Saturday, April 27, 2024
28.7 C
Jayapura

Jemput 151 Pengungsi di Tiga Distrik

Sekda Lanny Jaya Christian Sohilait ST, MSi saat mengarahkan masyarakat Distrik Balingga yang mengungsi untuk kembali ke Kampungnya masing –masing, Sabtu (23/3).( FOTO : Dok Pemda Lanny Jaya for Cepos)

WAMENA-Pemda Lanny Jaya memastikan telah menjemput 151 masyarakat penggungsi pasca terjadinya kontak senjata pada 3 November tahun lalu saat penembakan terhadap Tukang ojek. Masyarakat ini mengungsi ke tiga tempat, yakni  Balingga Barat, Brua dan Ayanati.  Mereka  sudah dipanggil untuk kembali pulang ke kampung di Distrik Balingga.

    Menurut Sekda Lanny Jaya Christian Sohilait, yang turun langsung untuk memanggil para warga pengungsi di Lanny Jaya ini adalah Wakil Bupati Lanny Jaya Yemis Kogoya bersama dirinya dan Kapolres Lanny Jaya. Mereka yang mengungsi ini dari 4 gereja, yakni 3 gereja Baptis dan 1 gereja Katolik.

  “Dari 10 kampung yang ada di Distrik Balingga diketahui ada 8 kampung itu mengungsi, mereka mengungsi dalam waktu yang lama karena ada dua alasan pertama masyarakat ingin Purom CS ini keluar dari Timon Ikime atau dari Toemalo,” ungkapnya Sabtu (23/3) kemarin.

   Alasan kedua, kata Christian Sohilait, masyarakat mendapat ancaman dari kelompok –kelompok yang berseberangan, ancamannya mereka belum melakukan balas dendam kepada TNI/Polri oleh karena itu mereka memindahkan masyarakat.

Baca Juga :  Ada Kejanggalan, Tewasnya Staf KPU Yahukimo

  “Kita sudah berhasil meyakinkan masyarakat kalau semakin lama mereka mengungsi maka kalian tak akan sekolah, pelayanan kesehatan tidak jalan, aktifitas ekonomi akan lumpuh sehingga masyarakat harus kembali,”katanya.

  Menurutnya, Pemda juga meyakinkan masyarakat agar menjelang pemilu ini jangan sampai Lanny Jaya kehilangan suara yang cukup besar kalau mereka tak pulang kembali ke Kampung, sehingga masyarakat sepakat untuk kembali ke kampungnya.

  “Kami sudah mengirimkan beras sebanyak 20 ton untuk menjemput mereka, serta mendukung mereka untuk acara bakar batu untuk menandakan masyarakat akan kembali, sebelumnya pemuda sudah membersihkan gereja, sehingga kami menerima mereka untuk masuk kembali ke Kampung,”jelas Sohilait.

   Pemerintah berharap dalam 3 hari ke depan masyarakat sudah harus kembali dan kelompok Purom CS tidak mengganggu aktifitas kepulangan masyarakat.  Pemerintah juga memastikan untuk pelayanan pendidikan di Balingga sudah berjalan dimana sejak 7 Januari lalu sekolah SMP sudah berjalan.

Baca Juga :  Penyelesaian Adat Cenderung Rugikan Perempuan Korban Kekerasan

  “Untuk SD baru mulai berjalan 3 minggu lalu, namun masih bisa dimaklumi oleh pemerintah, kami juga sudah bisa masuk sampai ke Balingga Barat dengan menggunakan mobil, kalau pertama belum bisa masuk,” tuturnya. 

  Untuk keadaan pengungsi, lanjut Sekda, saat ini mereka dalam keadaan sehat karena mereka mengungsi ke keluarga mereka juga, seperti antara balingga dan Brua itu tidak jauh, hanya saja anak sekolah selama dalam pengungsian tidak melakukan aktifitas sekolahnya.

