MERAUKE-Bupati Asmat Elisa Kambu secara tegas mengatakan bahwa pihaknya sulit untuk memperhatikan warga Asmat yang memilih tinggal di Merauke. Sekadar diketahui, bahwa beberapa titik yang masuk dalam kawasan ‘perumahan kumuh’ di Merauke merupakan warga Asmat yang memilih tinggal di Merauke.
Meski tinggal di Merauke bertahun-tahun, namun kurang mendapat sentuhan seperti bantuan perumahan karena tidak memiliki KTP Merauke. “Kalau tinggal di Merauke tentu sulit untuk kita perhatikan. Kecuali anak sekolah,” kata Bupati Elisa Kambu kepada wartawan di Merauke, Selasa (15/6).
Menurut Bupati Elisa Kambu, bahwa yang bisa diurus adalah mahasiswa. Sementara untuk masyarakat tidak bisa diurus karena mereka tinggal di Merauke dan berkontribusi untuk Merauke. ‘‘Kalau tinggal di Merauke dan berkonstribusi di sini (Merauke,red) masak kita mau urus. Kalau mau hidup baik, pulang. Karena mereka punya tanah dan punya dusun. Ada kampung mereka,” jelasnya.
Soal alasan mereka meninggalkan kampung mereka, Bupati Elisa Kambu mengaku tidak tahu secara pasti apa yang menjadi alasan mereka.’’Tanya langsung kepada mereka,’’ katanya.
Menurut Bupati, teori urbanisasi adalah ingin memperbaiki hidup. Artinya, bahwa kalau di negeri orang ternyata kehidupan juga tidak berubah dan begitu-begitu saja, anak tidak sekolah dan sebagainya maka lebih baik pulang ke kampung halaman dan urus kampung. Apalagi, di setiap kampung telah diturunkan dana desa yang dapat dikelola secara bersama dengan masyarakat yang ada di kampung dalam meningkatkan ekonomi masyarakat di kampung.
“Jadi yang kami urus itu warga yang ada di Asmat. Kalau sudah ada di Merauke, secara pemerintahan bukan lagi urusan kami. Kecuali, mereka pulang ke kampung mereka. Mungkin juga kependudukannya bukan lagi Asmat. Karena sudah ada yang bertahun-tahun tinggal di Merauke dan beranak cucu di Merauke,” jelasnya.
Pihaknya, tambah Bupati Elisa Kambu tetap memberikan ruang kepada mereka untuk bisa kembali ke kampung halaman mereka untuk membangun kampung mereka. “Kalau mereka rasa hidup di Merauke begitu-begitu saja tanpa ada perubahan, anak juga tidak sekolah lebih baik pulang ke kampung mereka,’’ tambahnya. (ulo/tri)