Site icon Cenderawasih Pos

Tekan Kasus Stunting, ini yang Dilakukan DP3AKB Kabupaten Puncak

Pemberikan makanan tambahan bagi bayi di bawah dua tahun di Puskemas Ilaga, Rabu(27/5/2024). (FOTO:Diskominfo Puncak for Cepos)

ILAGA– Stunting adalah kondisi tinggi badan anak lebih pendek dibanding tinggi badan anak seusianya, dan saat ini kasus ini di Kabupaten Puncak, masih saja ditemukan.

Untuk itu, Pemkab Puncakmulai mengambil langkah-langkah penanganan, salah satunya dengan memberikan makanan tambahan bagi bayi dua tahun ke bawah (Baduta) dan juga edukasi bagi para orang tua di Kabupaten Puncak, khususnya di wilayah Distrik Ilaga dan sekitarnya.

Dari Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Kabupaten Puncak, bekerja sama dengan Puskesmas Ilaga, dan Tim Penggerak PKK Kabupaten Puncak di Puskemas Ilaga, Rabu (27/05/2024).

Adapun pemberian bantuan makanan berupa susu kental manis, susu bubuk saset, telur, kacang hijau, beras ketan putih, gula merah, dan santan kara.

Pemberian paket makanan tambahan yang disertai dengan edukasi ini merupakan salah satu program berakan nasional dari BKKBN, Bapak-Bunda Asuh Stunting. Program ini dalam rangka untuk mempercepat penurunan angka stunting di Kabupaten Puncak.

Staf Ahli Bupati Bagian Kesejahteraan Rakyat, Ferry Laheba, sekaligus membuka kegiatan tersebut berharap agar kegiatan ini terus berkesinambungan, sehingga melalui kegiatan aksi nyata ini, stunting dapat ditekan.

“Kegiatan ini  diharapkan dapat  menurunkan angka stunting di Kabupaten Puncak, melalui bantuan pemenuhan gizi dan nutrisi, bagi anak dari keluarga berisiko stunting,”ungkap mantan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Puncak ini.

Di tempat yang sama, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Kabupaten Puncak, Frida Kayame mengatakan dalam pemberian makanan tambahan bagi bayi di bawah dua tahun ini.

Frida Kayame mengatakan, ini juga disertai dengan edukasi kepada para orang tua, terkait gizi dari pada anak terutama di usia 1000 hari kehidupan. Sekaligus dengan membentuk Program Bapak/Bunda Asuh Anak Stunting (BAAS) di Kabupaten Puncak, yang merupakan salah satu  program yang diluncurkan oleh BKKBN dalam upaya percepatan penurunan stunting di Indonesia.

“Tak hanya pemberian bantuan makanan tambahan, kami juga melakukan edukasi masif kepada para ibu dari para bayi, agar nantinya mereka dapat memantau tumbuh kembang sang anak di usia 1.000 hari pertama kehamilan,” ungkap Ibu Frida Kayame.

Kayame berharap para ibu dapat memberikan perhatiannya terhadap tumbuh kembang sang anak, utamanya dalam pemberian asupan gizi.

“Harapannya, para ibu dapat memperhatikan nutrisi Balita dengan pemberian makanan yang sehat,” harapnya.

Sementara  itu, salah satu dokter di Puskesmas Ilaga dr. Prasetya Kornelius Manurung yang juga terlibat dalam kegiatan pemeriksaan stunting menjelaskan bahwa stunting diartikan sebagai kekurangan gizi kronik yang berlangsung sangat lama, sehingga anak itu kerdil. Menurutnya, gejala tidak akan kelihatan, akan tetapi bisa dipantau dengan melihat dengan kondisi fisik bayi itu.

“Khusus di Kabupaten Puncak ini, stunting terjadi karena pernikahan dini dan ibu dibawah 17 tahun. Itu yang menyumbang stunting terbesar di Kabupaten Puncak. Itu karena rahim seorang ibu belum terbentuk secara sempurna, namun sudah dipaksa untuk mengandung, membuat anak itu stunting,” jelasnya.

Lanjutnya, kasus stunting di Puncak juga diakibatkan karena faktor pendidikan. Dimana pernikahan terlalu cepat, sehingga sang ibu tidak punya pemahaman yang baik, cara pola asuh bayi, sehingga anak terbentuk sejak 1000 hari kehidupan, tidak mendapatkan gizi dengan baik dan akhirnya anak terkena stunting.

“Kemudian juga keterbatasan faktor ekononi atau biaya. Sebab hampir rata-rata ibu-ibu ini putus sekolah atau tamatan SMP dan SMA, yang menikah, sehingga mereka tidak punya pendanaan untuk memenuhi gizi sang anak. Untuk diri sendiri saja harus meminta kepada orang tua, apalagi dia harus membiayai sang anak,”tuturnya.

Lanjut dr. Manurung, dalam program penanganan stunting di Kabupaten Puncak, khusus untuk tahun ini, semua progres sangat berjalan dengan baik terutama di satu tahun ini.

“Karena bukan hanya rapat-rapat saja, namun ada juga disertai dengan adanya tindakan aksi di lapangan, terutama Dinas Pemberdayaan dan juga Dinas kesehatan an PKK Kabupaten Puncak, untuk menyelesaikan kasus stunting di Kabupaten Puncak,” tutupnya.(Diskominfo Puncak/nat)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Exit mobile version