Thursday, March 28, 2024
27.7 C
Jayapura

Warga Merauke Antre Urus Surat Jalan Antar Distrik

Warga Merauke yang  mulai antre untuk mengurus  surat  jalan antar  distrik di  dalam wilayah  Kabupaten  Merauke di  Posko Covid-19  Kabupaten Merauke,   Kamis (14/5). (FOTO: Sulo/Cepos)   

Surat Sehat Diminta Digratiskan

MERAUKE-Masyarakat  yang akan melakukan perjalanan  antar  distrik  dalam wilayah Kabupaten Merauke   di  Posko  Covid-19  setiap  harinya   terus meningkat. Ini karena   bebarapa  wilayah  di Kabupaten Merauke  terutama  untuk  jalur  Merauke  ke Distrik Muting, Ulilin dan Elikobel melakukan   pemeriksaan   yang  ketat.

   Jika  tidak membawa  surat jalan   tersebut,  maka   dengan  terpaksa  harus   balik  kanan. Padahal, perjalanan yang sudah ditempuh  ratusan  kilometer.  Kendati   masyarakat  yang  mengurus  surat  jalan  tersebut    antre di Posko  Covid, namun Sekretaris   Satgas  Covid-19  Kabupaten Merauke  Yacobus  Duwiri, SE, M.Si, menilai  jika   warga yang   mengurus  surat  jalan  tersebut  tidak ada  peningkatan.  “Ya normal saja. Rata-rata paling 10 orang,’’ kilahnya.    

   Menurut   Yacobus  Duwiri, surat jalan   tersebut  hanya  diberikan  bagi  masyarakat  yang melakukan perjalanan antar distrik di wilayah Kabupaten   Merauke. Sedangkan     bagi masyarakat   yang akan  melakukan perjalanan keluar  Merauke  seperti ke  Boven Digoel, Mappi dan Asmat  sama sekali  tidak  diberikan izin. Kecuali    anggota TNI dan Polri  serta  tenaga  medis serta kendaraan  yang membawa logistik  dan bahan  bangunan serta   APD dan obatan. ‘’Diluar itu  tidak boleh,’’   jelasnya.  

Baca Juga :  Kerugian Material  Capai Rp 8,7 Miliar

   Kendaraan  yang digunakan  kata  Yacobus  Duwiri  juga  tidak semua   mobil. Hanya   truk. Sedangkan   pickup, hilux  dan  jenis  mobil lainnya  tidak  diperbolehkan.   ‘’Yang bisa diangkut  truk  hanya   sopir  dan kenek. Di luar    itu  tidak diperbolehkan,’’ kata Duwiri. 

  Namun    kebijakan  tersebut  disorot  oleh anggota  DPRD Kabupaten Merauke. Pada rapat dengat pendapat   dengan  Satgas Covid-19 Kabupaten Merauke, Anggota DPRD Kabupaten Merauke Laode Kana  meminta  Satgas   agar   masyarakat  yang akan  melakukan  perjalanan antar  distrik dalam wilayah Kabupaten  Merauke  cukup dengan surat  sehat  yang dikeluarkan  oleh puskesmas atau   rumah sakit. Sedangkan   surat  jalan  tersebut, tidak perlu. Kecuali  jika melakukan perjalanan keluar   Merauke  maka   kedua surat   tersebut  diperlukan.

Baca Juga :  Pj. Bupati Mappi Pimpin Rakor TPID dan Langsung Sidak Pasar

   ‘’Karena  yang  ditakutkan   oleh masyarakat di kampung  soal  virus  ini. Nah, kalau  tidak ada surat  sehat   dan hanya  surat jalan bagaimana  bisa memastikan  bahwa  orang   yang masuk  kampung  itu  dalam keadaan sehat,’’ katanya. 

