Kru Diancam, KSOP Belum Izinkan Kapal ke Pedalaman
MERAUKE-Sejak pandemi Covid-19 terjadi, Kantor Syahbandar Ototitas Pelabuhan (KSOP) Merauke menghentikan operasi kapal perintis untuk membawa logistik ke pedalaman. Kepala KSOP Merauke Turky R.K. Sully, SH, ketika ditemui media ini mengungkapkan bahwa penghentian operasi kapal perintis untuk membawa logistik ke pedalaman tersebut dikarenakan kru kapal diancam oleh masyarakat.
“Kita tidak tahu. Apakah ada ketakutan yang berlebihan dari masyarakat sehingga mengancam kru kapal atau bagaimana. Tapi, itu laporan yang kami terima dari nahkoda dan kru kapal kalau mereka diancam. Karena kapal itu bukan milik pribadi tapi Negara, sehingga untuk sementara kapal perintis tidak membawa logistik ke pedalaman,’’ tandas Turky ditemui di Kantornya, Senin (22/6).
Menurut Turky sementara pihaknya bernegosiasi dengan pemerintah daerah agar ada jaminan keamanan terhadap kapal tersebut, terkait dengan kebutuhan logistik di pedalaman yang semakin menipis. “Cuma sampai sekarang belum ada respon. Bahkan saya coba hubungi Kepala Dinas Perhubungan untuk mencari solusi agar ada pelayanan kapal khususnya ke pedalaman untuk mengangkut logistik. Tapi, sampai sekarang belum ada respon,’’ katanya.
Menurut KSOP Turky, bicara tentang barang ke pedalaman sekitar 60 persen diangkut dengan kapal perintis tersebut. Turky juga menyebut bahwa karena tidak adanya pengangkutan logistik ke pedalaman lewat kapal laut tersebut menyebabkan hampir semua gudang penuh. Begitu juga untuk container hampir penuh dengan barang.
“Ada kapal-kapal kecil, kapal kayu yang ikut bawa barang ke pedalaman tapi itu hanya seberapa saja. Paling banyak biasanya kapal perintis ini,” tandasnya.
Sedangkan untuk kapal swasta, jelas KSOP Turky bahwa hampir semua anggarannya telah ditarik ke pusat untuk penanganan Covid-19. “Kita belum tahu apakah masih ada anggarannya atau tidak. Tapi yang pasti, anggaran untuk kapal swasta untuk trayek perintis tersebut semuanya sudah ditarik ke pusat untuk penanganan Covid. Kecuali kapal BUMN untuk trayek perintis yang dilaksanakan oleh ASDP dan Pelni. Tapi, untuk Pelni yang mengangkut logistik ini yang mendapatkan teror dari masyarakat,” pungkasnya. (ulo/tri)
MERAUKE-Sejak pandemi Covid-19 terjadi, Kantor Syahbandar Ototitas Pelabuhan (KSOP) Merauke menghentikan operasi kapal perintis untuk membawa logistik ke pedalaman. Kepala KSOP Merauke Turky R.K. Sully, SH, ketika ditemui media ini mengungkapkan bahwa penghentian operasi kapal perintis untuk membawa logistik ke pedalaman tersebut dikarenakan kru kapal diancam oleh masyarakat.
“Kita tidak tahu. Apakah ada ketakutan yang berlebihan dari masyarakat sehingga mengancam kru kapal atau bagaimana. Tapi, itu laporan yang kami terima dari nahkoda dan kru kapal kalau mereka diancam. Karena kapal itu bukan milik pribadi tapi Negara, sehingga untuk sementara kapal perintis tidak membawa logistik ke pedalaman,’’ tandas Turky ditemui di Kantornya, Senin (22/6).
Menurut Turky sementara pihaknya bernegosiasi dengan pemerintah daerah agar ada jaminan keamanan terhadap kapal tersebut, terkait dengan kebutuhan logistik di pedalaman yang semakin menipis. “Cuma sampai sekarang belum ada respon. Bahkan saya coba hubungi Kepala Dinas Perhubungan untuk mencari solusi agar ada pelayanan kapal khususnya ke pedalaman untuk mengangkut logistik. Tapi, sampai sekarang belum ada respon,’’ katanya.
Menurut KSOP Turky, bicara tentang barang ke pedalaman sekitar 60 persen diangkut dengan kapal perintis tersebut. Turky juga menyebut bahwa karena tidak adanya pengangkutan logistik ke pedalaman lewat kapal laut tersebut menyebabkan hampir semua gudang penuh. Begitu juga untuk container hampir penuh dengan barang.
“Ada kapal-kapal kecil, kapal kayu yang ikut bawa barang ke pedalaman tapi itu hanya seberapa saja. Paling banyak biasanya kapal perintis ini,” tandasnya.
Sedangkan untuk kapal swasta, jelas KSOP Turky bahwa hampir semua anggarannya telah ditarik ke pusat untuk penanganan Covid-19. “Kita belum tahu apakah masih ada anggarannya atau tidak. Tapi yang pasti, anggaran untuk kapal swasta untuk trayek perintis tersebut semuanya sudah ditarik ke pusat untuk penanganan Covid. Kecuali kapal BUMN untuk trayek perintis yang dilaksanakan oleh ASDP dan Pelni. Tapi, untuk Pelni yang mengangkut logistik ini yang mendapatkan teror dari masyarakat,” pungkasnya. (ulo/tri)