Sunday, April 28, 2024
27.7 C
Jayapura

HIV-AIDS, Sifilis dan Hepatitis B Rentan Ditransmisikan dari Ibu ke Janin

MERAUKE- Dinas Kesehatan Kabupaten Merauke menyosialisasikan eliminasi 3 penyakit menular di tahun 2030 mendatang. Ketiga penyakit tersebut adalah HIV-AIDS, Sifilis dan  Hepatitis B.  Dr Inge Silvia dari Dinas Kesehatan Kabupaten Merauke mengungkapkan, ketiga penyakit infeksi tersebut sangat rentan untuk ditransmisikan dari ibu kepada janin yang ada di dalam kandungannya. 

‘’Ketiga infeksi dan penyakit ini dapat menyebabkan morbiditas, disabilitas dan kematian ibu dan dapat menurunkan kualitas hidup anak yang terdampak,’’ katanya saat memberi sosialisasi kepada stakeholder, di Sekretariat KPA baru-baru ini. Pemerintah melalui Kementrian Kesehatan, lanjut dr. Inge Silvia, mengeluarkan peraturan untuk mengeliminasi ketiga penyakit menular tersebut di tahun 2030 mendatang.

dr Inge Silvia menjelaskan, untuk hepatitis tersebut masih tergolong tinggi. Dimana  masih sekitar 3 persen ibu hamil kena hepatitis. Jumlah ini, lanjutnya masih tergolong tinggi sehingga harus dielominasi atau diturunkan. 

‘’Kalau anaknya kena hepatitis dari ibunya, maka perutnya besar, hatinya mengeras. Dapat menyebabkan korosis dan kanker,’’ terangnya.   Apakah laki-laki kalau minum  alkohol dapat menyebakan korosis.   

Baca Juga :  Bawa 9 Paket Ganja, 3 Pemuda Diringkus

Sementara untuk Sifilis, lanjut dia, untuk tahun 2023 ini ditemukan 3 bayi lahir dengan sifilis. Kondisi bayi yang lahir dengan sifilis tersebut jelas  dr. Inge Silvia, dengan perut  gendut, hatinya membengkak dan bayi seperti ingusan terus dan kulit luka-luka. ‘’Masih ada di Merauke dan harus diobati dan dirawat selama 15 hari,’’ jelasnya.

Untuk sifilis ini, maka saat  ibu hamil, pasangannya juga  wajib diperiksa. Terkait dengan HIV/AIDS, dr. Inge menjelaskan, sejak 2017 lalu sudah dilaksanakan aksi daerah. Hanya saja, dalam prakteknya, akasi daerah ini belum berjalan secara optimal. Pasalnya, diskirimasi terhadap orang yang HIV-AIDS masih dinilai cukup tinggi. Bahkan ungkap Inge Silvia, ada yang harus melarikan diri saat mau ditest.

Baca Juga :  Pelantikan  Pejabat  Struktural Digelar Bulan ini

Dijelaskan, sampai saat ini prevalensi HIV-AIDS di Papua masih cukup tinggi  sehingga apabila kerja lambat dalam menurunkan angka prevalensi  tersebut, maka jumlah orang yang terinveksi HIV akan terus bertambah dan tentunya kematian akan terus meningkat.

Menurutnya, pemberian ARV kepada penderita HIV tidak lagi harus menunggu virus yang ada dalam tubuh orang tersebut  menjadi AIDS. Namun dengan perkembangan teknologi, seorang yang ditemukan positif HIV dapat  menjalani pengobatan  seumur hidup tersebut.

