Plt Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Provinsi Papua Selatan, Herlina Rahangiar , menjelaskan bahwa sesuai dengan kontrak kerja, gedung untuk ruang bersalin dan perawatan ibu dan anak ini akan dikerjakan selama 80 hari kalander kerja.
‘’Kami yakin bisa selesai. Ini strategisnya tenaga kerjanya diperbanyak dan sistem kerjanya diatur dengan baik secara sift. Jadi optimis bisa selesai tepat waktu,’’ terangnya.
Dikatakan, hibah bangunan ini sesuai dengan proposal dari RSBP kepada Pemprov Papua Selatan, dimana RSBP membutuhkan ruangan yang presentatif sehubungan dengan jumlah pasien yang akan melahirkan maupun berobat terus meningkat.
Sementara itu, Direktur RSBP Merauke dr. Suster Bertharia Susi, KRCHN, menjelaskan bahwa saat ini rata-rata ibu melahirkan dalam sebulan di RSBP sebanyak 70 ibu hamil.
‘’Sementara ruang bersalin dan perawatan yang kami miliki saat ini sudah tidak memadai. Apalagi, berada dengan ruangan pasien lain sehingga ketika ada yang mau melahirkan, cukup mengganggu pasien lain. Karena suara ibu-ibu yang mau melahirkan itu sampai ke ruang pasien lainnya,’’ jelasnya.
Karena itu, bangunan ruangan untuk bersalin tersebut dibangun di belakang bangunan utama dari RSBP Merauke dalam satu kompleks tersebut. ‘’Kalau sekarang sudah terpisah, sehingga ibu-ibu yang mau melahirkan akan merasa nyaman. Begitu juga pasien lain tidak terganggu lagi,’’ tandasnya. (ulo)