Saturday, April 27, 2024
33.7 C
Jayapura

Tak Kunjung Rampung, Kontraktor Didenda 0,1 Persen/Hari

Kepala Balai  Jalan Nasional  XXII  Merauke Edu Sasarari

MERAUKE- Kendati pekerjaan  pembangunan penataan saluran  pembuangan air, trotoar    dan pengaspalan di  jalan Raya Mandala  mulai dari depan Tugu Pepera sampai di  pertigaan  Jalan Aru, namun  sampai sekarang  pekerjaan  tersebut belum  tuntas.  

   Kepala Balai  Jalan Nasional  XXII  Merauke Edu Sasarari  mengungkapkan  bahwa  pihak kontraktor  masih  diberi  waktu  untuk menyelesaikan  pekerjaan  tersebut sampai  50 hari  sejak anggaran  2019  ditutup.  Meski  masih   diberi waktu  untuk menyelesaikan  pekerjaan tersebut, namun lanjut   Edu Sasari, pihak  kontraktor  diberi denda  sebesar 0,1  persen  setiap harinya.  ‘’Ya, kalau nilai anggarannya  misalnya Rp 30 miliar, maka    setiap harinya   pihak kontraktor  harus  menyetor  kembali sebesar Rp 30 juta ke  kas negara,” kata  Edu Sasarari kepada media ini di sela-sela melayat   ke  rumah duka Bupati Boven Digoel,  Kamis (16/1).   

Baca Juga :  Coba Perkosa Karena Pengaruh Miras

  Sebenarnya, kata  Edu Sasarari  bahwa anggaran  peningkatan  jalan,   penataan drainase dan trotoar   tersebut terlambat  turun dari pusat.  Menurutnya, dua bulan sebelum tutup   anggaran  baru anggarannya  turun.  Di samping itu,  kendala  yang  dihadapi  kontraktor  di lapangan  karena  pipa  PDAM,  jaringan listrik  dan jaringan telpon. 

  “Yang  menjadi kendala   bagi  kontraktor   dalam percepatan  pembangunan   proyek ini karena masalah  jaringan   PLN, Telkom dan    pipa PDAM,’’ terangnya. 

     Edu Sasarari  mengaku  telah memberikan  masukan kepada pihak kontraktor  sebelum  tahun anggaran  2019 berakhir   untuk menambah   tenaga kerja maupun waktu kerja   mempercepat   pekerjaan tersebut. “Kita sudah ingatkan. Kalau tidak mau    dikenakan  denda  setiap hari maka pekerjaan harus   selesai tepat  waktu. Tapi, kalau   tidak selesai  tepat waktu maka  akan dikenakan denda setiap harinya. Konsekuensi   begitu yang  memang sudah diatur  dalam kontrak,’’ jelasnya. 

Baca Juga :  Di Yapen, Ditemukan Lagi 3 Pelaku Perjalanan Positif Corona

   Sebenarnya, kata  Edu Sasarari, pekerjaan  pegaspalan, penataan  saluran pembuangan air dan trotoar  sampai di pertigaan  Jalan Parakomando. Namun  karena melihat   waktu  yang ada  dengan progres pekerjaan, sehingga sebagian  pekerjaan    yakni mulai dari  pertigaan jalan  Aru sampai  pertigaan Parakomando dialihkan  ke jalan Trans Nasional  Wasur Merauke. (ulo/tri)   

Kepala Balai  Jalan Nasional  XXII  Merauke Edu Sasarari

MERAUKE- Kendati pekerjaan  pembangunan penataan saluran  pembuangan air, trotoar    dan pengaspalan di  jalan Raya Mandala  mulai dari depan Tugu Pepera sampai di  pertigaan  Jalan Aru, namun  sampai sekarang  pekerjaan  tersebut belum  tuntas.  

   Kepala Balai  Jalan Nasional  XXII  Merauke Edu Sasarari  mengungkapkan  bahwa  pihak kontraktor  masih  diberi  waktu  untuk menyelesaikan  pekerjaan  tersebut sampai  50 hari  sejak anggaran  2019  ditutup.  Meski  masih   diberi waktu  untuk menyelesaikan  pekerjaan tersebut, namun lanjut   Edu Sasari, pihak  kontraktor  diberi denda  sebesar 0,1  persen  setiap harinya.  ‘’Ya, kalau nilai anggarannya  misalnya Rp 30 miliar, maka    setiap harinya   pihak kontraktor  harus  menyetor  kembali sebesar Rp 30 juta ke  kas negara,” kata  Edu Sasarari kepada media ini di sela-sela melayat   ke  rumah duka Bupati Boven Digoel,  Kamis (16/1).   

Baca Juga :  Toko Diobok-Obok Pencuri, 7 Laptop dan 2 HP Raib

  Sebenarnya, kata  Edu Sasarari  bahwa anggaran  peningkatan  jalan,   penataan drainase dan trotoar   tersebut terlambat  turun dari pusat.  Menurutnya, dua bulan sebelum tutup   anggaran  baru anggarannya  turun.  Di samping itu,  kendala  yang  dihadapi  kontraktor  di lapangan  karena  pipa  PDAM,  jaringan listrik  dan jaringan telpon. 

  “Yang  menjadi kendala   bagi  kontraktor   dalam percepatan  pembangunan   proyek ini karena masalah  jaringan   PLN, Telkom dan    pipa PDAM,’’ terangnya. 

     Edu Sasarari  mengaku  telah memberikan  masukan kepada pihak kontraktor  sebelum  tahun anggaran  2019 berakhir   untuk menambah   tenaga kerja maupun waktu kerja   mempercepat   pekerjaan tersebut. “Kita sudah ingatkan. Kalau tidak mau    dikenakan  denda  setiap hari maka pekerjaan harus   selesai tepat  waktu. Tapi, kalau   tidak selesai  tepat waktu maka  akan dikenakan denda setiap harinya. Konsekuensi   begitu yang  memang sudah diatur  dalam kontrak,’’ jelasnya. 

Baca Juga :  Coba Perkosa Karena Pengaruh Miras

   Sebenarnya, kata  Edu Sasarari, pekerjaan  pegaspalan, penataan  saluran pembuangan air dan trotoar  sampai di pertigaan  Jalan Parakomando. Namun  karena melihat   waktu  yang ada  dengan progres pekerjaan, sehingga sebagian  pekerjaan    yakni mulai dari  pertigaan jalan  Aru sampai  pertigaan Parakomando dialihkan  ke jalan Trans Nasional  Wasur Merauke. (ulo/tri)   

Berita Terbaru

Artikel Lainnya