Saturday, April 27, 2024
28.7 C
Jayapura

Pembatasan Sosial Terasa Berat Tanpa Internet

Masyarakat Jayawijaya saat melakukan aksi demo di Kantor Grapari Telkomsel Wamena tahun lalu. Hingga kini warga masih keluhkan jaringan internet yang tidak memadai. ( FOTO: Denny/ Cepos) 

Warga Tagih Janji Telkomsel Perbaiki Jaringan Pasca Palapa Ring Beroperasi 

WAMENA-Warga Jayawijaya mempertanyakan kualitas jaringan internet yang seakan semakin memburuk di Wamena dan tidak ada upaya untuk melakukan perbaikan. Bahkan janji dari managemen Telkomsel pasca demo tahun lalu menunggu Program Palapa Ring Timur untuk perbaikan jaringan tak kunjung dilakukan meskipun program Kementerian Kominfo itu telah selesai dan dioperasikan.

  Keluhan atas jaringan internet yang tak sesuai dengan harga yang diberikan oleh operator satu -satunya di Wilayah Pegunungan Tengah Papua ini, tak hanya dirasakan sebagian masyarakat tetapi semua masyarakat. Sebab, dalam situasi pandemi virus Corona ini masyarakat diwajibkan mentaati social distancing atau pembatasan sosial dengan tinggal di rumah saja untuk melakukan akstifitas bekerja, belajar secara online.

  “Kenyataan yang terjadi kita tidak bisa bekerja dari rumah dengan kualitas jaringan internet yang seperti ini, kita bergantung dengan jaringan palapa ring timur yang sudah dioperasikan melalui kantor pemerintah, sehingga kami harus ke kantor untuk melanjutkan pekerjaan kami,”ungkap Terius salah satu ASN di lingkungan Pemda Jayawijaya kepada Cenderawasih Pos Jumat (3/4) kemarin.

Baca Juga :  Jemput Barang, 13 Sopir dan Kondektur Dikarantina

  Terius juga mempertanyakan janji managemen telkomsel pada saat demo ditahun 2019 lalu yang digalang jurnalis di Jayawijaya yang menyatakan didepan masyarakat menunggu selesainya pembangunan jaringan program Palapa ring Timur di Pegunungan Tengah Papua maka Jaringan ointernet akan diperbaiki.

  “Kenyataan yang ada meskipun Palapa Ring telah beroperasi di Jayawjaya sejak bulan lalu di launching, namun hingga saat ini tidak ada upaya untuk melakukan perbaikan jaringan dan masih bertahan dengan jaringan yang sangat tidak memuaskan,” kesalnya.

  Sebelumnya Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Wamena Yosep Wibisono mengaku untuk melakukan pembelajaran secara online di wilayah Jayawijaya dalam masa Social Distancing ini tak bisa dilakukan dengan kualitas jaringan internet yang diketahui bersama tidak memadai, sehingga bersama media elektronik RRI Wamena melakukan pembelajaran lewat radio.

Baca Juga :  Polres Upayakan Pasar Jibama Bisa Aktif Kembali

  “Kita tahu bersama saat ini diwajibkan di rumah saja, entah itu bekerja , belajar semua dari rumah, khusus untuk belajar ini di daerah lain bisa dilakukan secara online tetapi di Jayawijaya tak bisa dilakukan secara online sehingga dilakukan dengan Siaran dari RRI,”jelasnya.

  Hal yang sama juga dikeluhkan pengusaha oulet penjualan pulsa, jasa tranfer Uang (BRI link) yang tak mau disebutkan namanya, mengaku lantaran jaringan yang tak memadai ia mengalami kerugian dalam pengiriman uang. Pasalnya saat melakukan tranfer secara online karena jaringan tertulis pengiriman gagal, namun sebenarnya pengiriman itu telah berhasil dilakukan.

  “Kalau jaringan lancar maka usaha kita juga akan lancar, saya mengalami kerugian jutaan rupiah karena ketidakstabilan jaringan internet untuk melakukan transaksi pengiriman uang secara online,”bebernya. (jo/tri) 

Masyarakat Jayawijaya saat melakukan aksi demo di Kantor Grapari Telkomsel Wamena tahun lalu. Hingga kini warga masih keluhkan jaringan internet yang tidak memadai. ( FOTO: Denny/ Cepos) 

Warga Tagih Janji Telkomsel Perbaiki Jaringan Pasca Palapa Ring Beroperasi 

WAMENA-Warga Jayawijaya mempertanyakan kualitas jaringan internet yang seakan semakin memburuk di Wamena dan tidak ada upaya untuk melakukan perbaikan. Bahkan janji dari managemen Telkomsel pasca demo tahun lalu menunggu Program Palapa Ring Timur untuk perbaikan jaringan tak kunjung dilakukan meskipun program Kementerian Kominfo itu telah selesai dan dioperasikan.

  Keluhan atas jaringan internet yang tak sesuai dengan harga yang diberikan oleh operator satu -satunya di Wilayah Pegunungan Tengah Papua ini, tak hanya dirasakan sebagian masyarakat tetapi semua masyarakat. Sebab, dalam situasi pandemi virus Corona ini masyarakat diwajibkan mentaati social distancing atau pembatasan sosial dengan tinggal di rumah saja untuk melakukan akstifitas bekerja, belajar secara online.

  “Kenyataan yang terjadi kita tidak bisa bekerja dari rumah dengan kualitas jaringan internet yang seperti ini, kita bergantung dengan jaringan palapa ring timur yang sudah dioperasikan melalui kantor pemerintah, sehingga kami harus ke kantor untuk melanjutkan pekerjaan kami,”ungkap Terius salah satu ASN di lingkungan Pemda Jayawijaya kepada Cenderawasih Pos Jumat (3/4) kemarin.

Baca Juga :  Yakinkan Situasi Semakin Aman, Danrem Sembiring Kunjungi Oksibil

  Terius juga mempertanyakan janji managemen telkomsel pada saat demo ditahun 2019 lalu yang digalang jurnalis di Jayawijaya yang menyatakan didepan masyarakat menunggu selesainya pembangunan jaringan program Palapa ring Timur di Pegunungan Tengah Papua maka Jaringan ointernet akan diperbaiki.

  “Kenyataan yang ada meskipun Palapa Ring telah beroperasi di Jayawjaya sejak bulan lalu di launching, namun hingga saat ini tidak ada upaya untuk melakukan perbaikan jaringan dan masih bertahan dengan jaringan yang sangat tidak memuaskan,” kesalnya.

  Sebelumnya Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Wamena Yosep Wibisono mengaku untuk melakukan pembelajaran secara online di wilayah Jayawijaya dalam masa Social Distancing ini tak bisa dilakukan dengan kualitas jaringan internet yang diketahui bersama tidak memadai, sehingga bersama media elektronik RRI Wamena melakukan pembelajaran lewat radio.

Baca Juga :  Wamendagri Ingatkan PJ Gubernur Tiga Tugas Besar Yang Harus Diselesaikan

  “Kita tahu bersama saat ini diwajibkan di rumah saja, entah itu bekerja , belajar semua dari rumah, khusus untuk belajar ini di daerah lain bisa dilakukan secara online tetapi di Jayawijaya tak bisa dilakukan secara online sehingga dilakukan dengan Siaran dari RRI,”jelasnya.

  Hal yang sama juga dikeluhkan pengusaha oulet penjualan pulsa, jasa tranfer Uang (BRI link) yang tak mau disebutkan namanya, mengaku lantaran jaringan yang tak memadai ia mengalami kerugian dalam pengiriman uang. Pasalnya saat melakukan tranfer secara online karena jaringan tertulis pengiriman gagal, namun sebenarnya pengiriman itu telah berhasil dilakukan.

  “Kalau jaringan lancar maka usaha kita juga akan lancar, saya mengalami kerugian jutaan rupiah karena ketidakstabilan jaringan internet untuk melakukan transaksi pengiriman uang secara online,”bebernya. (jo/tri) 

Berita Terbaru

Artikel Lainnya