Thursday, April 25, 2024
28.7 C
Jayapura

Kapolres: Ada Tokoh yang Coba Gagalkan DOB Papua Selatan

Demo Tolak DOB di Wamena Berjalan Aman dn Terkendali

MERAUKE – Kendati sebelumnya diprediksi adanya kemungkinan aksi  demo penolakan Daerah Otonomi Baru (DOB), namun hingga sore kemarin tidak ada pergerakan demo penolakan tersebut. Meski demikian, pihak kepolisian Resor Merauke tetap siaga mengantisipasi kemungkinan adanya aksi demo tersebut.

Kapolres Merauke AKBP. Ir. Untung Sangaji, M.Hum kepada wartawan mengakui, untuk Merauke tidak ada aksi demo penolakan DOB. Namun lanjut dia, ada tokoh yang berusaha menggagalkan DOB Provinsi Papua Selatan tersebut.

“Dia berupaya melakukan penggalangan, salah satunya dengan cara mengirim wanita cantik kepada saya. Perasaan, saya tidak gila untuk itu. Karena saya punya wartawan cantik-cantik semua. Kita tidak terganggu, kenapa kirim orang seperti itu,” jelas Kapolres.

Namun demikian, Kapolres mengaku tidak masalah, karena menjadi tantangan dan dirinya tetap konsisten terhadap apa yang sudah ia janjikan kepada masyarakat.

” Mereka ingin melakukan hal-hal provokasi seperti di beberapa daerah di Papua. Dulu Jakarta tidak ada Jakarta Barat, Jakarta Timur, Jakarta Utara, Jakarta Selatan. Yang ada hanya Batavia. Tapi dengan adanya pemekaran dan orang mulai pintar, maka muncullah Jakarta Barat, Selatan, Utara, dan Timur. Kita Merauke harus lakukan itu dan masyarakat mulai siap,” jelasnya. 

Ditambahkan, bagi mereka yang belum menyadari pentingnya DOB tersebut, pihaknya memberikan pemahaman secara perlahan dan tidak melakukan dengan cara frontal. “Kita tidak ambil sikap frontal. Tembak kaki kena kepala. Tidak secara frontal. Tapi kalau sudah mulai baik, maka kita tinggalkan dia. Tapi kalau mulai kacau, kita dekati lagi,” pungkasnya.

Baca Juga :  Kemarau, 6.047 Hektar Padi Petani di Merauke Gagal Panen

Sementara itu, Polres Jayawijaya memastikan aksi demo yang dilakukan di Wamena, berjalan aman dan terkendali, kuncinya hanya melakukan koordinasi dengan baik.

Kapolres Jayawijaya AKBP. Muh Safei AB, SE menyatakan, aksi demo yang dimotori oleh Petisi Rakyat Papua (PRP) Jayawijaya berlangsung dari pagi hingga siang dan berjalan dengan baik, di mana pergerakan massa dari 4 titik dan berjumlah sekitar 1.200 orang.

“Kita perkirakan massa ini berjumlah 1200 orang, berjalan lancar dan aman hingga massa membubarkan diri,” ungkapnya, Selasa (10/5), kemarin.

Menurutnya, personel yang diturunkan untuk melakukan pengamanan dalam aksi ini, dari Polres Jayawijaya sendiri 250 personel, sedangkan untuk mendukung pengamanan, pihaknya meminta dukungan personel dari Batalyon 756/ Wimane Sili dua SSK.

“1 SSK itu 105 orang, sehingga kalau 2 SSK berarti ada 210 personel, kalau digabung dengan personel Polres Jayawijaya maka jumlahnya 460 personel,”jelasnya.

Ditambahkan, kalau ada koordniasi dan komunikasi yang baik, maka bisa menciptakan suasana yang aman dan terkendali seperti yang telah dilakukan beberapa kali melakukan pengamanan terhadap aksi demo di Kabupaten Jayawijaya.

Setelah demo tersebut, masih ada lagi aksi demo yang akan dilakukan Kamis 12 Mei, di mana surat pemberitahuannnya sudah masuk ke Polres Jayawijaya, aksi yang akan dilakukan sama, namun dari kelompok yang berbeda.

