MERAUKE-Rencana Satuan Kerja Perlaksana Jalan Nasional Merauke akan menggunakan tailing sebagai campuran aspal untuk mengaspalan jalan mulai dari Semangga sampai Kebun Coklat Tanah Miring sepanjang 12 kilometer dalam rangka mendukung pelaksanaan PON XX di Merauke batal digunakan.
Kepala Satker PJN Merauke Franky Edwin Lapian, ST, MT, ketika ditemui media ini di ruang kerjanya baru-baru mengungkapkan bahwa penggunaan tailing tersebut tidak dapat digunakan dengan sejumlah alasan. Pertama, belum ada area untuk menumpuk sementara tailing tersebut di sekitar pelabuhan di Timika. “Sampai sekarang ini kami belum mendapat area untuk menumpuk sementara material tersebut untuk selanjutnya di kapalkan ke Merauke,” kata Franky Edwin Lapian baru-baru ini.
Alasan kedua, lanjut dia, sampai sekarang PT Freeport Indonesia belum memberikan kepastian soal membantu biaya transportasi dari Timika ke Merauke. “Kami belum mendapat surat kepastian tersebut, sehingga rencananya untuk pekerjaan dengan penggunaaan tailing tersebut akan kita addendum kembali,” jelasnya.
Menurut Franky, bahwa campuran aspal yang akan dipakai adalah pasir dan pecahan batu dari Palu, Sulawesi Tengah. Karena itu, lanjut Franky Lapian, pihaknya akan segera melakukan addendum atas pekerjaan tersebut dari aspal campur tailing dengan material lain, sehingga pekerjaan dapat berjalan dan selesai sesuai target.
Sekadar diketahui, jalan Merauke-Semangga-Tanah Miring sampai sekarang masih berstatus jalan provinsi. Namun karena ada Venue Bermotor PON XX dibangun di Kebun Coklat, Tanah Miring yang jaraknya sekitar 30 kilometer dari Kota Merauke, sehingga jalan yang rusak tersebut ditangani oleh Satker PJN Merauke pada Balai Jalan Nasional XXII Merauke. (ulo/tri)
MERAUKE-Rencana Satuan Kerja Perlaksana Jalan Nasional Merauke akan menggunakan tailing sebagai campuran aspal untuk mengaspalan jalan mulai dari Semangga sampai Kebun Coklat Tanah Miring sepanjang 12 kilometer dalam rangka mendukung pelaksanaan PON XX di Merauke batal digunakan.
Kepala Satker PJN Merauke Franky Edwin Lapian, ST, MT, ketika ditemui media ini di ruang kerjanya baru-baru mengungkapkan bahwa penggunaan tailing tersebut tidak dapat digunakan dengan sejumlah alasan. Pertama, belum ada area untuk menumpuk sementara tailing tersebut di sekitar pelabuhan di Timika. “Sampai sekarang ini kami belum mendapat area untuk menumpuk sementara material tersebut untuk selanjutnya di kapalkan ke Merauke,” kata Franky Edwin Lapian baru-baru ini.
Alasan kedua, lanjut dia, sampai sekarang PT Freeport Indonesia belum memberikan kepastian soal membantu biaya transportasi dari Timika ke Merauke. “Kami belum mendapat surat kepastian tersebut, sehingga rencananya untuk pekerjaan dengan penggunaaan tailing tersebut akan kita addendum kembali,” jelasnya.
Menurut Franky, bahwa campuran aspal yang akan dipakai adalah pasir dan pecahan batu dari Palu, Sulawesi Tengah. Karena itu, lanjut Franky Lapian, pihaknya akan segera melakukan addendum atas pekerjaan tersebut dari aspal campur tailing dengan material lain, sehingga pekerjaan dapat berjalan dan selesai sesuai target.
Sekadar diketahui, jalan Merauke-Semangga-Tanah Miring sampai sekarang masih berstatus jalan provinsi. Namun karena ada Venue Bermotor PON XX dibangun di Kebun Coklat, Tanah Miring yang jaraknya sekitar 30 kilometer dari Kota Merauke, sehingga jalan yang rusak tersebut ditangani oleh Satker PJN Merauke pada Balai Jalan Nasional XXII Merauke. (ulo/tri)