di hari Jumat, karyawan muslim akan mendapatkan menu berbuka yang berbeda dari biasanya. Selain itu, pihak pengurus masjid juga mendatangkan Ustadz khusus dari Yayasan Masyarakat Muslim (YMM) untuk memberi tausiah.

   “Kami mengundang Ustadz dari Yayasan Masyarakat Muslim (YMM) untuk jadi imam sekaligus penceramah di kultum (red. Kuliah tujuh menit). Di samping itu, kita juga mengagendakan berbagai kegiatan lainnya yang bisa mengeratkan silaturahmi di antara para Jemaah. Alhamdulillah, mereka cukup gembira, cukup ramai, dan akan menyambut positif dari kegiatan ini,” lanjut Budi.

Baca Juga :  Sembilan Parpol Siap Verifikasi Vaktual

    Secara terpisah, Riza Pratama selaku Vice President, Coorporate Communication dari PT Freeport Indonesia menyebut bahwa manajemen perusahaan memang mendirikan masjid Baabul Munawwar sebagai bentuk komitmen perusahaan atas kehidupan beragama para karyawannya. Sebagai perusahaan dengan jumlah karyawan mencapai lebih dari 28 ribu personel, PT Freeport Indonesia tentunya menjadi rumah bagi banyak individu dengan keyakinan yang berbeda. Karena itu, kenyamanan karyawan dalam menjalankan ibadah selalu menjadi prioritas utama perusahaan.

    “Dengan jumlah karyawan yang begitu besar, tentu saja kenyamanan mereka dalam menjalankan ibadah sesuai kepercayaan merupakan prioritas kami. Karena itulah pada bulan yang suci ini, kami juga memastikan para karyawan kami yang beragama muslim untuk dapat menjalankan ibadah dengan maksimal.” Kata Riza.

    Tak hanya masjid, untuk memastikan terpenuhinya kebutuhan spiritual karyawan PT Freeport Indonesia, pihak perusahaan juga menyediakan fasilitas gereja bagi karyawannya yang beragama kristiani. Yang unik, gereja yang bernama Oikumene Soteria ini terletak secara berdampingan dengan Masjid Baabul Munawwar. Di tahun 2017, keduanya pun mendapatkan piagam rekor dari Museum Rekor Dunia-Indonesia (MURI) sebagai masjid dan gereja terdalam di Indonesia, bahkan di dunia.

   “Selain untuk memenuhi kebutuhan karyawan, keberadaan rumah ibadah secara berdampingan ini juga merupakan bentuk toleransi antar umat beragama dan simbol keberagaman karyawan PT Freeport Indonesia” tutupnya.(*/tri) 

Berita Terbaru

Artikel Lainnya