Sunday, November 24, 2024
30.7 C
Jayapura

Bappeda Jayawijaya Pastikan Telah Lakukan Penyesuaian Rincian Anggaran 28 OPD

  “Kalau kita lihat struktur tanahnya disana tidak bisa untuk kita membuka perluasan areal perkebunan. Jadi ada pemda melakukan program lain untuk contohnya penganekaragaman pangan. Jadi tidak hanya tanam hipere disana, tetapi ada tanaman lain yang nanti data itu akan disiapkan oleh teman-teman dinas pertanian,”kata Ludya Logo.

   Menurut Kepala Bappeda Kabupaten Jayawijaya, sesuai dengan arahan yang disampaikan Pj Bupati Jayawijaya, terkait dengan penanganan kemiskinan ekstrem ini , telah dilihat ada beberapa indikator. Pertama ketersediaan infrastruktur dasar, bisa mengukur masyarakat itu masuk kategori miskin ekstrem atau tidak.

  “ Contoh lain dari ketersediaan terhadap akses pendidikan, kesehatan, sarana infrastruktur ketersediaan air bersih, MCK, dari sisi pemenuhan kebutuhan makanan setiap hari, pendapatan hitungannya per bulan per orang Rp 322 ribuan, jadi kalau hitungannya dalam satu keluarga ada empat orang berarti 1-2,8 juta sekian.”jelasnya

Baca Juga :  Belum Terima Laporan Resmi Bencana Kelaparan Di Distrik Amumo

  Lanjut Ludya hasil perhitungan itu setalah dilakukan identifikas,i nanti intervensi kebijakan ke masing-masing lokus y sudah bagi per zona di 40 distrik itu akan berbeda. Sehingga kesimpulan umumnya apa yang disampaikan Pj Bupati terkait dengan sinkronisasi program kegiatan yang ada di daerah dan pusat sebenarnya sudah ada, dan sudah sinkron karena sudah tertuang dalam dokumen perencanaan kami dan sudah ada bentuk penganggaran di masing-masing OPD.

  “Jadi Tidak ada pergeseran anggaran karena semua sumber dana untuk penurunan stunting, kemiskinan ekstrem, inflasi lebih dominan gunakan sumber dana otsus yang sasarannya langsung ke OAP. Misalkan pembangunan sarpras dinas pendidikan, kesehatan itu ada di DAK, tinggal digeser saja dananya,”tutupnya (jo)

Baca Juga :  Program Si-Ipar Pacu Kualitas Pendidikan di  Papua Pegunungan

  “Kalau kita lihat struktur tanahnya disana tidak bisa untuk kita membuka perluasan areal perkebunan. Jadi ada pemda melakukan program lain untuk contohnya penganekaragaman pangan. Jadi tidak hanya tanam hipere disana, tetapi ada tanaman lain yang nanti data itu akan disiapkan oleh teman-teman dinas pertanian,”kata Ludya Logo.

   Menurut Kepala Bappeda Kabupaten Jayawijaya, sesuai dengan arahan yang disampaikan Pj Bupati Jayawijaya, terkait dengan penanganan kemiskinan ekstrem ini , telah dilihat ada beberapa indikator. Pertama ketersediaan infrastruktur dasar, bisa mengukur masyarakat itu masuk kategori miskin ekstrem atau tidak.

  “ Contoh lain dari ketersediaan terhadap akses pendidikan, kesehatan, sarana infrastruktur ketersediaan air bersih, MCK, dari sisi pemenuhan kebutuhan makanan setiap hari, pendapatan hitungannya per bulan per orang Rp 322 ribuan, jadi kalau hitungannya dalam satu keluarga ada empat orang berarti 1-2,8 juta sekian.”jelasnya

Baca Juga :  Bawa 247,7 Gram Ganja, Seorang Pemuda Ditangkap

  Lanjut Ludya hasil perhitungan itu setalah dilakukan identifikas,i nanti intervensi kebijakan ke masing-masing lokus y sudah bagi per zona di 40 distrik itu akan berbeda. Sehingga kesimpulan umumnya apa yang disampaikan Pj Bupati terkait dengan sinkronisasi program kegiatan yang ada di daerah dan pusat sebenarnya sudah ada, dan sudah sinkron karena sudah tertuang dalam dokumen perencanaan kami dan sudah ada bentuk penganggaran di masing-masing OPD.

  “Jadi Tidak ada pergeseran anggaran karena semua sumber dana untuk penurunan stunting, kemiskinan ekstrem, inflasi lebih dominan gunakan sumber dana otsus yang sasarannya langsung ke OAP. Misalkan pembangunan sarpras dinas pendidikan, kesehatan itu ada di DAK, tinggal digeser saja dananya,”tutupnya (jo)

Baca Juga :  Putusan Kemempan RB, Penerimaan CPNS 2024 di Kabupaten Puncak 80:20 Persen

Berita Terbaru

Artikel Lainnya