Sunday, April 28, 2024
27.7 C
Jayapura

Propam:  Tidak  Ada  Kekerasan Anggota kepada Korban

MERAUKE-Unit   Propam  Polres  Merauke langsung bergerak   terkait dengan  adanya  informasi  korban kecelakaan beruntun di  depan Pospol  Sermayam, Distrik   Tanah Miring  yang menyebabkan korban Maikel Ipnon  meninggal dunia. Propam melakukan pemeriksaan  baik terhadap  saksi-saksi maupun   terhadap anggota yang bertugas di Pospol  Sermayam  tersebut. 

   Kanit   Propam  Polres Merauke   Iptu  Harapan Purba  mengungkapkan bahwa  dari hasil  pemeriksaan  yang dilakukan pihaknya,  baik  terhadap  para saksi maupun  kepada  anggota yang bertugas  di Pospol tersebut  tidak ada  pemukulan,  apalagi  penganiayaan  yang dilakukan  oleh  anggotanya  terhadap korban tersebut.  

   Menurut  Harapan Purba bahwa kecelakaan tersebut terjadi di depan  Pospol  yang berdekatan dengan puskesmas  pembantu. Dimana  saat itu  korbannya ada 5 orang dan yang parah   adalah anak   kecil. Dengan   keterbatasan  tenaga medis yang hanya 1 orang,   maka  yang diprioritaskan adalah anak kecil. 

   “Sedangkan  korban Maikel ini berteriak  di situ  karena masih dalam  pengaruh minuman keras. Karena berteriak-teriak  maka   masyarakat  semakin  tambah banyak.  Kemudian datang Kapospol  Sermayam  dari Senayu,  karena dapat   telepon  adanya  kecelakaan beruntun. Kemudian saat datang dan menanyakan mana  korbannya,   maka  si  korban Maikel  ini sudah diikat   tanggannya  ke belakang pakai kain,” katanya. 

Baca Juga :  ASN Harus Punya Kapasitas dan Integritas Tinggi

   Yang ikat  berdasarkan keterangan  warga, kata  Kanit Propam Harapan Purba adalah masyarakat. Korban  diikat karena terus berteriak. ‘’Kemudian  Kapospol  bertanya  ini  siapa  (kepada  korban Maikel) yang  dijawab  warga   kalau  dia  pelakunya (padahal bukan  dia yang bawa  motor),’’ jelasnya.

    Karena   masyarakat semakin bertambah banyak, maka korban Maikel dibawa ke  Pospol Sermayam  untuk dikasih tenang. “Tapi  kemudian dia  kembali ke Pustu.  Mungkin  karena  lama di Pustu, maka dia  kembali   ke Pos, sementara    warga yang ditabrak menghubungi  kepala   kampung Senayu sehingga   diselesaikan persoalan    tersebut oleh kepala Kampung  Senayu.”ungkapnya. 

  Sekitar  pukul 23.30 WIT,  kemudian korban  Maikel dibawa ke Polsek  Tanah Miring oleh Pospol   Sermayam, namun   pagarnya saat itu sudah tutup. “Kemudian  dibawa ke Polsek  lalu diambil identitasnya. Kalau dilihat fisiknya tidak terlalu  banyak  luka hanya  sedikit lecet di  tangannya. Tapi   korban tidak menggunakan helm, sehingga kemungkinan  terjadi   benturan   kepala saat kecelakaan  beruntun itu,’’ jelasnya. 

Baca Juga :  DPRD Agendakan Sidang KUA PPAS Perubahan

   Namun  sekitar pukul   05.00  WIT,  korban dibawa ke puskemas  Tanah miring   karena  muntah-muntah  dan sekitar  pukul  06.30 WIT, korban meninggal  dunia.  “Kalau diberitakan pertama ada kekerasan dan lehernya diikat,  dari keterangan yang kami  peroleh baik  dari masyarakat maupun  petugas  kami tidak ada kekerasan. Memang tangannya  diikat kain itu   karena terlalu banyak berteriak. Di Pospol Sermayam, korban  tidak diapa-apakan. Karena jarak dan keterbatasan petugas dan sarana prasarana. Dan  diantar  juga dari  Pospol itu  dengan  truk terbuka. Dan di sana, di Pospol Sermayam itu  mereka  kuatir  karena teriak-teriak. Jadi sekali lagi, tidak ada kekerasan   anggota kepada korban,’’ pungkasnya. (ulo/tri)   

MERAUKE-Unit   Propam  Polres  Merauke langsung bergerak   terkait dengan  adanya  informasi  korban kecelakaan beruntun di  depan Pospol  Sermayam, Distrik   Tanah Miring  yang menyebabkan korban Maikel Ipnon  meninggal dunia. Propam melakukan pemeriksaan  baik terhadap  saksi-saksi maupun   terhadap anggota yang bertugas di Pospol  Sermayam  tersebut. 

