MERAUKE-Pihak SMP Negeri 2 Merauke mengundang seluruh orang tua siswa untuk kembali menyampaikan penegasan kepada para orang tua siswa terkait dengan sejumlah persoalan yang terjadi di sekolah itu akhir-akhir ini, di GOR Hiad Sai Merauke, Sabtu (7/9).
Sejumlah persoalan yang terjadi akhir-akhir ini yang dilakukan siswa sendiri, diantarnaya lompat pagar, sering bolos, adanya pemalakan yang dilakukan oleh sejumlah oknum siswa dengan temannya sendiri yang tidak dapat ditolerir oleh pihak sekolah.
Pihak sekolah sering menangani pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oknum siswa tersebut, tapi kebanyakan orang tua tidak terima ketika diambil tindakan oleh pihak sekolah sesuai dengan aturan yang sudah disepakati bersama sebelumnya. Karena itu, sangat urgen memanggil para orang tua untuk sosialisasi, supaya orang tua semakin tahu aturan dan tata tertib sekolah.
“Karena begitu anaknya baru diterima di sekolah, orang tua dan siswa menandatangani pernyataan yang kemudian kami lengkapi dan berikan tata tertib. Tapi mungkin tidak dibaca. disimpan saja dalam lemari, sehingga ketika terjadi hal yang tidak diinginkan mereka kaget,’’ beber Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMPN 2 Merauke Dra. Luciana Jeane Runtu, kepada wartawan di sela-sela pertemuan dengan orang tua siswa di GOR Hiad Sai Merauke, Sabtu (7/9).
Menurut Luciana Jeane Runtu bahwa ketika ada pelanggaran yang dilakukan siswa tentu orang tua datang komplain karena merasa dirugikan. ‘’Kalau anaknya dipalak, jelas orang tuanya datang melapor kepada kami. Ketika kami akan mengambil sanksi tegas, tentu kami harus sampaikan kepada orang tua terlebih dahulu sebelum kami mengambil langkah,’’ jelasnya.
Bagi setiap siswa yang melakukan pelanggaran, sambung dia, maka pihaknya akan memberikan teguran secara lisan kepada yang bersangkutan. Bila terulang lagi maka diberikan teguran secara tertulis. Tapi jika terulang lagi, maka dibuat surat pernyataan. Namun apabila terjadi lagi maka siswa tersebut diskorsing.
‘’Tapi kalau masih terjadi juga maka kami mengambil langkah terakhir dengan mengembalikan anak itu kepada orang tuanya untuk dibina lebih lanjut. Karena kami sendiri merasa tidak mampu lagi membina anak tersebut,’’ tandasnya.
Luciana Jeane Runtu menjelaskan, bahwa saat ini pihaknya telah menangani 6 oknum siswa yang diduga sering melakukan pemalakan terhadap teman-temannya. ‘’Kemungkinan masih ada, karena jumlah siswa kita lebih dari 900 anak. Tapi, yang kami tangani sekarang 6 orang,’’ tambahnya. (ulo/tri)