MERAUKE– Dalam rangka mengurai antrean panjang pasien penyakit dalam yang akan berobat, pihak RSUD Merauke telah mengambil sejumlah langkah konkrit sehingga pengambilan nomor antrean yang dimulai sekitar pukul 02.00 dinihari tersebut dapat ditekan.
Direktur RSUD Merauke dr. Yenny Mahuze saat ditemui di RSUD Merauke mengungkapkan, langkah-langkah yang dilakukan tersebut diantaranya rencana menambah dokter specialis penyakit dari 3 orang menjadi 4 dokter spesialis. ‘’Itu salah satu langkah yang kita lakukan,’’ terangnya.
Kedua, pengambilan nomor antrean secara online dan offline. Untuk online diperuntukan bagi masyarakat yang tinggal di kota dan pinggiran kota. Sedangkan untuk offline, masyarakat yang datang dari kampung-kampung.
Yenny Mahuhe menjelaskan, pendaftaram online nantinya pihak rumah sakit yang akan menentukan kapan yang bersangkutan datang ke rumah sakit setelah mendaftar secara online.
‘’Kita yang tentukan kapan datang untuk konsultasi dan pemeriksaan dengan dokter spesialis penyakit dalam setelah mendaftar secara online,’’ jelasnya.
Ketiga, lanjut Yenny Mahuze bahwa permasalahan yang terjadi selama ini bukan hanya soal nomor antrean saja. Tapi sudah menyangkut dengan obat kronis. ‘’Yang bikin banyak ini karena pasien yang mengambil obat kronis yang seharusnya mereka bisa ambil di Puskesmas atau apotik yang bekerja sama dengan BPJS, tapi tiap minggu selama 1 bulan datang ke rumah sakit,’’ katanya.
Karena itu, lanjut dia untuk pengambilan obat kronis tersebut hanya diambil di RSUD Merauke pada 7 hari pertama, sementara 23 hari berikutnya diambil di Puskesmas atau apotik pemerintah yang ada di Merauke dalam hal ini PT Kimia Farma.
‘’Kami sudah rapat dengan BPJS Kesehatan terkait pengambilan obat ini, di mana BPJS Kesehatan bekerja sama dengan apotik lain. Kalau apotik lain, karena BPJS itu pemerintah maka dia harus bekerja sama dengan apotik pemerintah. Karena di Merauke, apotik pemerintah yang ada adalah PT Kimia Farma,’’tambahnya. (ulo/tho)