Friday, November 22, 2024
31.7 C
Jayapura

Layanan Kesehatan Primer Harus Diperkuat    

MERAUKE – Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kemenkes Republik Indonesia dr. Maria Endang Sumiwi meminta pemerintah daerah dalam hal ini provinsi dan kabupaten yang ada di Papua Selatan untuk memperkuat layanan kesehatan primer.

‘’Kalau kita mau stunting turun,  kematian ibu dan anak rendah kemudian  mau anak-anak kita tidak Polio, bapak ibu kita  tidak stroke dan sebagainya maka yang harus kita perkuat adalah  layanan dasar kesehatan . Layanan dasar kesehatan ada di  tingkat primer yakni posyandu-posyandu, puskemas pembantu dan puskesmas,’’ kata  dr. Maria Endang Sumiwi pada  rapat kerja daerah Dikas Kesehatan Provinsi Papua Selatan di Merauke, Selasa (09/07/2024) malam.

Maria Endang Sumiwi yang lahir dan besar di Merauke itu saat tiba di Merauke telah mengunjungi  posyandu sejahtera, puskesmas Mopah, lalu pustu dan puskesmas Sota. Maria melihat ada banyak layanan yang harus diperkuat di dalam layanan primer.  Dalam memperkuat layanan primer ini, lanjut  Maria Endang Sumiwi, ada beberapa usaha yang dilakukan pemerintah pusat.

Baca Juga :  Pastikan Mesin Politik Berjalan, DPW PKS PPS  Gelar Konsolisasi 

Pertama   adalah mengubah cara kerja. Pasalnya, jumlah puskesmas di Indonesia hanya  10.000 unit sama dengan jumlah  puskesmas di Thailand yang memiliki penduduk 75 juta. Sementara  Indonesia memiliki 280 juta penduduk. Karena jumlah pustu dan posyandu yang relatif sedikit tersebut, sehingga pemerintah mulai membangun pustu dan poyandu.

‘’Kita punya PR untuk generasi berikutnya yakni mencapai Indonesia emas tahun 2045. Tapi untuk mencapai itu,  rakyatnya harus sehat.  Untuk mencapai Idonesia emas, penghasilan kita harus 3 kali lipat dari sekarang. Kalau gaji Rp 15 juta tapi cuci darah 3 kali seminggu, gaji itu tidak bisa dianggap sebagai income yang baik,’’ jelasnya.

Baca Juga :  Menunggak Rp 1,2 Miliar, Juru Sita Blokir Rekening Wajib Pajak

Karena itu, layanan dasarnya harus diperkuat dan laboratoriumnya harus diperkuat dan alat-alat kesehatan diperkuat.

Dikatakan untuk memperkuat kesehatan, pemerintah  mengambil kebijakan dalam memajukan yang seharusnya dicapai dalam 20 tahun menjadi 5 tahun. Salah satu cara yang ditempuh dengan mengambil p;injaman luar negeri Rp 60 triliun untuk rumah sakit, puskesmas, dan laboratorium.

‘’Ada komitmen besar untuk memperbaiki layanan kesehatan kita,’’ pungkasnya.

Pj Gubernur Papua Selatan Apolo Safanpo sata membuka rapat kerja tersebut menambahkan bahwa yang perlu diperluas dan diperkuat lagi terkait sosialisasi  hidup  sehat. Karena jika masyarakat sudah memiliki kesadaran yang tinggi untuk hidup sehat maka tentu  tidak perlu membangun sarana kesehatan yang banyak. (ulo)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

MERAUKE – Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kemenkes Republik Indonesia dr. Maria Endang Sumiwi meminta pemerintah daerah dalam hal ini provinsi dan kabupaten yang ada di Papua Selatan untuk memperkuat layanan kesehatan primer.

‘’Kalau kita mau stunting turun,  kematian ibu dan anak rendah kemudian  mau anak-anak kita tidak Polio, bapak ibu kita  tidak stroke dan sebagainya maka yang harus kita perkuat adalah  layanan dasar kesehatan . Layanan dasar kesehatan ada di  tingkat primer yakni posyandu-posyandu, puskemas pembantu dan puskesmas,’’ kata  dr. Maria Endang Sumiwi pada  rapat kerja daerah Dikas Kesehatan Provinsi Papua Selatan di Merauke, Selasa (09/07/2024) malam.

Maria Endang Sumiwi yang lahir dan besar di Merauke itu saat tiba di Merauke telah mengunjungi  posyandu sejahtera, puskesmas Mopah, lalu pustu dan puskesmas Sota. Maria melihat ada banyak layanan yang harus diperkuat di dalam layanan primer.  Dalam memperkuat layanan primer ini, lanjut  Maria Endang Sumiwi, ada beberapa usaha yang dilakukan pemerintah pusat.

Baca Juga :  Pastikan Mesin Politik Berjalan, DPW PKS PPS  Gelar Konsolisasi 

Pertama   adalah mengubah cara kerja. Pasalnya, jumlah puskesmas di Indonesia hanya  10.000 unit sama dengan jumlah  puskesmas di Thailand yang memiliki penduduk 75 juta. Sementara  Indonesia memiliki 280 juta penduduk. Karena jumlah pustu dan posyandu yang relatif sedikit tersebut, sehingga pemerintah mulai membangun pustu dan poyandu.

‘’Kita punya PR untuk generasi berikutnya yakni mencapai Indonesia emas tahun 2045. Tapi untuk mencapai itu,  rakyatnya harus sehat.  Untuk mencapai Idonesia emas, penghasilan kita harus 3 kali lipat dari sekarang. Kalau gaji Rp 15 juta tapi cuci darah 3 kali seminggu, gaji itu tidak bisa dianggap sebagai income yang baik,’’ jelasnya.

Baca Juga :  Penyelesaian Sengketa Pilkada Dimandatkan ke Panwaslu

Karena itu, layanan dasarnya harus diperkuat dan laboratoriumnya harus diperkuat dan alat-alat kesehatan diperkuat.

Dikatakan untuk memperkuat kesehatan, pemerintah  mengambil kebijakan dalam memajukan yang seharusnya dicapai dalam 20 tahun menjadi 5 tahun. Salah satu cara yang ditempuh dengan mengambil p;injaman luar negeri Rp 60 triliun untuk rumah sakit, puskesmas, dan laboratorium.

‘’Ada komitmen besar untuk memperbaiki layanan kesehatan kita,’’ pungkasnya.

Pj Gubernur Papua Selatan Apolo Safanpo sata membuka rapat kerja tersebut menambahkan bahwa yang perlu diperluas dan diperkuat lagi terkait sosialisasi  hidup  sehat. Karena jika masyarakat sudah memiliki kesadaran yang tinggi untuk hidup sehat maka tentu  tidak perlu membangun sarana kesehatan yang banyak. (ulo)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Berita Terbaru

Artikel Lainnya