MERAUKE- Para peternak ayam telur di Merauke saat ini mengalami kerugian yang cukup besar akibat serangan virus Afian Influenza terhadap ternak mereka yang menyebabkan banyak ternak ayam tersebut mati mendadak. Akibatnya, produksi telur mengalami penurunan sekitar 75 persen yang menyebabkan harga telur mulai naik.
Karena itu, Pemkab Merauke bersama dengan para peternak ayam petelur di Merauke menggelar rapat tertutup di ruang kerja bupati Merauke, Sabtu (20/6). Ketua Himpunan Peternak Ayam Petelur (Hipar) Merauke Thomas Kimko, S.STP seusai rapat kepada wartawan mengungkapkan bahwa dari hasil pemeriksaan laboratorium oleh Dinas Peternakan Kabupaten Merauke ditemukan bahwa ribuan ayam peternak yang mati mendadak tersebut akibat diserang Avian Influenza.
Karena itu, kata Thomas Kimko, bahwa dalam rapat tersebut disepakati bersama antara pemerintah dan Hipar untuk segera melakukan upaya pencegahan dengan mendatangkan vaksin untuk ayam yang belum terkontaminasi tersebut. Selain itu, pemerintah daerah akan merekomendasikan perusahaan yang akan mendatangkan DOC atau anak ayam baik untuk ayam petelur maupun ayam potong. Selain itu, direkomendasikan tempat untuk produksi DOC tersebut apakah di Makassar atau Surabaya.
Menurut Thomas Kimko penurunan produksi telur sebanyak 75 persen akibat serangan virus tersebut, tidak hanya karena serangan virus namun sebagian terjadi karena tidak ada peremajaan ternak akibat keputusan pemerintah yang melakukan lockdown penerbangan penumpang selama kurang 3 bulan.
“Jadi banyak teman-teman peternak yang ayamnya sudah afkir, tapi tidak bisa diremajakan karena tidak ada pesawat yang membawa DOC akibat lockdown selama kurang lebih 3 bulan,” terangnya.
Karena produksi yang menurun sekitar 75 persen, Hipar merekomendasikan kepada Pemerintah Kabupaten Merauke melalui Dinas Peternakan untuk mendatangkan telur ayam dari Makassar dan Surabaya sebanyak 3 kontainer setiap bulannya. Selama ini, Kabupaten Merauke melalui para peternak tersebut telah mampu memenuhi kebutuhan telur.
Bahkan selama kurang lebih 6 tahun tidak lagi mendatangkan telur dari luar Merauke. ‘’Ya, sudah sekitar 6 tahun kita tidak mendatangkan telur dari luar tapi karena adanya virus ini membuat produksi kita menurun drastis,’’ katanya.
Thomas Kimko menambahkan, jika penerbangan tersebut sudah dibuka dan DOC dapat dikirim ke Merauke, maka dibutuhkan pemulihan sekitar 6 bulan ke depan. Sementara itu, di pasar harga telur terus mengalami kenaikan. Saat ini ditawarkan antara Rp 70.000-90.000/rak. (ulo/tri)