  “Ada 76 ASN yang juga ikut mengungsi seperti pegawai Puskesmas, Kantor Distrik, PPL, karena tidak berani tinggal di Balingga  yang dekat dengan markas Toemalo yang digunakan oleh purom CS,” pungkasnya. (jo/tri) 

Sekda Lanny Jaya Christian Sohilait ST, MSi saat mengarahkan masyarakat Distrik Balingga yang mengungsi untuk kembali ke Kampungnya masing –masing, Sabtu (23/3).( FOTO : Dok Pemda Lanny Jaya for Cepos)

WAMENA-Pemda Lanny Jaya memastikan telah menjemput 151 masyarakat penggungsi pasca terjadinya kontak senjata pada 3 November tahun lalu saat penembakan terhadap Tukang ojek. Masyarakat ini mengungsi ke tiga tempat, yakni  Balingga Barat, Brua dan Ayanati.  Mereka  sudah dipanggil untuk kembali pulang ke kampung di Distrik Balingga.

    Menurut Sekda Lanny Jaya Christian Sohilait, yang turun langsung untuk memanggil para warga pengungsi di Lanny Jaya ini adalah Wakil Bupati Lanny Jaya Yemis Kogoya bersama dirinya dan Kapolres Lanny Jaya. Mereka yang mengungsi ini dari 4 gereja, yakni 3 gereja Baptis dan 1 gereja Katolik.

  “Dari 10 kampung yang ada di Distrik Balingga diketahui ada 8 kampung itu mengungsi, mereka mengungsi dalam waktu yang lama karena ada dua alasan pertama masyarakat ingin Purom CS ini keluar dari Timon Ikime atau dari Toemalo,” ungkapnya Sabtu (23/3) kemarin.

   Alasan kedua, kata Christian Sohilait, masyarakat mendapat ancaman dari kelompok –kelompok yang berseberangan, ancamannya mereka belum melakukan balas dendam kepada TNI/Polri oleh karena itu mereka memindahkan masyarakat.

Baca Juga :  Ada Kejanggalan, Tewasnya Staf KPU Yahukimo

  “Kita sudah berhasil meyakinkan masyarakat kalau semakin lama mereka mengungsi maka kalian tak akan sekolah, pelayanan kesehatan tidak jalan, aktifitas ekonomi akan lumpuh sehingga masyarakat harus kembali,”katanya.

  Menurutnya, Pemda juga meyakinkan masyarakat agar menjelang pemilu ini jangan sampai Lanny Jaya kehilangan suara yang cukup besar kalau mereka tak pulang kembali ke Kampung, sehingga masyarakat sepakat untuk kembali ke kampungnya.

  “Kami sudah mengirimkan beras sebanyak 20 ton untuk menjemput mereka, serta mendukung mereka untuk acara bakar batu untuk menandakan masyarakat akan kembali, sebelumnya pemuda sudah membersihkan gereja, sehingga kami menerima mereka untuk masuk kembali ke Kampung,”jelas Sohilait.

   Pemerintah berharap dalam 3 hari ke depan masyarakat sudah harus kembali dan kelompok Purom CS tidak mengganggu aktifitas kepulangan masyarakat.  Pemerintah juga memastikan untuk pelayanan pendidikan di Balingga sudah berjalan dimana sejak 7 Januari lalu sekolah SMP sudah berjalan.

Baca Juga :  Warning 7 Kabupaten Batas Akhir Evaluasi APBD 20 Januari

  “Untuk SD baru mulai berjalan 3 minggu lalu, namun masih bisa dimaklumi oleh pemerintah, kami juga sudah bisa masuk sampai ke Balingga Barat dengan menggunakan mobil, kalau pertama belum bisa masuk,” tuturnya. 

  Untuk keadaan pengungsi, lanjut Sekda, saat ini mereka dalam keadaan sehat karena mereka mengungsi ke keluarga mereka juga, seperti antara balingga dan Brua itu tidak jauh, hanya saja anak sekolah selama dalam pengungsian tidak melakukan aktifitas sekolahnya.

  “Ada 76 ASN yang juga ikut mengungsi seperti pegawai Puskesmas, Kantor Distrik, PPL, karena tidak berani tinggal di Balingga  yang dekat dengan markas Toemalo yang digunakan oleh purom CS,” pungkasnya. (jo/tri) 

Berita Terbaru

Artikel Lainnya