   Kanit   Propam  Polres Merauke   Iptu  Harapan Purba  mengungkapkan bahwa  dari hasil  pemeriksaan  yang dilakukan pihaknya,  baik  terhadap  para saksi maupun  kepada  anggota yang bertugas  di Pospol tersebut  tidak ada  pemukulan,  apalagi  penganiayaan  yang dilakukan  oleh  anggotanya  terhadap korban tersebut.  

   Menurut  Harapan Purba bahwa kecelakaan tersebut terjadi di depan  Pospol  yang berdekatan dengan puskesmas  pembantu. Dimana  saat itu  korbannya ada 5 orang dan yang parah   adalah anak   kecil. Dengan   keterbatasan  tenaga medis yang hanya 1 orang,   maka  yang diprioritaskan adalah anak kecil. 

   “Sedangkan  korban Maikel ini berteriak  di situ  karena masih dalam  pengaruh minuman keras. Karena berteriak-teriak  maka   masyarakat  semakin  tambah banyak.  Kemudian datang Kapospol  Sermayam  dari Senayu,  karena dapat   telepon  adanya  kecelakaan beruntun. Kemudian saat datang dan menanyakan mana  korbannya,   maka  si  korban Maikel  ini sudah diikat   tanggannya  ke belakang pakai kain,” katanya. 

Baca Juga :  Diiringi Isak Tangis, Jenazah Ketua DPRD Merauke Dimakamkan 

   Yang ikat  berdasarkan keterangan  warga, kata  Kanit Propam Harapan Purba adalah masyarakat. Korban  diikat karena terus berteriak. ‘’Kemudian  Kapospol  bertanya  ini  siapa  (kepada  korban Maikel) yang  dijawab  warga   kalau  dia  pelakunya (padahal bukan  dia yang bawa  motor),’’ jelasnya.

    Karena   masyarakat semakin bertambah banyak, maka korban Maikel dibawa ke  Pospol Sermayam  untuk dikasih tenang. “Tapi  kemudian dia  kembali ke Pustu.  Mungkin  karena  lama di Pustu, maka dia  kembali   ke Pos, sementara    warga yang ditabrak menghubungi  kepala   kampung Senayu sehingga   diselesaikan persoalan    tersebut oleh kepala Kampung  Senayu.”ungkapnya. 

  Sekitar  pukul 23.30 WIT,  kemudian korban  Maikel dibawa ke Polsek  Tanah Miring oleh Pospol   Sermayam, namun   pagarnya saat itu sudah tutup. “Kemudian  dibawa ke Polsek  lalu diambil identitasnya. Kalau dilihat fisiknya tidak terlalu  banyak  luka hanya  sedikit lecet di  tangannya. Tapi   korban tidak menggunakan helm, sehingga kemungkinan  terjadi   benturan   kepala saat kecelakaan  beruntun itu,’’ jelasnya. 

Baca Juga :  Dugaan Korupsi Dana Desa Diselidiki

   Namun  sekitar pukul   05.00  WIT,  korban dibawa ke puskemas  Tanah miring   karena  muntah-muntah  dan sekitar  pukul  06.30 WIT, korban meninggal  dunia.  “Kalau diberitakan pertama ada kekerasan dan lehernya diikat,  dari keterangan yang kami  peroleh baik  dari masyarakat maupun  petugas  kami tidak ada kekerasan. Memang tangannya  diikat kain itu   karena terlalu banyak berteriak. Di Pospol Sermayam, korban  tidak diapa-apakan. Karena jarak dan keterbatasan petugas dan sarana prasarana. Dan  diantar  juga dari  Pospol itu  dengan  truk terbuka. Dan di sana, di Pospol Sermayam itu  mereka  kuatir  karena teriak-teriak. Jadi sekali lagi, tidak ada kekerasan   anggota kepada korban,’’ pungkasnya. (ulo/tri)   

Berita Terbaru

Artikel Lainnya