Saturday, October 5, 2024
30.7 C
Jayapura

Soroti Kegiatan Kapal-Kapal di Sekitar Pintu Air Dilakukan Diatas Lumpur 

MERAUKE – Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Merauke Walter Mahuze menyoroti  kapal-kapal  rakyat yang berlabuh  di sekitar pintu air, Transito  Merauke  yang berpuluh-puluh tahun melakukan kegiatan  diatas lumpur.

‘’Puluhan tahun mereka melakukan aktivitas diatas lumpur . Saya beberapa waktu lalu, membicarakan masalah ini dengan rekan kami di KSOP. Saya undang kepala KSOP dan kita bicara untuk cari solusi. Karena kita bisa lihat sendiri di sana, tidak ada dermaga. Kegiatan aktivitasnya diatas lumpur. Mengacu pada peraturan perhubungan, tidak kapal tidak  boleh  melakukan tambatan diatas lumpur. Karena ini berlawanan aturan kelabuhan,’’ tandas  Walter Mahuze kepada media ini ditemui di  Pos Pelayanan Terminal Pasar Wamangug Merauke yag saat ini menjadi tempat  sementara melakukan aktivitas setelah Kantor Dishub dipalang, Kamis (04/07/2024).

Baca Juga :  DPC PDIP Merauke Tetapkan Lima Bacalon Bupati Merauke 

Walter Mahuze menjelaskan bahwa saat ini Pemerintah Kabupaten Merauke  telah memiliki pelabuhan di Kelapa  Lima Merauke dengan harapan kapa-kapal tersebut diarahkan  untuk melakukan aktivitas di sana. Namun  9 kali  rapat dan pertemuan dengan KSOP dan  Pelindo namun sampai saat ini belum ada kesepakatan untuk kerja sama kedua belah pihak .

Sementara  kapal –kapal rakyat tersebut dibiarkan tmelakukan aktivitas diatas lumpur. ‘’Sayamau katakan bahwa kapal–kapal rakyat itu melakukan aktivitas secara ilegal di tempat  tersebut. Karena  secara aturan  tidak diperbolehkan  melakukan aktivitas diatas lumpur. Tappi dari  KSOP dan Pelindo  membiarkan aktivitas itu berlangsung diatas lumpur. Bahkan sudah berjalan  puluhan tahun,’’ katanya.

Baca Juga :  Tergolong Sadis, Hakim Perberat Hukuman Terdakwa

Bahkan kata  Walter Mahuze, akibat aktivitas diatas lumpur itu,  terjadi abrasi di Pintu Air Transito. ‘’Kalau dulu di pinggir  kali itu banyak pohon-pohon, sekarang pohon-pohon itu sudah tidak ada akibat terjadi abrasi  dari  kapal-kapal rakyat   yang melakukan aktivitas diatas  lumpur ,’’ tandasnya. (ulo)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

MERAUKE – Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Merauke Walter Mahuze menyoroti  kapal-kapal  rakyat yang berlabuh  di sekitar pintu air, Transito  Merauke  yang berpuluh-puluh tahun melakukan kegiatan  diatas lumpur.

‘’Puluhan tahun mereka melakukan aktivitas diatas lumpur . Saya beberapa waktu lalu, membicarakan masalah ini dengan rekan kami di KSOP. Saya undang kepala KSOP dan kita bicara untuk cari solusi. Karena kita bisa lihat sendiri di sana, tidak ada dermaga. Kegiatan aktivitasnya diatas lumpur. Mengacu pada peraturan perhubungan, tidak kapal tidak  boleh  melakukan tambatan diatas lumpur. Karena ini berlawanan aturan kelabuhan,’’ tandas  Walter Mahuze kepada media ini ditemui di  Pos Pelayanan Terminal Pasar Wamangug Merauke yag saat ini menjadi tempat  sementara melakukan aktivitas setelah Kantor Dishub dipalang, Kamis (04/07/2024).

Baca Juga :  Usai Docking,  KM. Labobar Turunkan 1.134 Penumpang di Pelabuhan Jayapura

Walter Mahuze menjelaskan bahwa saat ini Pemerintah Kabupaten Merauke  telah memiliki pelabuhan di Kelapa  Lima Merauke dengan harapan kapa-kapal tersebut diarahkan  untuk melakukan aktivitas di sana. Namun  9 kali  rapat dan pertemuan dengan KSOP dan  Pelindo namun sampai saat ini belum ada kesepakatan untuk kerja sama kedua belah pihak .

Sementara  kapal –kapal rakyat tersebut dibiarkan tmelakukan aktivitas diatas lumpur. ‘’Sayamau katakan bahwa kapal–kapal rakyat itu melakukan aktivitas secara ilegal di tempat  tersebut. Karena  secara aturan  tidak diperbolehkan  melakukan aktivitas diatas lumpur. Tappi dari  KSOP dan Pelindo  membiarkan aktivitas itu berlangsung diatas lumpur. Bahkan sudah berjalan  puluhan tahun,’’ katanya.

Baca Juga :  Dituduh Suanggi, Rumah Ketua RT 20 Diserang Sekelompok Orang

Bahkan kata  Walter Mahuze, akibat aktivitas diatas lumpur itu,  terjadi abrasi di Pintu Air Transito. ‘’Kalau dulu di pinggir  kali itu banyak pohon-pohon, sekarang pohon-pohon itu sudah tidak ada akibat terjadi abrasi  dari  kapal-kapal rakyat   yang melakukan aktivitas diatas  lumpur ,’’ tandasnya. (ulo)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Berita Terbaru

Artikel Lainnya