Friday, March 29, 2024
26.7 C
Jayapura

Wabup Marthin: 3 W Bukan Program Pemerintah

Wakil Bupati Jayawijaya Marthin Yogobi, SH. M.Hum saat memberikan bantuan alat kerja , Bama dan pakaian kepada Warga Distrik Bugi untuk kembali melakukan 3 W (Wen, Wam,  Wene), Rabu (22/7). ( FOTO: Denny/ Cepos)

WAMENA-Wakil Bupati Jayawijaya Marthin Yogobi menyatakan bahwa Wen, Wam, Wene (3W), yang artinya Kebun, Babi, Masalah Hidup, bukan merupakan program pemerintah. Menurut Wabup, ini merupakan peradaban kehidupan masyarakat di wilayah Lapago, sehingga masyarakat tidak salah mengartikan maksud dan tujuannya untuk mengharapkan bantuan. Bantuan yang yang diberikan Pemda hanya membantu mengembalikan masyarakat melakukan 3 W.

   Bicara  tentang 3 W,  lebih jauh Wabup menjelaskan bahwa untuk Wen ini bicara masalah kebun dalam arti luas seperti kebun Hipere, Sayur, Kopi atau semua jenis perkebunan. Sementara Wam itu berbicara soal peternakan, sedangkan Wene merupakan bonus dari dua kegiatan itu.

Baca Juga :  Rumuskan Strategi Majukan Waropen

   “Cerita singkatnya kalau kalau ada wen (Kebun) mereka harus tanam ubi dan ubi itu digunakan memberi makan Wam,  sedangkan setelah pelihara wam itu bisa dijual atau digunakan untuk mengatasi masalah apa saja yang timbul dalam masyarakat, sehingga ini peradaban orang Lapago bukan merupakan program pemerintah,”ungkapnya Rabu (22/7) kemarin di Distrik Bugi.

   Ia menyatakan 3 W merupaka filosofi kehidupan orang Baliem terutama di wilayah Lapago secara keseluruhan. Artinya tanpa kebun orang di gunung tidak bisa hidup, sama dengan tanpa tanah orang Papua tak bisa hidup. Namun tanpa uang orang Papua bisa hidup itu merupakan pandangan hidup yang diturunkan sejak dulu.

   “Kita di gunung itu harus berkebun dan keluar keringat dulu baru bisa makan dan memelihara hewan ternak atau bisa melakukan kelangsungan hidup, itu menjadi tata cara hidup orang baliem, pemerintah hanya mencoba untuk masuk memanfaatkan filosofi hidup itu,”kata Marthin Yogobi.

Baca Juga :  Geledah Plafon, Polisi Temukan 2.600 Liter Miras Lokal

   Menurutnya, 3 W merupakan salah satu strategi atau pintu masuk memberdayakan ekonomi masyarakat yakni dengan pendekatan kearifan lokal. Pemerintah sadar selama ini telah memanjakan masyarakat dengan program Raskin atau Rastra, sehingga masyarakat hanya menunggu beras dan tak ada yang kerja kebun lagi.

   “Semua membuat proposal untuk dibawa ke kota, akibatnya lahan pertanian tak diurus  dan rumput tinggi menutupi kebun masyarakat, sehingga saat ini kita coba balik menggunakan tata cara hidup masyarakat yang lama atau menghidupkan tatanan kehidupan yang terlupakan sejenak dengan menggunakan 3 W,”jelasnya. (jo/tri)    

Wakil Bupati Jayawijaya Marthin Yogobi, SH. M.Hum saat memberikan bantuan alat kerja , Bama dan pakaian kepada Warga Distrik Bugi untuk kembali melakukan 3 W (Wen, Wam,  Wene), Rabu (22/7). ( FOTO: Denny/ Cepos)

WAMENA-Wakil Bupati Jayawijaya Marthin Yogobi menyatakan bahwa Wen, Wam, Wene (3W), yang artinya Kebun, Babi, Masalah Hidup, bukan merupakan program pemerintah. Menurut Wabup, ini merupakan peradaban kehidupan masyarakat di wilayah Lapago, sehingga masyarakat tidak salah mengartikan maksud dan tujuannya untuk mengharapkan bantuan. Bantuan yang yang diberikan Pemda hanya membantu mengembalikan masyarakat melakukan 3 W.

   Bicara  tentang 3 W,  lebih jauh Wabup menjelaskan bahwa untuk Wen ini bicara masalah kebun dalam arti luas seperti kebun Hipere, Sayur, Kopi atau semua jenis perkebunan. Sementara Wam itu berbicara soal peternakan, sedangkan Wene merupakan bonus dari dua kegiatan itu.

Baca Juga :  Rumuskan Strategi Majukan Waropen

   “Cerita singkatnya kalau kalau ada wen (Kebun) mereka harus tanam ubi dan ubi itu digunakan memberi makan Wam,  sedangkan setelah pelihara wam itu bisa dijual atau digunakan untuk mengatasi masalah apa saja yang timbul dalam masyarakat, sehingga ini peradaban orang Lapago bukan merupakan program pemerintah,”ungkapnya Rabu (22/7) kemarin di Distrik Bugi.

   Ia menyatakan 3 W merupaka filosofi kehidupan orang Baliem terutama di wilayah Lapago secara keseluruhan. Artinya tanpa kebun orang di gunung tidak bisa hidup, sama dengan tanpa tanah orang Papua tak bisa hidup. Namun tanpa uang orang Papua bisa hidup itu merupakan pandangan hidup yang diturunkan sejak dulu.

   “Kita di gunung itu harus berkebun dan keluar keringat dulu baru bisa makan dan memelihara hewan ternak atau bisa melakukan kelangsungan hidup, itu menjadi tata cara hidup orang baliem, pemerintah hanya mencoba untuk masuk memanfaatkan filosofi hidup itu,”kata Marthin Yogobi.

Baca Juga :  BLT Sembako Alternatif dan BLT BBM Segera Disalurkan

   Menurutnya, 3 W merupakan salah satu strategi atau pintu masuk memberdayakan ekonomi masyarakat yakni dengan pendekatan kearifan lokal. Pemerintah sadar selama ini telah memanjakan masyarakat dengan program Raskin atau Rastra, sehingga masyarakat hanya menunggu beras dan tak ada yang kerja kebun lagi.

   “Semua membuat proposal untuk dibawa ke kota, akibatnya lahan pertanian tak diurus  dan rumput tinggi menutupi kebun masyarakat, sehingga saat ini kita coba balik menggunakan tata cara hidup masyarakat yang lama atau menghidupkan tatanan kehidupan yang terlupakan sejenak dengan menggunakan 3 W,”jelasnya. (jo/tri)    

Berita Terbaru

Artikel Lainnya