MERAUKE – Untuk pertama kalinya dalam kurun wkatu 10 tahun, Perum Bulog Merauke mengalami defisit penyimpanan di dalam gudang yang membuat perusahaan plat merah tersebut mengharuskan mendatangkan beras dari luar Merauke.
Kepala Perum Bulog Merauke Firman Mando saat ditemui media ini di Kantornya, Kamis (25/5) mengungkapkan, stok yang ada di gudang saat ini tinggal 89 ton yang terdiri dari Gudang Maro 5 ton, Gudang Tanah Miring 45 ton dan Gudang Candra Jaya Kurik 39 ton.
Sementara setiap bulannya, kebutuhan jatah ASN dan TNI/Polri sebanyak 450 ton. Sedangkan untuk gudang yang ada di Tanah Merah sebanyak 288 ton dengan kebutuhan setiap bulannya sekitar 50 ton.
‘’Saat ini, stok yang ada di gudang kita di Merauke tersisa 89 ton. Selain kita harus memenuhi jatah beras ASN dan TNI Polri, kita juga sekarang menyiapkan bantuan dalam rangka ketahanan pangan kepada masyarakat dengan jatah 10 Kg setiap keluarga penerima manfaat,’’ terangnya.
Dengan stok yang tersisa tersebut, diakui Firman Mando bahwa untuk jatah beras Juni , kemungkinan besar sebagiaan distribusi beras untuk ASN dan TNI-Polri tersebut mengalami penundaan.
‘’Kita akan mendatangkan beras dari Surabaya sebanyak 2.000 ton untuk memenuhi kebutuhan kita, di mana beras tersebut akan datang secara bertahap. Minggu pertama Juni sebanyak 150 ton, lalu minggu kedua 150 ton lagi. Ini karena kapasitas kontainer yang terbatas. Saya sudah lapor ke Pj Gubernur Papua Selatan dan telah mendapatkan izin dari beliau,’’ jelasnya.
Firman Mando menjelaskan bahwa gudang Bulog Merauke yang mulai kosong tersebut dikarenakan stok di penggilingan beras di lapangan lagi kosong. Kalaupun ada, harganya di atas harga pembelian Bulog.
‘’Kalau beberapa tahun lalu, kita Bulog yang dikejar-kejar pengusaha penggilan mulai tahun lalu sampai sekarang kita yang kejar-kejar penggilingan tapi stoknya memang kosong. Kalaupun ada, harga jual diatas harga pembelian yang ditetapkan pemerintah,’’ tandasnya.
Ditambahkan, dalam 5 bulan terakhir sejak Januari sampai Merauke, beras yang diserap Bulog Merauke baru mencapai 1.082 ton. (ulo/tho)