MERAUKE-Pemerintah PNG menyatakan keberatan terkait dengan pembangunan pagar yang dibangun di Patok MM 13 Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Sota. Keberatan ini disampaikan Pemerintah PNG dalam pertemuan antar pejabat perbatasan RI PNG Border liasion meeting di Lae, PNG, belum lama ini.
Kepala Biro Perbatasan dan Kerja sama Luar Negeri Provinsi Papua Suzana Wanggai dihubungi media ini lewat telepon selulernya, Sabtu (11/1) membenarkan adanya keberatan dari PNG tersebut.
Suzana Wanggai mengungkapkan, keberatan yang disampaikan dalam pertemuan tersebut karena tidak ada koordinasi dan pemberitahuan saat pembangunan pagar perbatasan di patok MM 13 tersebut. “Namanya kita hidup bertetangga kalau ingin membangun sesuatu apalagi di tempat itu menjadi milik kita bersama. Karena tugu itu milik bersama, maka perlulah kita informasikan kepada mereka. Namanya juga hidup bertetangga kita harus saling koordinasi. Jangankan di tempat bersama, yang dekat dengan mereka pasti kita akan sampaikan. Tapi ini kita tidak menyampaikan kepada mereka. Kalau saya lihat ini kurang koordinasi di lapangan dengan kita sehingga terjadi seperti ini,’’ kata Suzana Wanggai.
Suzana Wanggai mengaku dalam waktu dekat ini, pihaknya bersama dengan pemerintah PNG akan turun langsung ke Sota untuk melihat secara langsung di lapangan. “Tentu kita nanti sama-sama dengan pemerintah PNG untuk melihat seperti bagaimana dan atasi seperti apa. Seharusnya kita juga seperti itu karena kita sudah tahu bahwa hubungan baik antara pemerintah Papua, pemerietah Kabupaten Merauke dengan pemerintah PNG. Karena ketika ada acara-acara di Merauke, pemerintah yang ada di sebelah (PNG,red) dengan masyarakat di sebelah baik sekali. Mereka melaksanakan kegiatan-kegiatan dan acara-acara budaya dan festival antar kedua negara. Tapi sekarang kita bikin seperti ini,” katanya.
Karena itu, perlu duduk bersama untuk membicarakan dan seperti apa yang harus diputuskan secara bersama nanti. “Artinya, kita juga harus menjaga hubungan baik yang sudah dibangun,’’ tandasnya.
Ditanya apakah pagar yang sudah dibangun tersebut harus mundur lagi, Suzanna Wanggai menjelaskan bahwa dari pihak PNG tidak menuntut seperti itu. ‘’Mereka hanya menyampaikan bahwa perlu melihat hubungan baik yang selama ini sudah berjalan dan perlu duduk bersama untuk memutuskan seperti apa perlu kita bangun,’’ pungkasnya. (ulo/tri)
MERAUKE-Pemerintah PNG menyatakan keberatan terkait dengan pembangunan pagar yang dibangun di Patok MM 13 Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Sota. Keberatan ini disampaikan Pemerintah PNG dalam pertemuan antar pejabat perbatasan RI PNG Border liasion meeting di Lae, PNG, belum lama ini.
Kepala Biro Perbatasan dan Kerja sama Luar Negeri Provinsi Papua Suzana Wanggai dihubungi media ini lewat telepon selulernya, Sabtu (11/1) membenarkan adanya keberatan dari PNG tersebut.
Suzana Wanggai mengungkapkan, keberatan yang disampaikan dalam pertemuan tersebut karena tidak ada koordinasi dan pemberitahuan saat pembangunan pagar perbatasan di patok MM 13 tersebut. “Namanya kita hidup bertetangga kalau ingin membangun sesuatu apalagi di tempat itu menjadi milik kita bersama. Karena tugu itu milik bersama, maka perlulah kita informasikan kepada mereka. Namanya juga hidup bertetangga kita harus saling koordinasi. Jangankan di tempat bersama, yang dekat dengan mereka pasti kita akan sampaikan. Tapi ini kita tidak menyampaikan kepada mereka. Kalau saya lihat ini kurang koordinasi di lapangan dengan kita sehingga terjadi seperti ini,’’ kata Suzana Wanggai.
Suzana Wanggai mengaku dalam waktu dekat ini, pihaknya bersama dengan pemerintah PNG akan turun langsung ke Sota untuk melihat secara langsung di lapangan. “Tentu kita nanti sama-sama dengan pemerintah PNG untuk melihat seperti bagaimana dan atasi seperti apa. Seharusnya kita juga seperti itu karena kita sudah tahu bahwa hubungan baik antara pemerintah Papua, pemerietah Kabupaten Merauke dengan pemerintah PNG. Karena ketika ada acara-acara di Merauke, pemerintah yang ada di sebelah (PNG,red) dengan masyarakat di sebelah baik sekali. Mereka melaksanakan kegiatan-kegiatan dan acara-acara budaya dan festival antar kedua negara. Tapi sekarang kita bikin seperti ini,” katanya.
Karena itu, perlu duduk bersama untuk membicarakan dan seperti apa yang harus diputuskan secara bersama nanti. “Artinya, kita juga harus menjaga hubungan baik yang sudah dibangun,’’ tandasnya.
Ditanya apakah pagar yang sudah dibangun tersebut harus mundur lagi, Suzanna Wanggai menjelaskan bahwa dari pihak PNG tidak menuntut seperti itu. ‘’Mereka hanya menyampaikan bahwa perlu melihat hubungan baik yang selama ini sudah berjalan dan perlu duduk bersama untuk memutuskan seperti apa perlu kita bangun,’’ pungkasnya. (ulo/tri)