Baca Juga :  Demo IPMN Tak Ganggu Aktifitas Masyarakat

“Demo yang direncanakan akan dilakukan 12 Mei ini adalah tolak Otsus, DOB dan menolak dialog yang dimotori oleh Komnas HAM RI,”beber Kapolres.

Sementara itu, Koorlap aksi demo PRP, Namane Elopere menegaskan, apabila aspirasi ini tidak didengarkan maka masyarakat Lapago akan menduduki Kantor DPRD Jayawijaya selama satu bulan, sebab Otsus jilid II dan DOB bukan kepentingan masyarakat, tapi  nafsu kekuasaan elit politik.

” Masyarakat Papua menginginkan agar pemerintah pusat menghentikan praktek Otsus jilid II, DOB  serta tarik pasukan yang diturunkan ke Papua, elit politik Papua diminta untuk hentikan dukungan pembentukan DOB mengatasnamakan masyarakat Papua,”bebernya.

Di tempat yang sama, Ketua DPRD Jayawijaya, Mathias Tabuni mengatakan, jika ada masyarakat yang menilai bhwa aspirasi yang disampaikan beberapa waktu lalu tidak diakomodir atau diteruskan ke DPR Papua, itu tidak benar, DPRD Jayawijaya sudah menyampaikan aspirasi tersebut ke DPR Papua.

“Sebagai perwakilan dari masyarakat yang duduk di lembaga legislatif, maka sudah tugas kami menyampaikan seluruh aspirasi masyarakat yang disampaikan kepada dewan, apapun itu aspirasinya, kita sampaikan sesuai mekanisme yang ada,”ungkapnya.

Sementara itu Anggota DPR Papua Damatus Gwijangge yang hadir menerima demonstrasi dari PRP di Kantor DPRD Jayawijaya menjelaskan, aspirasi sudah diterima di Provinsi Papua, baik yang menolak Otsus dan DOB maupun yang menerima dan telah dilanjutkan ke Badan Legislasi DPR RI di Jakarta, sehingga pembentukan DOB ini belum final.(ulo/jo/tho)

Demo Tolak DOB di Wamena Berjalan Aman dn Terkendali

MERAUKE – Kendati sebelumnya diprediksi adanya kemungkinan aksi  demo penolakan Daerah Otonomi Baru (DOB), namun hingga sore kemarin tidak ada pergerakan demo penolakan tersebut. Meski demikian, pihak kepolisian Resor Merauke tetap siaga mengantisipasi kemungkinan adanya aksi demo tersebut.

Kapolres Merauke AKBP. Ir. Untung Sangaji, M.Hum kepada wartawan mengakui, untuk Merauke tidak ada aksi demo penolakan DOB. Namun lanjut dia, ada tokoh yang berusaha menggagalkan DOB Provinsi Papua Selatan tersebut.

“Dia berupaya melakukan penggalangan, salah satunya dengan cara mengirim wanita cantik kepada saya. Perasaan, saya tidak gila untuk itu. Karena saya punya wartawan cantik-cantik semua. Kita tidak terganggu, kenapa kirim orang seperti itu,” jelas Kapolres.

Namun demikian, Kapolres mengaku tidak masalah, karena menjadi tantangan dan dirinya tetap konsisten terhadap apa yang sudah ia janjikan kepada masyarakat.

” Mereka ingin melakukan hal-hal provokasi seperti di beberapa daerah di Papua. Dulu Jakarta tidak ada Jakarta Barat, Jakarta Timur, Jakarta Utara, Jakarta Selatan. Yang ada hanya Batavia. Tapi dengan adanya pemekaran dan orang mulai pintar, maka muncullah Jakarta Barat, Selatan, Utara, dan Timur. Kita Merauke harus lakukan itu dan masyarakat mulai siap,” jelasnya. 

Ditambahkan, bagi mereka yang belum menyadari pentingnya DOB tersebut, pihaknya memberikan pemahaman secara perlahan dan tidak melakukan dengan cara frontal. “Kita tidak ambil sikap frontal. Tembak kaki kena kepala. Tidak secara frontal. Tapi kalau sudah mulai baik, maka kita tinggalkan dia. Tapi kalau mulai kacau, kita dekati lagi,” pungkasnya.