  Dewan juga menyoroti adanya   pembayaran    untuk  mendapat surat  sehat. Dewan meminta   agar di tengah pandemi Covid-19  saat  ini, agar  surat   sehat   tersebut  gratis. ‘’Janganlah  kita   lagi membebani masyarakat   kita  yang sudah  terhimpit akibat pandemi ini dengan membayar sampai  Rp 50 ribu  setiap  surat sehat,’’   kata  Laode Kana dan sejumlah anggota  dewan  lainnya  memberikan saran  dan pendapat yang sama. (ulo/tri)   

Warga Merauke yang  mulai antre untuk mengurus  surat  jalan antar  distrik di  dalam wilayah  Kabupaten  Merauke di  Posko Covid-19  Kabupaten Merauke,   Kamis (14/5). (FOTO: Sulo/Cepos)   

Surat Sehat Diminta Digratiskan

MERAUKE-Masyarakat  yang akan melakukan perjalanan  antar  distrik  dalam wilayah Kabupaten Merauke   di  Posko  Covid-19  setiap  harinya   terus meningkat. Ini karena   bebarapa  wilayah  di Kabupaten Merauke  terutama  untuk  jalur  Merauke  ke Distrik Muting, Ulilin dan Elikobel melakukan   pemeriksaan   yang  ketat.

   Jika  tidak membawa  surat jalan   tersebut,  maka   dengan  terpaksa  harus   balik  kanan. Padahal, perjalanan yang sudah ditempuh  ratusan  kilometer.  Kendati   masyarakat  yang  mengurus  surat  jalan  tersebut    antre di Posko  Covid, namun Sekretaris   Satgas  Covid-19  Kabupaten Merauke  Yacobus  Duwiri, SE, M.Si, menilai  jika   warga yang   mengurus  surat  jalan  tersebut  tidak ada  peningkatan.  “Ya normal saja. Rata-rata paling 10 orang,’’ kilahnya.    

   Menurut   Yacobus  Duwiri, surat jalan   tersebut  hanya  diberikan  bagi  masyarakat  yang melakukan perjalanan antar distrik di wilayah Kabupaten   Merauke. Sedangkan     bagi masyarakat   yang akan  melakukan perjalanan keluar  Merauke  seperti ke  Boven Digoel, Mappi dan Asmat  sama sekali  tidak  diberikan izin. Kecuali    anggota TNI dan Polri  serta  tenaga  medis serta kendaraan  yang membawa logistik  dan bahan  bangunan serta   APD dan obatan. ‘’Diluar itu  tidak boleh,’’   jelasnya.  

Baca Juga :  Tabrakan Maut Masih dalam Penyelidikan

   Kendaraan  yang digunakan  kata  Yacobus  Duwiri  juga  tidak semua   mobil. Hanya   truk. Sedangkan   pickup, hilux  dan  jenis  mobil lainnya  tidak  diperbolehkan.   ‘’Yang bisa diangkut  truk  hanya   sopir  dan kenek. Di luar    itu  tidak diperbolehkan,’’ kata Duwiri. 

  Namun    kebijakan  tersebut  disorot  oleh anggota  DPRD Kabupaten Merauke. Pada rapat dengat pendapat   dengan  Satgas Covid-19 Kabupaten Merauke, Anggota DPRD Kabupaten Merauke Laode Kana  meminta  Satgas   agar   masyarakat  yang akan  melakukan  perjalanan antar  distrik dalam wilayah Kabupaten  Merauke  cukup dengan surat  sehat  yang dikeluarkan  oleh puskesmas atau   rumah sakit. Sedangkan   surat  jalan  tersebut, tidak perlu. Kecuali  jika melakukan perjalanan keluar   Merauke  maka   kedua surat   tersebut  diperlukan.

Baca Juga :  Laka Tunggal di Jalan Trans Papua, Pengemudi Tewas di TKP

   ‘’Karena  yang  ditakutkan   oleh masyarakat di kampung  soal  virus  ini. Nah, kalau  tidak ada surat  sehat   dan hanya  surat jalan bagaimana  bisa memastikan  bahwa  orang   yang masuk  kampung  itu  dalam keadaan sehat,’’ katanya. 

  Dewan juga menyoroti adanya   pembayaran    untuk  mendapat surat  sehat. Dewan meminta   agar di tengah pandemi Covid-19  saat  ini, agar  surat   sehat   tersebut  gratis. ‘’Janganlah  kita   lagi membebani masyarakat   kita  yang sudah  terhimpit akibat pandemi ini dengan membayar sampai  Rp 50 ribu  setiap  surat sehat,’’   kata  Laode Kana dan sejumlah anggota  dewan  lainnya  memberikan saran  dan pendapat yang sama. (ulo/tri)   

Berita Terbaru

Artikel Lainnya