Hanya saja, lanjutnya, harga obat ARV ini sangat tinggi dan jika dibeli secara mandiri oleh penderitanya tidak sanggup, apalagi jika dari keluarga  kurang mampu. ‘’Karena itu, pemerintah  terus berupaya  untuk mengeliminasi sehingga yang terinveksi  tidak bertambah. Kalau terus meningkat, maka biaya yang dikeluarkan pemerintah untuk mengadaan ARV semakin besar,’’ tambahnya. (ulo/tho)    

MERAUKE- Dinas Kesehatan Kabupaten Merauke menyosialisasikan eliminasi 3 penyakit menular di tahun 2030 mendatang. Ketiga penyakit tersebut adalah HIV-AIDS, Sifilis dan  Hepatitis B.  Dr Inge Silvia dari Dinas Kesehatan Kabupaten Merauke mengungkapkan, ketiga penyakit infeksi tersebut sangat rentan untuk ditransmisikan dari ibu kepada janin yang ada di dalam kandungannya. 

‘’Ketiga infeksi dan penyakit ini dapat menyebabkan morbiditas, disabilitas dan kematian ibu dan dapat menurunkan kualitas hidup anak yang terdampak,’’ katanya saat memberi sosialisasi kepada stakeholder, di Sekretariat KPA baru-baru ini. Pemerintah melalui Kementrian Kesehatan, lanjut dr. Inge Silvia, mengeluarkan peraturan untuk mengeliminasi ketiga penyakit menular tersebut di tahun 2030 mendatang.

dr Inge Silvia menjelaskan, untuk hepatitis tersebut masih tergolong tinggi. Dimana  masih sekitar 3 persen ibu hamil kena hepatitis. Jumlah ini, lanjutnya masih tergolong tinggi sehingga harus dielominasi atau diturunkan. 

‘’Kalau anaknya kena hepatitis dari ibunya, maka perutnya besar, hatinya mengeras. Dapat menyebabkan korosis dan kanker,’’ terangnya.   Apakah laki-laki kalau minum  alkohol dapat menyebakan korosis.   

Baca Juga :  Rancangan Pergub Pembentukan Panpil MRP Disetujui

Sementara untuk Sifilis, lanjut dia, untuk tahun 2023 ini ditemukan 3 bayi lahir dengan sifilis. Kondisi bayi yang lahir dengan sifilis tersebut jelas  dr. Inge Silvia, dengan perut  gendut, hatinya membengkak dan bayi seperti ingusan terus dan kulit luka-luka. ‘’Masih ada di Merauke dan harus diobati dan dirawat selama 15 hari,’’ jelasnya.

Untuk sifilis ini, maka saat  ibu hamil, pasangannya juga  wajib diperiksa. Terkait dengan HIV/AIDS, dr. Inge menjelaskan, sejak 2017 lalu sudah dilaksanakan aksi daerah. Hanya saja, dalam prakteknya, akasi daerah ini belum berjalan secara optimal. Pasalnya, diskirimasi terhadap orang yang HIV-AIDS masih dinilai cukup tinggi. Bahkan ungkap Inge Silvia, ada yang harus melarikan diri saat mau ditest.

Baca Juga :  Satnarkoba Masih Gelar Perkara 

Dijelaskan, sampai saat ini prevalensi HIV-AIDS di Papua masih cukup tinggi  sehingga apabila kerja lambat dalam menurunkan angka prevalensi  tersebut, maka jumlah orang yang terinveksi HIV akan terus bertambah dan tentunya kematian akan terus meningkat.

Menurutnya, pemberian ARV kepada penderita HIV tidak lagi harus menunggu virus yang ada dalam tubuh orang tersebut  menjadi AIDS. Namun dengan perkembangan teknologi, seorang yang ditemukan positif HIV dapat  menjalani pengobatan  seumur hidup tersebut.

Hanya saja, lanjutnya, harga obat ARV ini sangat tinggi dan jika dibeli secara mandiri oleh penderitanya tidak sanggup, apalagi jika dari keluarga  kurang mampu. ‘’Karena itu, pemerintah  terus berupaya  untuk mengeliminasi sehingga yang terinveksi  tidak bertambah. Kalau terus meningkat, maka biaya yang dikeluarkan pemerintah untuk mengadaan ARV semakin besar,’’ tambahnya. (ulo/tho)    

Berita Terbaru

Artikel Lainnya