Friday, April 19, 2024
31.7 C
Jayapura

Pintu Pelintas Batas Negara RI-PNG di Sota Masih Buka

Elias Mithe, S.STP  ( FOTO: Sulo/Cepos)

MERAUKE-Merebaknya  virus Corona membuat semua negara  meningkatkan  kewaspadaan. Tidak hanya  Indonesia namun juga   PNG.   Karena itu, Pemerintah   PNG menutup  pintu pelintasan  negara yang ada di Skouw Jayapura.

   Meski demikian, untuk   pintu  pelintas  batas antara Indonesia dan  PNG di  Sota,  hingga Jumat (14/2) kemarin   masih  dibuka. Warga yang akan melintas dari  PNG  ke Indonesia atau sebaliknya dari Indonesia ke PNG  masih bisa   masuk keluar.  

  Kepala Badan Pengelolaan Perbatasan  Kabupaten Merauke Elias Mithe, S.STP, ditemui   Jumat  kemarin mengungkapkan kemungkinan alasan   pintu perbatasan  di Sota tersebut belum ditutup, meski   pintu perbatasan Skouw Jayapura     sudah ditutup. 

  “Pertama,   kalau di Jayapura pintu  perbatasan  tersebut langsung berhubungan dengan beberapa kampung yang  dekat di sana. Sehingga kebijakan  teman-teman Cukai, Imigrasi dan Qarantina  (CIQ)  di sana melarang itu. Tapi kalau kita di sini jarak dengan  kampung yang ada di PNG sana dari pintu  tapal batas lumayan cukup jauh,’’ katanya.

Baca Juga :  Setiap Warga Negara Harus Miliki Jiwa Patriotisme   

   Kedua,  jelas  Elias Mithe,  bahwa masyarakat   kedua perbatasan  baik yang ada di  garis  perbatasan  PNG maupun yang ada di garis perbatasan Indonesia masih memiliki  hubungan kekeluargaan.  “Rata-rata  memiliki  keluarga di Merauke. Begitu juga sebaliknya,  warga Indonesia yang ada di  garis batas  negara Indonesia ada   keluarganya di PNG,’’ jelasnya. 

   Kendati demikian, lanjut Elias Mithe, dari  Bea Cukai, Imigrasi dan Karantina,  KKP termasuk Satgas pamtas tetap melakukan pemantauan.  “Sampai sekarang, teman-teman dari CIQ belum ada konfirmasi kepada kita  apakah nantinya akan menutup sementara sepertii di Jayapura. Ini  yang belum ada konfirmasi ke kami.  Artinya, pelintas batas    baik dari PNG maupun   warga kita masih  bisa  bebas melintas  di sana,’’  jelasnya.   

Baca Juga :  Cipta Kondisi, Patmor Sabhara Sisir Daerah Rawan Kriminal

   Namun begitu, lanjut   Elias Mithe, sehubungan dengan telah dibangunnya PLBN   Sota,   maka dilakukan sosialisasi  kepada  masyarakat maupun pelintas batas  soal aturan  ketika akan ke Indonnesia atau  PNG. ‘’Sosialisasi dari BNPP    bersama kami di  kabupaten dengan narasumbernya dari CIQ.  Karena dengan adanya  PLBN Sota  maka  akan   merubah meanset masyarakat  lintas batas yang  dulu  jalan biasa saja, maka sekarang  sudah mulai harus mengikuti aturan, sehingga mulai awal  ini kita mulai melakukan sosialisasi kepada pelintas batas yang ada di  perbatasan Sota,’’ terangnya. 

     Ditambahkan, kedepan secara  pelan bagi masyarakat  yang  tinggal di perbatasan  masih  diperbolehkan menggunakan kartu pass  untuk melintas  sampai  di Sota. Namun  jika ingin ke   kota, maka   harus mengunakan visa. (ulo/tri)   

Elias Mithe, S.STP  ( FOTO: Sulo/Cepos)

MERAUKE-Merebaknya  virus Corona membuat semua negara  meningkatkan  kewaspadaan. Tidak hanya  Indonesia namun juga   PNG.   Karena itu, Pemerintah   PNG menutup  pintu pelintasan  negara yang ada di Skouw Jayapura.

   Meski demikian, untuk   pintu  pelintas  batas antara Indonesia dan  PNG di  Sota,  hingga Jumat (14/2) kemarin   masih  dibuka. Warga yang akan melintas dari  PNG  ke Indonesia atau sebaliknya dari Indonesia ke PNG  masih bisa   masuk keluar.  

  Kepala Badan Pengelolaan Perbatasan  Kabupaten Merauke Elias Mithe, S.STP, ditemui   Jumat  kemarin mengungkapkan kemungkinan alasan   pintu perbatasan  di Sota tersebut belum ditutup, meski   pintu perbatasan Skouw Jayapura     sudah ditutup. 

  “Pertama,   kalau di Jayapura pintu  perbatasan  tersebut langsung berhubungan dengan beberapa kampung yang  dekat di sana. Sehingga kebijakan  teman-teman Cukai, Imigrasi dan Qarantina  (CIQ)  di sana melarang itu. Tapi kalau kita di sini jarak dengan  kampung yang ada di PNG sana dari pintu  tapal batas lumayan cukup jauh,’’ katanya.

Baca Juga :  Kredit Macet, Nasabah Koperasi BMT Barokatul Umma Mengadu ke Dewan   

   Kedua,  jelas  Elias Mithe,  bahwa masyarakat   kedua perbatasan  baik yang ada di  garis  perbatasan  PNG maupun yang ada di garis perbatasan Indonesia masih memiliki  hubungan kekeluargaan.  “Rata-rata  memiliki  keluarga di Merauke. Begitu juga sebaliknya,  warga Indonesia yang ada di  garis batas  negara Indonesia ada   keluarganya di PNG,’’ jelasnya. 

   Kendati demikian, lanjut Elias Mithe, dari  Bea Cukai, Imigrasi dan Karantina,  KKP termasuk Satgas pamtas tetap melakukan pemantauan.  “Sampai sekarang, teman-teman dari CIQ belum ada konfirmasi kepada kita  apakah nantinya akan menutup sementara sepertii di Jayapura. Ini  yang belum ada konfirmasi ke kami.  Artinya, pelintas batas    baik dari PNG maupun   warga kita masih  bisa  bebas melintas  di sana,’’  jelasnya.   

Baca Juga :  Diduga Masih Ada Lagi 5 Pelaku Penimbunan BBM

   Namun begitu, lanjut   Elias Mithe, sehubungan dengan telah dibangunnya PLBN   Sota,   maka dilakukan sosialisasi  kepada  masyarakat maupun pelintas batas  soal aturan  ketika akan ke Indonnesia atau  PNG. ‘’Sosialisasi dari BNPP    bersama kami di  kabupaten dengan narasumbernya dari CIQ.  Karena dengan adanya  PLBN Sota  maka  akan   merubah meanset masyarakat  lintas batas yang  dulu  jalan biasa saja, maka sekarang  sudah mulai harus mengikuti aturan, sehingga mulai awal  ini kita mulai melakukan sosialisasi kepada pelintas batas yang ada di  perbatasan Sota,’’ terangnya. 

     Ditambahkan, kedepan secara  pelan bagi masyarakat  yang  tinggal di perbatasan  masih  diperbolehkan menggunakan kartu pass  untuk melintas  sampai  di Sota. Namun  jika ingin ke   kota, maka   harus mengunakan visa. (ulo/tri)   

Berita Terbaru

Artikel Lainnya