‘’Mereka pasti mencari anak-anak Papua yang ada di pedalaman dan nanti mereka followup. Saya harap, bapak ibu guru chare dengan tugas. Karena kalau sampai di flollowup, yang malu selain pemerintah daerah terutama profesi gurunya tidak elok,’’ terangnya.
Selain itu, bupati Romanus Mbaraka juga mengingatkan para kepala sekolah tersebut untuk merangkul staf dan seluruh guru yang ada di sekolah. Kepala sekolah dan guru serta staf yang ada harus solid sehingga proses belajar mengajar bisa berjalan dengan baik. Karena menurut bupati Romanus Mbaraka, di beberapa tempat seperti Komolom, anak tidak tahu baca tulis.
‘’Di Wantamar, kepala sekolahnya tidak pernah mengajar sehingga anak-anak tidak tahu baca tulis. Di Muting juga ada beberapa juga tidak tahu baca tulis. Termasuk di dalam kota, ada beberapa SD tidak bisa baca tulis,’’ terangnya.
Pada kesempatan tersebut, Bupati juga meminta kepala sekolah untuk selektif dalam memberikan persetujuan kepada guru unttuk kredit. ‘’Memang Kredit hak pegawai. Tapi ikut membunuh. Karena masih ada suami istri dan anak. Bapak ibu guru harus tegas dan dicek betul-betul . Jangan sampai gaji tinggal Rp 100.000 dan pasti kalau sudah demikian, guru yang bersangkutan tidak akan mengajar lagi. Pasti dia akan mencari tambahan di luar untuk menghidupi keluarganya. Apalagfi kalau kredit dengan waktu lama, kasihan keluarganya,’’ pungkasnya. (ulo)