Sunday, November 24, 2024
25.7 C
Jayapura

Cari Tuban, Pemuda 17 Tahun Ditemukan Tak Bernyawa 

MERAUKE–Nasib nahas dialami seorang pemuda di Merauke bernama Dwi Warsono. Pemuda 17 tahun tersebut ditemukan tak bernyawa Senin (10/10) setelah dilakukan pencarian selama dua hari, dua malam. Korban sendiri merupakan anak satu-satunya dari pasangan  Slamet Santoso (51) dan Dewi Susilowati (42). Pada tubuh korban  ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan.

  Kapolres Merauke AKBP Sandi Sultan, SIK, melalui Kasie Humas Ahmad Nurung, SH, saat dikonfirmasi membenarkan penemuan jenazah pemuda 17 tahun tersebut. Kronologi kejadiannya, ungkap Kasubag Humas, berawal saat korban, Sabtu (8/10) keluar dari rumah di Semangga 2 dengan tujuan mencari  Tuban (hewan sejenis tikus)  di sekitar sawah di RT 09.

Namun pada hari Minggu, korban tidak pulang rumah sehingga warga kampung Marga Mulya mengambil keputusan mencari korban pada hari Minggu malam sampai Senin (10/10) pagi sekitar 04.00 WIT belum ditemukan, sehingga  warga istrahat dan kembali lanjutkan pencarian pagi harinya.

Baca Juga :  900 Prajurit Siap Amankan Tapal Batas RI-PNG di Papua Selatan

Kemudian Senin (10/10) sekitar pukul  06.00 WIT, 4 orang yang dipimpin Ketua RT  09 atas nama Thamrin dan 3 temannya masing-masing bernama Tugimin, Nani dan Manto masuk ke hutan Kampung  Marga Mulya, tempat korban mencari Tuban.

Sekitar  300 meter samping drainase,  jenazah korban  Dwi Warsono ditemukan dalam posisi terlentang dengan menggunakan baju kaos oblong warna biru, celana pendek jeans warna biru mudah. Saat ditemukan itu, bola mata korban keluar, mulut terbuka, lida keluar dan tangan kanan lecet. Luka pada dada terkena peluru senapan angin tembus baju kaos.

Sementara  senter kepala dan senapan angin berjarak sekitar 2 meter dari korban dengan kondisi  senapan angin dalam keadaan rusak atau patah. Sepeda motor yang digunakan korban  diparkir di sawah dengan sandal jepit ditaruh di depan ban sepeda motor.  Kasie Humas menjelaskan, dari informasi yang dikumpulkan bahwa selama ini saat korban mencari Tuban di sekitar daerah tersebut, tidak ada larangan.

Baca Juga :  Pemkab Diminta Segera Siapkan RAPBD Induk 2023 

Selain itu bahwa masyarakat mengetahui kalau korban saat malam itu  mencari Tuban bersama temannya karena ada 2 cahaya yang menyala. Namun sampai saa ini tidak ada  warga yang mengetahui teman siapa yang malam itu bersama dengan korban. ‘’Sementara ini  masih dalam penyelidikan,’’pungkasnya. (ulo/tho)

MERAUKE–Nasib nahas dialami seorang pemuda di Merauke bernama Dwi Warsono. Pemuda 17 tahun tersebut ditemukan tak bernyawa Senin (10/10) setelah dilakukan pencarian selama dua hari, dua malam. Korban sendiri merupakan anak satu-satunya dari pasangan  Slamet Santoso (51) dan Dewi Susilowati (42). Pada tubuh korban  ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan.

  Kapolres Merauke AKBP Sandi Sultan, SIK, melalui Kasie Humas Ahmad Nurung, SH, saat dikonfirmasi membenarkan penemuan jenazah pemuda 17 tahun tersebut. Kronologi kejadiannya, ungkap Kasubag Humas, berawal saat korban, Sabtu (8/10) keluar dari rumah di Semangga 2 dengan tujuan mencari  Tuban (hewan sejenis tikus)  di sekitar sawah di RT 09.

Namun pada hari Minggu, korban tidak pulang rumah sehingga warga kampung Marga Mulya mengambil keputusan mencari korban pada hari Minggu malam sampai Senin (10/10) pagi sekitar 04.00 WIT belum ditemukan, sehingga  warga istrahat dan kembali lanjutkan pencarian pagi harinya.

Baca Juga :  Diduga Korban Tewas Terlindas Kendaraan

Kemudian Senin (10/10) sekitar pukul  06.00 WIT, 4 orang yang dipimpin Ketua RT  09 atas nama Thamrin dan 3 temannya masing-masing bernama Tugimin, Nani dan Manto masuk ke hutan Kampung  Marga Mulya, tempat korban mencari Tuban.

Sekitar  300 meter samping drainase,  jenazah korban  Dwi Warsono ditemukan dalam posisi terlentang dengan menggunakan baju kaos oblong warna biru, celana pendek jeans warna biru mudah. Saat ditemukan itu, bola mata korban keluar, mulut terbuka, lida keluar dan tangan kanan lecet. Luka pada dada terkena peluru senapan angin tembus baju kaos.

Sementara  senter kepala dan senapan angin berjarak sekitar 2 meter dari korban dengan kondisi  senapan angin dalam keadaan rusak atau patah. Sepeda motor yang digunakan korban  diparkir di sawah dengan sandal jepit ditaruh di depan ban sepeda motor.  Kasie Humas menjelaskan, dari informasi yang dikumpulkan bahwa selama ini saat korban mencari Tuban di sekitar daerah tersebut, tidak ada larangan.

Baca Juga :  Tol Laut Home Base Merauke Bertambah

Selain itu bahwa masyarakat mengetahui kalau korban saat malam itu  mencari Tuban bersama temannya karena ada 2 cahaya yang menyala. Namun sampai saa ini tidak ada  warga yang mengetahui teman siapa yang malam itu bersama dengan korban. ‘’Sementara ini  masih dalam penyelidikan,’’pungkasnya. (ulo/tho)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya