Friday, April 26, 2024
27.7 C
Jayapura

Belum Ada Sarpras, Pengawasan Daging Secara Manual

Masyarakat Jayawijaya saat menyembelih ternak babi untuk acara bakar batu Desember lalu. Hingga saat ini pengawasan daging ternak dilakukan secara manual  oleh petugas yang turun ke lapangan. ( foto: Denny/ Cepos)  

WAMENA-Pemkab Jayawijaya hingga kini belum memiliki peralatan yang mutakhir untuk melakukan pengawasan terhadap daging olahan yang sudah dikemas maupun ternak hidup yang masuk ke Jayawijaya. Pengawasan yang dilakukan selama ini  hanyalah secara manual dengan menurunkan tim ke  lapangan.

  Kepala Dinas Pertanian Jayawijaya Hendri Tetelepta mengakui pihaknya memang belum memiliki peralatan untuk mendeteksi apakah daging aman atau tidak untuk dikonsumsi. Namun, pihaknya selalu menurunkan tim untuk melakukan pengecekan secara langsung apakah daging yang diproduksi baik olahan yang dikemas atau ternak sembelihan layak atau tidak. 

  “Upaya yang bisa kita lakukan untuk mencegah daging atau ternak yang masuk (Wamena.red) terinfeksi atau tidak, kita pemantauan secara manual, karena tidak punya Sarpras yang mendetail kita turunkan tim untuk melihat itu,” ungkapnya Sabtu (17/1) kemarin 

Baca Juga :  Materi APBD Perubahan Pemda Jayawijaya Kemungkinan Sedikit Terlambat

   Hingga kini, kata Hendri,  Pemkab Jayawijaya belum memiliki stasiun karantina seperti yang ada di Merauke, Timika dan Kabupaten Biak Numfor. Untuk melakukan pengecekan terhadap daging dari ternak yang berasal dari luar daerah ke Jayawijaya yang sering diperjualkan di beberapa pertokoan. Sedangkan di Jayawijaya untuk daging itu masih dikirimkan dari luar Papua.

   “Di daerah itu karantina dalam bentuk stasiun, dimana semua sarana prasarana dari kementerian termasuk gaji, pendanaan ada disana, sehingga mereka bisa melakukan pengawasan setiap daging ternak yang masuk kesana” katanya.

   Hendri mengharapkan semua daging olahan maupun ternak babi yang masuk ke Jayawijaya sudah melalui karantina, sehingga bagi masyarakat yang mengkonsumsinya juga tidak berdampak pada kesehatan masyarakat itu sendiri.

Baca Juga :  Belum Terima Laporan Resmi Bencana Kelaparan Di Distrik Amumo

   “Kami berharap semua daging olahan di Jayawijaya yang masuk ini harus melalui karantina, sehingga kelayakan daging tersebut untuk diperjualbelikan, bahkan dikonsumsi masyarakat juga tak berdampak pada kesehatan,”beber Kadis Pertanian Pemda Jayawijaya.

   Ia memastikan pihaknya juga memberikan vaksin terhadap ternak babi di Jayawijaya agar aman untuk dikonsumsi. Ini dilakukan agar ternak babi yang ada di Jayawijaya bebas dari penyakit Hoc kolera. “Supaya penyakit dari luar tidak menulari kita punya ternak lokal, kita berikan vaksinasi yang baik pada setiap ternak babi di Kabupaten Jayawijaya, namun babi yang telah tervaksin ini masih aman untuk dikonsumsi,” bebernya. (jo/tri)

Masyarakat Jayawijaya saat menyembelih ternak babi untuk acara bakar batu Desember lalu. Hingga saat ini pengawasan daging ternak dilakukan secara manual  oleh petugas yang turun ke lapangan. ( foto: Denny/ Cepos)  

WAMENA-Pemkab Jayawijaya hingga kini belum memiliki peralatan yang mutakhir untuk melakukan pengawasan terhadap daging olahan yang sudah dikemas maupun ternak hidup yang masuk ke Jayawijaya. Pengawasan yang dilakukan selama ini  hanyalah secara manual dengan menurunkan tim ke  lapangan.

  Kepala Dinas Pertanian Jayawijaya Hendri Tetelepta mengakui pihaknya memang belum memiliki peralatan untuk mendeteksi apakah daging aman atau tidak untuk dikonsumsi. Namun, pihaknya selalu menurunkan tim untuk melakukan pengecekan secara langsung apakah daging yang diproduksi baik olahan yang dikemas atau ternak sembelihan layak atau tidak. 

  “Upaya yang bisa kita lakukan untuk mencegah daging atau ternak yang masuk (Wamena.red) terinfeksi atau tidak, kita pemantauan secara manual, karena tidak punya Sarpras yang mendetail kita turunkan tim untuk melihat itu,” ungkapnya Sabtu (17/1) kemarin 

Baca Juga :  DPRD Jayawijaya Minta Pemprov Bangun Rumah Layak Huni

   Hingga kini, kata Hendri,  Pemkab Jayawijaya belum memiliki stasiun karantina seperti yang ada di Merauke, Timika dan Kabupaten Biak Numfor. Untuk melakukan pengecekan terhadap daging dari ternak yang berasal dari luar daerah ke Jayawijaya yang sering diperjualkan di beberapa pertokoan. Sedangkan di Jayawijaya untuk daging itu masih dikirimkan dari luar Papua.

   “Di daerah itu karantina dalam bentuk stasiun, dimana semua sarana prasarana dari kementerian termasuk gaji, pendanaan ada disana, sehingga mereka bisa melakukan pengawasan setiap daging ternak yang masuk kesana” katanya.

   Hendri mengharapkan semua daging olahan maupun ternak babi yang masuk ke Jayawijaya sudah melalui karantina, sehingga bagi masyarakat yang mengkonsumsinya juga tidak berdampak pada kesehatan masyarakat itu sendiri.

Baca Juga :  Hasil Seleksi Calon PPD Diumumkan Hari ini

   “Kami berharap semua daging olahan di Jayawijaya yang masuk ini harus melalui karantina, sehingga kelayakan daging tersebut untuk diperjualbelikan, bahkan dikonsumsi masyarakat juga tak berdampak pada kesehatan,”beber Kadis Pertanian Pemda Jayawijaya.

   Ia memastikan pihaknya juga memberikan vaksin terhadap ternak babi di Jayawijaya agar aman untuk dikonsumsi. Ini dilakukan agar ternak babi yang ada di Jayawijaya bebas dari penyakit Hoc kolera. “Supaya penyakit dari luar tidak menulari kita punya ternak lokal, kita berikan vaksinasi yang baik pada setiap ternak babi di Kabupaten Jayawijaya, namun babi yang telah tervaksin ini masih aman untuk dikonsumsi,” bebernya. (jo/tri)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya