MERAUKE-Sebanyak 13 orang nelayan yang merupakan nahkoda dan anak buah kapal (ABK), dua kapal nelayan Indonesia asal Kabupaten Merauke yang ditahan oleh aparat berwenang Papua New Guinea (PNG), dilaporkan dalam kondisi sehat dan lengkap.
‘’Perkembangan nelayan yang sempat ditahan oleh aparat PNG sebanyak dua kapal, kami telah mendapatkan laporan dari Kedutaan Indonesia yang berada di PNG yang menyampaikan kepada pemilik kapal langsung didampingi staf perbatasan dari Provinsi Papua, bahwa kondisi mereka sehat dan masih lengkap 13 orang,” ungkap Kapolres Merauke AKBP Sandi Sultan, SIK., Minggu (28/8).
Adapun 13 orang nahkoda dan ABK dari kedua kapal yang berada di PNG yaitu untuk KMN Arsila 77 dengan nahkodanya bernama Sarif Casiman (32) dengan enam ABK masing-masing Laode Darsan (40), Riki Hemi Setiawan (38), Farid Sasole (31), Peli Puswakor (22), Joni (46), dan Ceno Jelaful (28). Sementara untuk KMN Baraka Paris 21 dengan nahkoda Rohman (43), Joni (51) yang merupakan tukang masak, Amin Nurul Mustofo (21) bagian mesin dan 3 kru yakni Nuriadi (42), Beni Wasel (26) dan Fernando Tuwok (22).
Sebagaimana diketahui, kedua kapal nelayan tersebut ditangkap tentara PNG, Selasa (22/8) lalu sekira pukul 15.30 WIT, karena memasuki wilayah PNG untuk menangkap ikan. Kedua kapal ini masuk wilayah laut PNG bersama dengan KMN Calvin-02. Namun saat melihat ada kapal patroli PNG, KMN Calvin-02 berusaha kabur sehingga tentara PNG memberondongnya dengan tembakan peluru. Akibatnya, nahkoda KMN Calvin-02 bernama Sugeng meninggal dunia akibat terkena peluru pada bagian kepala. Sedangkan 8 ABK lainnya berhasil selamat karena merundung dan bersembunyi di bagian mesin yang berada di bagian bawah kapal. (ulo/nat)