
MERAUKE-Di tengah pandemi Corona, sejumlah petugas Unit Transfusi Darah (UTD) Merauke Palang Merah Indonesia mogok kerja. Belum diketahui secara pasti alasan sejumlah petugas UTD tersebut melakukan mogok kerja. Padahal, tenaga mereka sangat dibutuhkan.
Informasi yang diterima media ini, jumlah petugas yang mogok kerja tersebut sebanyak 10 orang. Namun Kepala UTD Merauke dr. Mika Betaubun belum dapat memastikan jumlahnya. “Kami belum bisa memastikan jumlahnya berapa. Masih dalam investasi,” kata dr. Mika Talubun.
Ia juga belum membeberkan alasan dari sejumlah petugas UTD tersebut melakukan mogok yang dimulai sejak Selasa (5/5). “Nanti akan kita sampaikan setelah ada rapat dengan pengurus hari ini apa yang menjadi alasan mereka melakukan pemogokan tersebut. Nanti kita sampaikan setelah selesai rapat,” tandasnya.
Sementara itu, Ketua Tim Investigasi DPC PMI Merauke Tawada Sitinjak ditemui media ini seusia melakukan rapat mengungkapkan bahwa pihaknya belum bisa memastikan apakah 10 staf UTD Merauke tersebut mogok kerja atau tidak. Karena ke-10 staf tersebut tidak masuk sekaligus namun secara shift.
“Nanti Sabtu besok baru kita bisa tahu apakah mereka mogok tidak masuk atau tidak. Kalau hari ini, kami belum bisa tentukan. Tapi kalau 10 orang ini tidak masuk sampai Sabtu besok, berarti mereka betul-betul mogok kerja,’’ kata Tawada Sitinjak.
Meski demikian, Sitinjak menegaskan bahwa pelayanan di UTD Merauke tetap berjalan. ‘’Anda bisa lihat sendiri pelayanan tetap berjalan. Tidak terlalu pengaruh,’’ katanya.
Diakui Sitinjak bahwa ada surat yang diterima oleh pengurus PMI Cabang Merauke yang ditandatangani oleh 10 staf tersebut. Namun tidak tahu siapa yang memasukkan ke meja sekretaris PMI Cabang Merauke dr. Steve Osok . ‘’Surat itu lebih duluan sampai di tempat lain dibanding dengan kami di sini pengurus,’’ jelasnya.
Dari surat yang ditandatangani 10 staf tersebut, kata Tawada Sitinjak, meminta untuk mengganti Kepala UTD Merauke dengan berbagai alasan salah satunya karena yang bersangkutan akan pendidikan lagi. “Disini ada dua dokter, kalaupun beliau berangkat untuk sementara diganti oleh dokter satunya. Sebenarnya tidak masalah,” jelasnya.
Selain itu, kata Tawada Sitinjak, sejak surat diterima pihaknya, pihaknya sedang menjawab surat tersebut. ‘’Kami baru terima surat itu Senin 4 Mei kemarin, sementara kalau lihat tanggal pembuatan surat itu sudah dibuat sejak 24 April lalu,’’ jelasnya.
Namun untuk keputusan terkait dengan surat yang dimasukkan ke-10 karyawan tersebut, tambah Tawada Sintinjak akan dijawab Sabtu (9/5) besok. ‘’Kita akan panggil mereka dan bicara dari hati ke hati sekaligus kita berikan keputusan,’’ tandasnya. (ulo/tri)