Friday, March 29, 2024
27.7 C
Jayapura

Belum Terima ULP, Sejumlah Guru SD Datangi Kantor Dinas Pendidikan

MERAUKE- Karena belum  terima   tunjangan Uang  Lauk Pauk  (ULP) bulan April, Mei dan Juni   2020, sejumlah    guru mendatangi  Kantor Dinas   Pendidikan dan  Kebudayaan   Kabupaten Merauke yang  saat ini  masih  menyewa gedung di KNS  II, Jalan Seringgu Merauke,  Rabu (22).    

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Merauke Thiasony Betaubun, S.Sos, M.Pd, MM saat memberikan penjelasan kepada sejumlah    guru yang datang menanyakan soal  ULP 3 bulan yang  tidak dibayarkan  dinas,  Rabu (22/7). (FOTO: Sulo/Cepos)

   Maria Magdalena, salah satu guru  yang bertugas  di SD Sarsang,  Tanah Miring-Merauke tersebut  kepada wartawan mengungkapkan  bahwa  kedatangan pihaknya   ke  kantor dinas  pendidikan ini  karena ULP   untuk bulan  April, Mei dan Juni  belum dibayarkan   oleh  pihak Dinas  Pendidiikan.  Sementara  tenaga  struktural di dinas   dan  pengawas  sudah terima  ULP tersebut.

Baca Juga :  PPS akan Segera Koordinasikan Dinas Perikanan Papua

  “Bukan   hanya  SD tapi juga guru TK dan  SMP yang  belum terima  ULP  tersebut,’’   terangnya.   

   Kedatangan  para guru tersebut  didampingi  salah satu pengurus  PGRI Merauke  Soleman Jambormias.  Kepala  Dinas  Pendidikan dan  Kebudayaan Kabupaten  Merauke  Thiasony Betaubun, S.Sos, M.Pd, MM  menemui langsung  para guru  yang  datang  tersebut. 

  Thiasony Betaubun  membenarkan bahwa  ULP   untuk guru  3 bulan  terakhir   yakni April, Mei  dan Juni  tidak dibayarkan   karena   anggaran  yang diberikan untuk ULP  hanya 9 bulan. Sedangkan  3  bulan  tidak  dialokasikan  karena dialokasikan  untuk penanganan Covid-19.   “Tidak   hanya  dialami  oleh teman-teman guru tapi  kita semua termasuk seluruh  SKPD yang ada di  lingkungan  Pemerintah Kabupaten Merauke. Kalau   tidak percaya,  silakan  pergi tanyakan ke   tim anggaran  daerah,’’ katanya. 

Baca Juga :  Antisipasi Paham Radikalisme, Perlu Satu Pemahaman

   Thiasoni  Betaubun menjelaskan   bahwa  jika ada yang  dibayarakan  bulan April, Mei, dan Juni berarti 3 bulan  terakhir  yakni  Oktober, November dan Desember   2020 yang tidak dibayarkan. “Jadi bukan  hanya kita  yang  ULP dipotong  3 bulan,   tapi   semua  SKPD  juga mengalami  hal yang sama.   Pemotongan anggaran ini juga  tidak hanya terjadi di daerah tapi  untuk lembaga  kementerian,’’ tandasnya. 

    Setelah mendengar  penjelasan tersebut, Soleman Jambormias   menjelaskan bahwa  yang  harus  dilakukan adalah memperjuangkan lewat dewan  agar  ULP  bagi guru-guru tersebut   dianggarkan  secara penuh. ‘’Besok kita  menghadap  dewan   untuk menyampaikan  masalah ini agar  ULP  para guru   ini dibayarkan full,’’ katanya. 

   Meski sudah ada penjelasan dari Kadis Pendidikan  tersebut, namun diantara guru yang  datang tersebut belum  terima   penjelasan tersebut. ‘’Kalau    ULP kami  tidak dibayar  full, kami  di rumah saja,’’ kata  seorang guru    yang datang tersebut. (ulo/tri)    

MERAUKE- Karena belum  terima   tunjangan Uang  Lauk Pauk  (ULP) bulan April, Mei dan Juni   2020, sejumlah    guru mendatangi  Kantor Dinas   Pendidikan dan  Kebudayaan   Kabupaten Merauke yang  saat ini  masih  menyewa gedung di KNS  II, Jalan Seringgu Merauke,  Rabu (22).    

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Merauke Thiasony Betaubun, S.Sos, M.Pd, MM saat memberikan penjelasan kepada sejumlah    guru yang datang menanyakan soal  ULP 3 bulan yang  tidak dibayarkan  dinas,  Rabu (22/7). (FOTO: Sulo/Cepos)

   Maria Magdalena, salah satu guru  yang bertugas  di SD Sarsang,  Tanah Miring-Merauke tersebut  kepada wartawan mengungkapkan  bahwa  kedatangan pihaknya   ke  kantor dinas  pendidikan ini  karena ULP   untuk bulan  April, Mei dan Juni  belum dibayarkan   oleh  pihak Dinas  Pendidiikan.  Sementara  tenaga  struktural di dinas   dan  pengawas  sudah terima  ULP tersebut.

Baca Juga :  PPS akan Segera Koordinasikan Dinas Perikanan Papua

  “Bukan   hanya  SD tapi juga guru TK dan  SMP yang  belum terima  ULP  tersebut,’’   terangnya.   

   Kedatangan  para guru tersebut  didampingi  salah satu pengurus  PGRI Merauke  Soleman Jambormias.  Kepala  Dinas  Pendidikan dan  Kebudayaan Kabupaten  Merauke  Thiasony Betaubun, S.Sos, M.Pd, MM  menemui langsung  para guru  yang  datang  tersebut. 

  Thiasony Betaubun  membenarkan bahwa  ULP   untuk guru  3 bulan  terakhir   yakni April, Mei  dan Juni  tidak dibayarkan   karena   anggaran  yang diberikan untuk ULP  hanya 9 bulan. Sedangkan  3  bulan  tidak  dialokasikan  karena dialokasikan  untuk penanganan Covid-19.   “Tidak   hanya  dialami  oleh teman-teman guru tapi  kita semua termasuk seluruh  SKPD yang ada di  lingkungan  Pemerintah Kabupaten Merauke. Kalau   tidak percaya,  silakan  pergi tanyakan ke   tim anggaran  daerah,’’ katanya. 

Baca Juga :  Antisipasi Paham Radikalisme, Perlu Satu Pemahaman

   Thiasoni  Betaubun menjelaskan   bahwa  jika ada yang  dibayarakan  bulan April, Mei, dan Juni berarti 3 bulan  terakhir  yakni  Oktober, November dan Desember   2020 yang tidak dibayarkan. “Jadi bukan  hanya kita  yang  ULP dipotong  3 bulan,   tapi   semua  SKPD  juga mengalami  hal yang sama.   Pemotongan anggaran ini juga  tidak hanya terjadi di daerah tapi  untuk lembaga  kementerian,’’ tandasnya. 

    Setelah mendengar  penjelasan tersebut, Soleman Jambormias   menjelaskan bahwa  yang  harus  dilakukan adalah memperjuangkan lewat dewan  agar  ULP  bagi guru-guru tersebut   dianggarkan  secara penuh. ‘’Besok kita  menghadap  dewan   untuk menyampaikan  masalah ini agar  ULP  para guru   ini dibayarkan full,’’ katanya. 

   Meski sudah ada penjelasan dari Kadis Pendidikan  tersebut, namun diantara guru yang  datang tersebut belum  terima   penjelasan tersebut. ‘’Kalau    ULP kami  tidak dibayar  full, kami  di rumah saja,’’ kata  seorang guru    yang datang tersebut. (ulo/tri)    

Berita Terbaru

Artikel Lainnya