JGG: Bupati Tetap Asli Papua, Wabup Warga Nusantara
MERAUKE- Bagi yang non Papua yang saat ini ada rencana untuk maju sebagai bakal calon bupati Merauke untuk periode 2021-2026 untuk mulai berpikir dua kali. Sebab, meski belum ada aturan yang mengatur terhadap masalah tersebut, namun salah satu tokoh Selatan Papua yang juga mantan bupati Merauke 2 periode Drs Johanes Gluba Gebze dengan tegas bahwa untuk bupati periode berikutnya harus orang asli Papua. sedangkan wakilnya, kata dia, tetap dari warga nusantara.
“Bupati harus orang asli. Sedangkan wakil bupati kita paketkan dengan warga nusantara,’’ tandas Johanes Gluba Gebze yang akrab juga disapa dengan JGG saat menghadiri undangan coffee morning Pemerintah Kabupaten Merauke terkait situasi Papua saat ini di Kantor Bupati Merauke, Selasa (20/8).
Johanes Gluba Gebze mengungkapkan, bahwa soal konfigurasi kebhinekaan ini di Merauke dimulai oleh dirinya sendiri. Dimana sebelumnya adalah asli-asli. Kemudian ketika pada periode pertama, dirinya menggandeng dr Benyamin Simatupang, M.Ph sebagai patner. Selanjutnya, pada periode kedua, dirinya menggandeng Drs Waryoto,M.Si. Tak hanya itu, dimasa jabatannya yang akan berakhir, kata JGG, dirinya melantik kepala SKPD yang jumlahnya sama. Katolik 12, Protestan 12 dan Muslim 12 orang. ‘’Waktu itu saya mencari yang Hindu Bali tapi belum dapatkan,’’ katanya
Dikatakan, bupati harus orang asli Papua, karena DPRD Kabupaten Merauke hasil pemilihan umum pada 17 April lalu, orang asli Marind sebagai pemilik ulayat ini hanya 3 orang yang bisa duduk di DPRD Kabupaten Merauke yang memiliki 30 kursi.
‘’Jangan bicara nasionalismes tapi keserakahan menghancurkan kebhinekaan. Tidak ada kata lain selain kata kelola. Kita DPRD sudah tidak seimbang. Birokrasi sudah kita bagi. Sehingga bupati asli dan wakil bupati dari warga nusantara. Itu komitmen,’’ tandasnya.
Sementara itu sebelumnya, pihak LMA Kabupate Merauke sudah membuat pernyataan untuk bupati dan wakil bupati Merauke periode berikutnya dua-duanya harus asli orang Marind. (ulo/tri)
MERAUKE- Bagi yang non Papua yang saat ini ada rencana untuk maju sebagai bakal calon bupati Merauke untuk periode 2021-2026 untuk mulai berpikir dua kali. Sebab, meski belum ada aturan yang mengatur terhadap masalah tersebut, namun salah satu tokoh Selatan Papua yang juga mantan bupati Merauke 2 periode Drs Johanes Gluba Gebze dengan tegas bahwa untuk bupati periode berikutnya harus orang asli Papua. sedangkan wakilnya, kata dia, tetap dari warga nusantara.
“Bupati harus orang asli. Sedangkan wakil bupati kita paketkan dengan warga nusantara,’’ tandas Johanes Gluba Gebze yang akrab juga disapa dengan JGG saat menghadiri undangan coffee morning Pemerintah Kabupaten Merauke terkait situasi Papua saat ini di Kantor Bupati Merauke, Selasa (20/8).
Johanes Gluba Gebze mengungkapkan, bahwa soal konfigurasi kebhinekaan ini di Merauke dimulai oleh dirinya sendiri. Dimana sebelumnya adalah asli-asli. Kemudian ketika pada periode pertama, dirinya menggandeng dr Benyamin Simatupang, M.Ph sebagai patner. Selanjutnya, pada periode kedua, dirinya menggandeng Drs Waryoto,M.Si. Tak hanya itu, dimasa jabatannya yang akan berakhir, kata JGG, dirinya melantik kepala SKPD yang jumlahnya sama. Katolik 12, Protestan 12 dan Muslim 12 orang. ‘’Waktu itu saya mencari yang Hindu Bali tapi belum dapatkan,’’ katanya
Dikatakan, bupati harus orang asli Papua, karena DPRD Kabupaten Merauke hasil pemilihan umum pada 17 April lalu, orang asli Marind sebagai pemilik ulayat ini hanya 3 orang yang bisa duduk di DPRD Kabupaten Merauke yang memiliki 30 kursi.
‘’Jangan bicara nasionalismes tapi keserakahan menghancurkan kebhinekaan. Tidak ada kata lain selain kata kelola. Kita DPRD sudah tidak seimbang. Birokrasi sudah kita bagi. Sehingga bupati asli dan wakil bupati dari warga nusantara. Itu komitmen,’’ tandasnya.
Sementara itu sebelumnya, pihak LMA Kabupate Merauke sudah membuat pernyataan untuk bupati dan wakil bupati Merauke periode berikutnya dua-duanya harus asli orang Marind. (ulo/tri)