Baca Juga :  Nasib Mahasiswa Papua di Ujung Tanduk

Sementara itu, Polres Jayawijaya memastikan aksi demo yang dilakukan di Wamena, berjalan aman dan terkendali, kuncinya hanya melakukan koordinasi dengan baik.

Kapolres Jayawijaya AKBP. Muh Safei AB, SE menyatakan, aksi demo yang dimotori oleh Petisi Rakyat Papua (PRP) Jayawijaya berlangsung dari pagi hingga siang dan berjalan dengan baik, di mana pergerakan massa dari 4 titik dan berjumlah sekitar 1.200 orang.

“Kita perkirakan massa ini berjumlah 1200 orang, berjalan lancar dan aman hingga massa membubarkan diri,” ungkapnya, Selasa (10/5), kemarin.

Menurutnya, personel yang diturunkan untuk melakukan pengamanan dalam aksi ini, dari Polres Jayawijaya sendiri 250 personel, sedangkan untuk mendukung pengamanan, pihaknya meminta dukungan personel dari Batalyon 756/ Wimane Sili dua SSK.

“1 SSK itu 105 orang, sehingga kalau 2 SSK berarti ada 210 personel, kalau digabung dengan personel Polres Jayawijaya maka jumlahnya 460 personel,”jelasnya.

Ditambahkan, kalau ada koordniasi dan komunikasi yang baik, maka bisa menciptakan suasana yang aman dan terkendali seperti yang telah dilakukan beberapa kali melakukan pengamanan terhadap aksi demo di Kabupaten Jayawijaya.

Setelah demo tersebut, masih ada lagi aksi demo yang akan dilakukan Kamis 12 Mei, di mana surat pemberitahuannnya sudah masuk ke Polres Jayawijaya, aksi yang akan dilakukan sama, namun dari kelompok yang berbeda.

Baca Juga :  Demo IPMN Tak Ganggu Aktifitas Masyarakat

“Demo yang direncanakan akan dilakukan 12 Mei ini adalah tolak Otsus, DOB dan menolak dialog yang dimotori oleh Komnas HAM RI,”beber Kapolres.

Sementara itu, Koorlap aksi demo PRP, Namane Elopere menegaskan, apabila aspirasi ini tidak didengarkan maka masyarakat Lapago akan menduduki Kantor DPRD Jayawijaya selama satu bulan, sebab Otsus jilid II dan DOB bukan kepentingan masyarakat, tapi  nafsu kekuasaan elit politik.

” Masyarakat Papua menginginkan agar pemerintah pusat menghentikan praktek Otsus jilid II, DOB  serta tarik pasukan yang diturunkan ke Papua, elit politik Papua diminta untuk hentikan dukungan pembentukan DOB mengatasnamakan masyarakat Papua,”bebernya.

Di tempat yang sama, Ketua DPRD Jayawijaya, Mathias Tabuni mengatakan, jika ada masyarakat yang menilai bhwa aspirasi yang disampaikan beberapa waktu lalu tidak diakomodir atau diteruskan ke DPR Papua, itu tidak benar, DPRD Jayawijaya sudah menyampaikan aspirasi tersebut ke DPR Papua.

“Sebagai perwakilan dari masyarakat yang duduk di lembaga legislatif, maka sudah tugas kami menyampaikan seluruh aspirasi masyarakat yang disampaikan kepada dewan, apapun itu aspirasinya, kita sampaikan sesuai mekanisme yang ada,”ungkapnya.

Sementara itu Anggota DPR Papua Damatus Gwijangge yang hadir menerima demonstrasi dari PRP di Kantor DPRD Jayawijaya menjelaskan, aspirasi sudah diterima di Provinsi Papua, baik yang menolak Otsus dan DOB maupun yang menerima dan telah dilanjutkan ke Badan Legislasi DPR RI di Jakarta, sehingga pembentukan DOB ini belum final.(ulo/jo/tho)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya