Thursday, December 26, 2024
27.7 C
Jayapura

JGG: Bupati Tetap Asli Papua, Wabup Warga Nusantara

Drs Johanes Gluba Gebze

MERAUKE-  Bagi  yang non Papua  yang  saat ini  ada rencana   untuk maju sebagai  bakal calon bupati Merauke   untuk periode 2021-2026 untuk mulai berpikir dua kali. Sebab, meski   belum ada aturan  yang  mengatur terhadap masalah tersebut, namun salah satu   tokoh Selatan Papua  yang juga mantan bupati Merauke 2 periode Drs Johanes Gluba Gebze dengan tegas  bahwa   untuk bupati  periode berikutnya harus  orang asli Papua.  sedangkan wakilnya, kata dia,    tetap dari warga nusantara. 

   “Bupati harus  orang asli. Sedangkan  wakil bupati  kita  paketkan dengan warga nusantara,’’ tandas  Johanes Gluba Gebze yang akrab juga disapa dengan JGG saat  menghadiri undangan coffee morning  Pemerintah Kabupaten Merauke  terkait situasi Papua saat ini di Kantor Bupati Merauke, Selasa (20/8). 

Baca Juga :  Dishub Perketat Pemeriksaan Truk dan Hilux

    Johanes Gluba    Gebze mengungkapkan, bahwa  soal konfigurasi kebhinekaan ini   di Merauke  dimulai  oleh dirinya sendiri. Dimana   sebelumnya adalah asli-asli. Kemudian ketika pada    periode pertama,   dirinya menggandeng dr Benyamin Simatupang, M.Ph sebagai patner.  Selanjutnya, pada periode   kedua,  dirinya menggandeng Drs Waryoto,M.Si. Tak hanya  itu, dimasa  jabatannya  yang akan berakhir, kata JGG, dirinya melantik  kepala SKPD  yang jumlahnya sama. Katolik  12, Protestan 12 dan Muslim 12 orang.  ‘’Waktu itu  saya mencari  yang Hindu Bali tapi   belum dapatkan,’’ katanya 

     Dikatakan,  bupati  harus orang asli   Papua, karena DPRD  Kabupaten Merauke  hasil pemilihan  umum pada 17 April lalu,  orang asli Marind sebagai pemilik  ulayat  ini hanya 3 orang yang  bisa duduk di DPRD Kabupaten Merauke yang memiliki 30 kursi. 

Baca Juga :  Disperindakop Fasilitasi Penjualan Produk UMKM Orang Asli Papua 

  ‘’Jangan bicara nasionalismes tapi keserakahan menghancurkan kebhinekaan.  Tidak ada kata lain selain kata kelola. Kita DPRD sudah tidak seimbang. Birokrasi sudah kita bagi. Sehingga bupati asli dan wakil bupati dari warga nusantara. Itu komitmen,’’ tandasnya. 

  Sementara  itu sebelumnya, pihak LMA    Kabupate Merauke  sudah membuat   pernyataan  untuk bupati  dan wakil bupati Merauke periode berikutnya  dua-duanya harus asli orang Marind.  (ulo/tri)  

Drs Johanes Gluba Gebze

MERAUKE-  Bagi  yang non Papua  yang  saat ini  ada rencana   untuk maju sebagai  bakal calon bupati Merauke   untuk periode 2021-2026 untuk mulai berpikir dua kali. Sebab, meski   belum ada aturan  yang  mengatur terhadap masalah tersebut, namun salah satu   tokoh Selatan Papua  yang juga mantan bupati Merauke 2 periode Drs Johanes Gluba Gebze dengan tegas  bahwa   untuk bupati  periode berikutnya harus  orang asli Papua.  sedangkan wakilnya, kata dia,    tetap dari warga nusantara. 

   “Bupati harus  orang asli. Sedangkan  wakil bupati  kita  paketkan dengan warga nusantara,’’ tandas  Johanes Gluba Gebze yang akrab juga disapa dengan JGG saat  menghadiri undangan coffee morning  Pemerintah Kabupaten Merauke  terkait situasi Papua saat ini di Kantor Bupati Merauke, Selasa (20/8). 

Baca Juga :  Disperindakop Fasilitasi Penjualan Produk UMKM Orang Asli Papua 

    Johanes Gluba    Gebze mengungkapkan, bahwa  soal konfigurasi kebhinekaan ini   di Merauke  dimulai  oleh dirinya sendiri. Dimana   sebelumnya adalah asli-asli. Kemudian ketika pada    periode pertama,   dirinya menggandeng dr Benyamin Simatupang, M.Ph sebagai patner.  Selanjutnya, pada periode   kedua,  dirinya menggandeng Drs Waryoto,M.Si. Tak hanya  itu, dimasa  jabatannya  yang akan berakhir, kata JGG, dirinya melantik  kepala SKPD  yang jumlahnya sama. Katolik  12, Protestan 12 dan Muslim 12 orang.  ‘’Waktu itu  saya mencari  yang Hindu Bali tapi   belum dapatkan,’’ katanya 

     Dikatakan,  bupati  harus orang asli   Papua, karena DPRD  Kabupaten Merauke  hasil pemilihan  umum pada 17 April lalu,  orang asli Marind sebagai pemilik  ulayat  ini hanya 3 orang yang  bisa duduk di DPRD Kabupaten Merauke yang memiliki 30 kursi. 

Baca Juga :  Cegah Stunting, Koramil Kimaam Berikan Makanan Tambahan 

  ‘’Jangan bicara nasionalismes tapi keserakahan menghancurkan kebhinekaan.  Tidak ada kata lain selain kata kelola. Kita DPRD sudah tidak seimbang. Birokrasi sudah kita bagi. Sehingga bupati asli dan wakil bupati dari warga nusantara. Itu komitmen,’’ tandasnya. 

  Sementara  itu sebelumnya, pihak LMA    Kabupate Merauke  sudah membuat   pernyataan  untuk bupati  dan wakil bupati Merauke periode berikutnya  dua-duanya harus asli orang Marind.  (ulo/tri)  

Berita Terbaru

Artikel Lainnya