Saturday, April 27, 2024
30.7 C
Jayapura

Bantu Korban Bencana, Mahasiswa Gelar Pengalangan Dana

JAYAPURA – Masih adanya sejumlah keluhan masyarakat pasca peristiwa peristiwa hujan es dan kekeingan di wilayah Kabupaten Puncak khususnya distrik Agandugume, maka sebagai bentuk keprihatinan mahasiswa menggelar aksi sumbangan sukarela di beberapa titik di pusat Kota Jayapura.

Aksi ini dilakukan dengan memegang sejumlah pamflet dan beberapa foto dampak kekeringan dan tulisan di wilayah tersebut. Mereka meminta sumbangan dari setiap warga yang melintas di beberapa titik lampu merah di wilayah Waena, Kotaraja, Abepura.

“Aksi (pengalangan dana) kami ini bagian dari tindakan kami untuk mengumpulkan dana karena masyarakat kami di Kampung Agandugume, mengalami kelaparan sampai saat ini akibat dampak bencana kekeringan,” katanya di Lampu Merah Waena, Senin, (21/8).

Dia mengatakan bencana ini telah merusak berbagai tanaman dari masyarakat baik petatas sayur-sayuran dan sejumlah tanaman pangan lain sehingga mereka butuh bantuan.

Baca Juga :  Puluhan Petak Rumah Kos di Komplek Pasar Youtefa Ludes Terbakar.

“Masyarakat kesulitan mendapatkan makan minum sampai saat ini. Maka Kami mahasiswa dari Kabupaten Puncak melakukan penggalangan dana, di titik lampu merah Abepura, Waena dan Kotaraja dan aksi Kami ini sudah meminta izin di pihak Kepolisian,” katanya.

Menurutnya, sebelumnya pemerintah telah membantu bahan makanan ke wilayah bencana, namun sampai saat ini bantuan tersebut tidak terserap sampai ke masyarakat dan sebagian masyarakat masih mengalami persoalan makan.

“Bantuan bama yang kami tahu baru dua kali dari dua flight/ penerbangan pesawat dan sampai saat ini masyarakat dengan jumlah 700 ribu penduduk, Bupati saat membagi beras per kepala keluarga hanya mendapat 3 kilo sehingga itu tidak cukup dan ada bantuan juga yang diberikan tetapi tidak sampai di lapangan,” jelasnya.

Baca Juga :  Tak Semua SPDP Jadi Berkas Perkara

Ia juga meminta agar ada keterbukaan dari posko dan setiap penyalur bantuan agar bantuan tersebut sampai di tangan masyarakat jangan ada permainan sehingga harus dibuka transparan.

“Jadi dalam hal kasus bencana alam ini kami tidak mau ada permainan yang dilakukan oleh orang-orang tertentu yang merugikan masyarakat kami lewat bantuan yang diberikan, dan masyarakat butuh saat ini makan, dana untuk beli bibit ke distrik lain jadi kami dari mahasiswa di delapan distrik, akan gelar aksi galang dana sampai 25 Agustus,” katanya. (oel/tri).

JAYAPURA – Masih adanya sejumlah keluhan masyarakat pasca peristiwa peristiwa hujan es dan kekeingan di wilayah Kabupaten Puncak khususnya distrik Agandugume, maka sebagai bentuk keprihatinan mahasiswa menggelar aksi sumbangan sukarela di beberapa titik di pusat Kota Jayapura.

Aksi ini dilakukan dengan memegang sejumlah pamflet dan beberapa foto dampak kekeringan dan tulisan di wilayah tersebut. Mereka meminta sumbangan dari setiap warga yang melintas di beberapa titik lampu merah di wilayah Waena, Kotaraja, Abepura.

“Aksi (pengalangan dana) kami ini bagian dari tindakan kami untuk mengumpulkan dana karena masyarakat kami di Kampung Agandugume, mengalami kelaparan sampai saat ini akibat dampak bencana kekeringan,” katanya di Lampu Merah Waena, Senin, (21/8).

Dia mengatakan bencana ini telah merusak berbagai tanaman dari masyarakat baik petatas sayur-sayuran dan sejumlah tanaman pangan lain sehingga mereka butuh bantuan.

Baca Juga :  Tiga Petak Rumah Ludes Terbakar

“Masyarakat kesulitan mendapatkan makan minum sampai saat ini. Maka Kami mahasiswa dari Kabupaten Puncak melakukan penggalangan dana, di titik lampu merah Abepura, Waena dan Kotaraja dan aksi Kami ini sudah meminta izin di pihak Kepolisian,” katanya.

Menurutnya, sebelumnya pemerintah telah membantu bahan makanan ke wilayah bencana, namun sampai saat ini bantuan tersebut tidak terserap sampai ke masyarakat dan sebagian masyarakat masih mengalami persoalan makan.

“Bantuan bama yang kami tahu baru dua kali dari dua flight/ penerbangan pesawat dan sampai saat ini masyarakat dengan jumlah 700 ribu penduduk, Bupati saat membagi beras per kepala keluarga hanya mendapat 3 kilo sehingga itu tidak cukup dan ada bantuan juga yang diberikan tetapi tidak sampai di lapangan,” jelasnya.

Baca Juga :  Pokok Pikiran Dewan akan Ditindaklanjuti dalam APBD

Ia juga meminta agar ada keterbukaan dari posko dan setiap penyalur bantuan agar bantuan tersebut sampai di tangan masyarakat jangan ada permainan sehingga harus dibuka transparan.

“Jadi dalam hal kasus bencana alam ini kami tidak mau ada permainan yang dilakukan oleh orang-orang tertentu yang merugikan masyarakat kami lewat bantuan yang diberikan, dan masyarakat butuh saat ini makan, dana untuk beli bibit ke distrik lain jadi kami dari mahasiswa di delapan distrik, akan gelar aksi galang dana sampai 25 Agustus,” katanya. (oel/tri).

Berita Terbaru

Artikel Lainnya