Selanjutnya, pedagang mama-mama asli Papua ini juga menyatakan menolak Pasar Pedang Mama-Mama Asli Papua yang sedang di bangun di sekitar perumahan Blorep. Alasan mereka menolak pembangunan pasar di Blorep tersebut diantaranya karena jauh dari pemukiman dan keramaian, sehingga pedagang mama-mama asli Papua mengkuatirkan jualan mereka nantinya tidak laku. Apalagi, letak pasar tersebut bukan jalur angkutan umum. Selain itu, para pedagang mama-mama asli Papua ini menilai bahwa petak yang dibangun untuk satu pedagang terlalu kecil untuk menaruh dagangan mereka.
Karena itu, para pedagang mama-mama Papua ini mendesak MRPS agar memperhatikan para pedagang mama-mama asli Papua ini dengan mencari lokasi yang tepat bagi pedagang mama-mama Papua. Selain itu, meminta agar segera mengaktifkan pasar yang dibangun di belakang SMPN 2 Merauke untuk pedagang mama-mama asli Papua. Sementara pasar yang dibangun di Bloreb tersebut dijadikan sebagai tempat untuk pelatihan kerajinan dan keterampilan bagi pedagang mama-mama asli Papua.
Milka Bagaize menambahkan bahwa pihaknya datang ke MRPS tersebut karena MRPS adalah lembaga kultural presentatif yang didirikan dan diakui oleh negara untuk memperjuangkan hak-hak orang asli Papua khususnya pedagang mama-mama asli Papua. โโKami pikir, kami datang di tempat yang tepat,โโ katanya.
Ketua MRPS Damianus Katayu yang menerima aspirasi yang disampaikan tersebut menjelaskan menerima aspirasi ini untuk dibahas bersama dengan pimpinan dan anggota MRPS untuk ditindaklanjuti ke pemerintah. (ulo)
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS https://www.myedisi.com/cenderawasihpos