MERAUKE-Kendati Pemerintah Pusat mengeluarkan larangan mudik, namun untuk Merauke larangan tersebut dianggap sulit untuk diterapkan. Sebab, kebiasaan di Merauke saat lebaran akan berkunjung ke keluarganya yang ada di sejumlah lokasi eks transmigrasi yang ada di Merauke.
“Saya pikir untuk larangan mudik tersebut sulit diterapkan untuk kita di Merauke. Karena di Merauke itu bukan mudik tapi mereka balik ke rumahnya yang ada di lokasi-lokasi (eks transmigrasi,red),” kata Wakil Bupati Merauke H. Riduwan, S.Sos, M.Pd, ketika dihubungi Cenderawasih Pos, Kamis (8/4).
Menurutnya, mudik di Merauke tidak seperti mudik yang ada di Jakarta dan Surabaya dan kota-kota lainnya yang ada di Pulau Jawa, dimana jumlah yang mudik dalam jumlah yang banyak. Karena itu, lanjut Wabup Riduwan, yang harus diperketat nanti adalah protokol kesehatan. Dimana di setiap rumah harus menyediakan tempat cuci tangan dan sabun, pemakaian masker dan menjaga jarak, jangan sampai rumah menjadi kluster baru penyebaran Covid-19 di Merauke.
Sementara untuk penerbangan sendiri, kata dia, selama ini masih sangat terbatas yakni hanya 3 kali penebangan dalam sehari, sama dengan hari-hari biasa. “Bukan seperti di Jakarta yang jumlah penerbangannya ratusan dalam satu hari,” katanya. (ulo/tri)
Wakil Bupati Merauke H. Riduwan, S.Sos, M.Pd
MERAUKE-Kendati Pemerintah Pusat mengeluarkan larangan mudik, namun untuk Merauke larangan tersebut dianggap sulit untuk diterapkan. Sebab, kebiasaan di Merauke saat lebaran akan berkunjung ke keluarganya yang ada di sejumlah lokasi eks transmigrasi yang ada di Merauke.
“Saya pikir untuk larangan mudik tersebut sulit diterapkan untuk kita di Merauke. Karena di Merauke itu bukan mudik tapi mereka balik ke rumahnya yang ada di lokasi-lokasi (eks transmigrasi,red),” kata Wakil Bupati Merauke H. Riduwan, S.Sos, M.Pd, ketika dihubungi Cenderawasih Pos, Kamis (8/4).
Menurutnya, mudik di Merauke tidak seperti mudik yang ada di Jakarta dan Surabaya dan kota-kota lainnya yang ada di Pulau Jawa, dimana jumlah yang mudik dalam jumlah yang banyak. Karena itu, lanjut Wabup Riduwan, yang harus diperketat nanti adalah protokol kesehatan. Dimana di setiap rumah harus menyediakan tempat cuci tangan dan sabun, pemakaian masker dan menjaga jarak, jangan sampai rumah menjadi kluster baru penyebaran Covid-19 di Merauke.
Sementara untuk penerbangan sendiri, kata dia, selama ini masih sangat terbatas yakni hanya 3 kali penebangan dalam sehari, sama dengan hari-hari biasa. “Bukan seperti di Jakarta yang jumlah penerbangannya ratusan dalam satu hari,” katanya. (ulo/tri)