Saturday, April 20, 2024
31.7 C
Jayapura

SMPN Buti Libatkan Orang Tua Siswa Ikut Menilai

Para peserta ujian  saat  antri menerima sarapan pagi yang dibagikan guru dan perwakilan orang tua sebelum mengikuti ujian, Rabu (7/4) kemarin. ( FOTO: Sulo/Cepos)

MERAUKE-Berbagai terobosan dilakukan oleh pihak SMPN Buti, Merauke dalam meningkatkan  sumber daya manusia di sekolah tersebut. Salah satunya,  adalah dengan melibatkan perwakilan orang tua siswa dalam memberikan penilaian  terhadap hasil kerja siswa dalam ujian yang sedang dilakukan bagi 112 peserta ujian sekolah.
  Kepala SMPN Buti Paschal  Tethool mengungkapkan, bahwa ujian  sekolah yang sedang berlangsung ini adalah sebuah pesta. “Jadi ujian bukan sesuatu yang menakutkan tapi kegembiraan. Karena kita tahu,  anak-anak ini sudah didampingi selama pandemi Covid, dimana para guru melakukan  pendampingan dengan metode tematik dan kolaboratif, maka sekarang  bapak ibu guru menikmati hasil dari apa yang dirancangnya.  Saya harap ujian ini menjadi suatu bentuk suka cita,’’ kata  Paschal Tethool dihadapan peserat ujian sekolah,  Rabu (7/4). 

Baca Juga :  Polisi Kejar Pemotong Pohon Palem

   Panitia Ujian SMPN Buti Agustina Nena, S.Ag, menjelaskan bahwa sistem ujian yang dilakukan tersebut merupakan sebuah terobosan yang dilakukan oleh kepala sekolah. “Karena kepala sekolah ini orangnya sangat inovatif, punya daya pikir yang luar biasa untuk memajukan dan meningkatkan  anak-anak  ini dalam dunia pendidikan,” katanya. 

  Ujian yang dilakukan tersebut adalah praktek membuat rujak dengan memanfaatkan hasil yang ada di sekitar  siswa.  Dikatakan, sejak pandemi Covid, pihaknya sudah  melakukan  pembelajaran matematik kolaboratif. “Kami sudah menyusun tema dimana tema pertama menyangkut angin dan kearifan lokal yang dibuat dalam bentuk satu materi  tentang buah-buahan,” jelasnya. 

  Sementara keterlibatan  orang tua dalam ikut memberikan penilaian, kata dia  karena sejak awal  pembelajaran orang tua ikut terlibat membantu  anak-anak mereka dari setiap pembelajaran yang diberikan  oleh guru mata pelajaran. “Jadi siswa diberikan tugas dimana orang tua wajib membantu anak dalam menyelesaikan pekerjaan itu.  Sedangkan kami guru-guru turun ke  rumah dari setiap siswa sekali dalam 2 seminggu  untuk melakukan penilaian dan evaluasi,” jelasnya.  

Baca Juga :  Kehabisan Catridge, 8 Reaktif  Rapid Test Belum Diswab

   Tidak hanya perwakilan orang tua siswa yang hadir memberikan penilaian , tapi sebelum  ujian praktek tersebut dimulai  siswa  dibagikan sarapan pagi. “Karena ada anak-anak  ini yang tidak  serapan  saat dari rumahnya, sehingga sekolah sediakan sarapan agar  anak-anak ini  bisa punya konsentrasi  untuk belajar,” pungkasnya. (ulo/tri)   

Para peserta ujian  saat  antri menerima sarapan pagi yang dibagikan guru dan perwakilan orang tua sebelum mengikuti ujian, Rabu (7/4) kemarin. ( FOTO: Sulo/Cepos)

MERAUKE-Berbagai terobosan dilakukan oleh pihak SMPN Buti, Merauke dalam meningkatkan  sumber daya manusia di sekolah tersebut. Salah satunya,  adalah dengan melibatkan perwakilan orang tua siswa dalam memberikan penilaian  terhadap hasil kerja siswa dalam ujian yang sedang dilakukan bagi 112 peserta ujian sekolah.
  Kepala SMPN Buti Paschal  Tethool mengungkapkan, bahwa ujian  sekolah yang sedang berlangsung ini adalah sebuah pesta. “Jadi ujian bukan sesuatu yang menakutkan tapi kegembiraan. Karena kita tahu,  anak-anak ini sudah didampingi selama pandemi Covid, dimana para guru melakukan  pendampingan dengan metode tematik dan kolaboratif, maka sekarang  bapak ibu guru menikmati hasil dari apa yang dirancangnya.  Saya harap ujian ini menjadi suatu bentuk suka cita,’’ kata  Paschal Tethool dihadapan peserat ujian sekolah,  Rabu (7/4). 

Baca Juga :  Siap Lanjutkan Program Sudah Bagus 

   Panitia Ujian SMPN Buti Agustina Nena, S.Ag, menjelaskan bahwa sistem ujian yang dilakukan tersebut merupakan sebuah terobosan yang dilakukan oleh kepala sekolah. “Karena kepala sekolah ini orangnya sangat inovatif, punya daya pikir yang luar biasa untuk memajukan dan meningkatkan  anak-anak  ini dalam dunia pendidikan,” katanya. 

  Ujian yang dilakukan tersebut adalah praktek membuat rujak dengan memanfaatkan hasil yang ada di sekitar  siswa.  Dikatakan, sejak pandemi Covid, pihaknya sudah  melakukan  pembelajaran matematik kolaboratif. “Kami sudah menyusun tema dimana tema pertama menyangkut angin dan kearifan lokal yang dibuat dalam bentuk satu materi  tentang buah-buahan,” jelasnya. 

  Sementara keterlibatan  orang tua dalam ikut memberikan penilaian, kata dia  karena sejak awal  pembelajaran orang tua ikut terlibat membantu  anak-anak mereka dari setiap pembelajaran yang diberikan  oleh guru mata pelajaran. “Jadi siswa diberikan tugas dimana orang tua wajib membantu anak dalam menyelesaikan pekerjaan itu.  Sedangkan kami guru-guru turun ke  rumah dari setiap siswa sekali dalam 2 seminggu  untuk melakukan penilaian dan evaluasi,” jelasnya.  

Baca Juga :  Bantu Warga di Waan, Kesra Ajukan Anggaran Rp 1,3 Miliar

   Tidak hanya perwakilan orang tua siswa yang hadir memberikan penilaian , tapi sebelum  ujian praktek tersebut dimulai  siswa  dibagikan sarapan pagi. “Karena ada anak-anak  ini yang tidak  serapan  saat dari rumahnya, sehingga sekolah sediakan sarapan agar  anak-anak ini  bisa punya konsentrasi  untuk belajar,” pungkasnya. (ulo/tri)   

Berita Terbaru

Artikel Lainnya