MERAUKE- Seorang Anak Buah Kapal (ABK) KM Aulia 01 di Kampung Wogikel, Distrik Ilwayab, Kabupaten merauke bernama Albertus Mahuze (32) meninggal dunia Rabu (22/2) sekitar pukul 13.30 WIT.
Korban meninggal setelah diduga dianiaya oleh seorang oknum anggota TNI Angkatan Laut (Lantamal IX) yang telah ditempatkan di Pos Angkatan Laut (Posal) Ilwayab sejak 5 bulan lalu berinisial Kelasi II MM.
Danlantamal IX Merauke, Brigjen TNI (Mar) Gatot Mardiyono, SH, kepada wartawan membenarkan adanya kejadian yang menimpah seorang ABK asal Distrik Okaba, Kabupaten Merauke tersebut.
Jenderal bintang satu itu mengungkapkan, kasus ini berawal pada Hari Selasa (21/2) sekitar pukul 23.00 WIT di mana ada situasi ramai-ramai di jalan, di mana ada 2 anggota masyarakat yakni korban Albertus dan adiknya Daniel yang teriak-teriak di jalan menganggu ketertiban, sehingga karena lokasinya dekat dengan Pos TNI Angkatan Laut, sehingga ditegur oleh anggotanya Kld MM tersebut.
‘’Informasi yang saya terima, dia ditegur, karena kondisi mabuk sehingga mungkin dia tidak terima sehingga korban berusaha menyerang, ada masyarakat yang ada di situ ikut terlibat sehingga terjadi perkelahian antara anggota TNI AL dengan satu anggota masyarakat dengan 2 orang mabuk ini,’’ katanya.
Lanjut dia, karena keduanya dalam kondisi mabuk sehingga keduanya diamankan di Posal Wogikel. ‘’Kalau tidak diamankan, maka ini cukup berbahaya. Karena keduanya berasal dari Okaba Merauke yang sedang bekerja di sana dan mabuk. Agar tidak terjadi masalah dengan masyarakat setempat sehingga diamankan di Posal,’’ terangnya.
Karena dalam keadaan mabuk dan mulai sadar, lanjut Danlantamal, maka keduanya sekitar pukul 03.00 WIT dibawa Anggota Posal ke KM Aulia 01, sedangkan Daniel dibawa ke KMN Tiro Indah.
Pada Rabu (22/2) sekitar pukul 13.00 WIT, ABK kapal berusaha membangunkan korban Albertus, namun tidak bangun. Kemudian ABK kapal menghubungi adiknya Daniel untuk membangunkan, namun juga tidak bangun sehingga menghubungi POSAL.
Kemudian POSAL mengajak orang kesehatan dari Puskesmas dan mengecek dan, ternyata korban meninggal dunia.
‘’Tentunya ini penyesalan bagi kita semua, terutama saya di Papua Selatan, sehingga mohon disampaikan. Saya memohon maaf atas musibah ini. Saya tidak tutup-tutupi. Tapi kepastiannya perlu investigasi dari Polisi Meliter karena itu tugasnya,’’ tandas Danlantamal.
Sebagai bentuk keprihatinan, lanjut Danlamal, pihaknya membantu sepenuhnya proses pergeseran almarhum dari Wogikel ke Merauke sampai pada pemakaman.
Danlantamal menambahkan, saat ini tidak ada lagi menutup-nutupi pelanggaran yang dilakukan oleh oknum prajurit TNI. ‘’Mungkin semua sudah tahu, semuanya bisa lihat dan transparan di Mahkamal Meliter. Tentunya semua kita serahkan kepada yang berwenang, kalau memang bersalah, karena perlu waktu penyelidikan, baik dari Polisi Meliter berkoordinasi dengan Polri,’’ tandasnya. (ulo/tho)