Saturday, April 27, 2024
30.7 C
Jayapura

Luncurkan Gerakan Pengendalian Inflasi Pangan di Papua 

MERAUKE-  Bank Indonesia (BI) Perwakilan Papua bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Papua dan Kabupaten Merauke meluncurkan gerakan pengendalian inflasi pangan di Papua. Gerakan pengendalian inflasi pangan di Provinsi Papua ini dimulai dari Merauke, Selasa (11/10).

    Kepala Perwakilan Bank Indonesia Papua, Juli Budi Winantya mengungkapkan bahwa gerakan nasional  pengendalian inflasi pangan tersebut juga dilakukandi Papua yang dimulai dari Merauke.

Gerakan  pengendalian inflasi pangan ini supaya harga pangan tidak naik secara berlebihan. ‘’ Ini merupakan arahan Presiden pada  saat rapat koordinasi nasional pengendalian inflasi. Kepada seluruh pemerintah daerah supaya inflasi ini dapat dikendalikan terutama inflasi pangan,’’ kata  Juli Budi Winantya kepada wartawan disela-sela peluncuran gerakan nasional pengendalian inflasi pangan.

     Kendati  diluncurkan mulai dari  Merauke, namun menurutnya, kegiatan sudah dilakukan sejak awal 2022 dalam mengendalikan inflasi tersebut seperti kerja sama antar daerah diantaranya kerja sama dengan Sulsel, NTB, Jawa Timur. 

Baca Juga :  Warga Binaan dan Petugas Lapas Gelar Berbagai Pertandingan

Bentuk kegiatan dalam rangka pengendalian inflasi pangan tersebut diantaranya menggelar pasar murah kemudian terkait dengan peningkatan produksi lewat pemberian bantuan benih bawang merah dan cabai merah dari provinsi.

‘’Kami dari BI juga memberikan bantuan berupa alat mesin pertanian dan sarana produksi   pertanian kepada kelompok tani di Merauke. Mudah-mudahan dengan gerakan peningkatan produk ini, inflasi di Papua dapat dikendalikan,’’ terangnya.

Dikatakan, penyebab tingginya inflasi  di Papua tersebut karena kenaikan harga tiket pesawat, kenaikan harga minyak (BB) dan kontribusinya paling besar kareha harga pangan yang naik diantaranya beras, bawang merah, cabai rawit, minyak dan sebagainya. ‘’Itu  komoditas-komoditas yang menyebabkan tingginya  inflasi di Papua,’’ jelasnya.   

Juli Budi Winantya menjelaskan bahwa inflasi di Papua pada bulan September lebih dari 7 persen, lebih tinggi dari inflasi rata-rata nasional lebih dari  5,36 persen. Sedangkan  untuk Kota Merauke, tingkat inflasi berkisar 5 persen, paling rendah dari inflasi yang terjadi di Kota Jayapura dan Kota Timika.

Baca Juga :  Jelang Tutup Tahun, Bupati Ingatkan Warga untuk Jaga Keluarga 

Sementara wakil bupati Merauke H. Riduwan, S.Sos, M.Pd, mengungkapkan bahwa di Papua Bank Indonesia telah membantu Kabupaten Merauke  dalam mengendalikan inflasi dimana tingkat inflasi di bulan September sebesar Rp 5,36 persen, lebih  rendah dari inflasi yang terjadi di Kota Jayapura dan Kota Timika.

‘’Itu artinya, kita harus bersinergi lagi dalam rangka pengendalian harga-harga di Kabupaten Merauke khususnya  produksi pangan. Apresiasi kepada OPD dan para pelaku ekonomi di Merauke yang bisa menunjukan kinerja dan hasil kerjanya dalam rangka kebutuhan serta mengendalikan harga-harganya,’’ tandasnya. (ulo/tho)    

MERAUKE-  Bank Indonesia (BI) Perwakilan Papua bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Papua dan Kabupaten Merauke meluncurkan gerakan pengendalian inflasi pangan di Papua. Gerakan pengendalian inflasi pangan di Provinsi Papua ini dimulai dari Merauke, Selasa (11/10).

    Kepala Perwakilan Bank Indonesia Papua, Juli Budi Winantya mengungkapkan bahwa gerakan nasional  pengendalian inflasi pangan tersebut juga dilakukandi Papua yang dimulai dari Merauke.

Gerakan  pengendalian inflasi pangan ini supaya harga pangan tidak naik secara berlebihan. ‘’ Ini merupakan arahan Presiden pada  saat rapat koordinasi nasional pengendalian inflasi. Kepada seluruh pemerintah daerah supaya inflasi ini dapat dikendalikan terutama inflasi pangan,’’ kata  Juli Budi Winantya kepada wartawan disela-sela peluncuran gerakan nasional pengendalian inflasi pangan.

     Kendati  diluncurkan mulai dari  Merauke, namun menurutnya, kegiatan sudah dilakukan sejak awal 2022 dalam mengendalikan inflasi tersebut seperti kerja sama antar daerah diantaranya kerja sama dengan Sulsel, NTB, Jawa Timur. 

Baca Juga :  Jelang Tutup Tahun, Bupati Ingatkan Warga untuk Jaga Keluarga 

Bentuk kegiatan dalam rangka pengendalian inflasi pangan tersebut diantaranya menggelar pasar murah kemudian terkait dengan peningkatan produksi lewat pemberian bantuan benih bawang merah dan cabai merah dari provinsi.

‘’Kami dari BI juga memberikan bantuan berupa alat mesin pertanian dan sarana produksi   pertanian kepada kelompok tani di Merauke. Mudah-mudahan dengan gerakan peningkatan produk ini, inflasi di Papua dapat dikendalikan,’’ terangnya.

Dikatakan, penyebab tingginya inflasi  di Papua tersebut karena kenaikan harga tiket pesawat, kenaikan harga minyak (BB) dan kontribusinya paling besar kareha harga pangan yang naik diantaranya beras, bawang merah, cabai rawit, minyak dan sebagainya. ‘’Itu  komoditas-komoditas yang menyebabkan tingginya  inflasi di Papua,’’ jelasnya.   

Juli Budi Winantya menjelaskan bahwa inflasi di Papua pada bulan September lebih dari 7 persen, lebih tinggi dari inflasi rata-rata nasional lebih dari  5,36 persen. Sedangkan  untuk Kota Merauke, tingkat inflasi berkisar 5 persen, paling rendah dari inflasi yang terjadi di Kota Jayapura dan Kota Timika.

Baca Juga :  Warga Binaan dan Petugas Lapas Gelar Berbagai Pertandingan

Sementara wakil bupati Merauke H. Riduwan, S.Sos, M.Pd, mengungkapkan bahwa di Papua Bank Indonesia telah membantu Kabupaten Merauke  dalam mengendalikan inflasi dimana tingkat inflasi di bulan September sebesar Rp 5,36 persen, lebih  rendah dari inflasi yang terjadi di Kota Jayapura dan Kota Timika.

‘’Itu artinya, kita harus bersinergi lagi dalam rangka pengendalian harga-harga di Kabupaten Merauke khususnya  produksi pangan. Apresiasi kepada OPD dan para pelaku ekonomi di Merauke yang bisa menunjukan kinerja dan hasil kerjanya dalam rangka kebutuhan serta mengendalikan harga-harganya,’’ tandasnya. (ulo/tho)    

Berita Terbaru

Artikel Lainnya