Wednesday, April 17, 2024
24.7 C
Jayapura

Pencarian ABK KM Mulia 168 Terkendala Cuaca   

MERAUKE –  Salah satu ABK KM  Mulia 168 bernama Yusuf Friyadi yang dinyatakan hilang tenggelam seiring tenggelamnya KM Mulia 168 pada 24 Februari 2022 lalu, sampai Jumat (4/3), belum juga ditemukan.

Sementara pencarian tidak dilakukan karena pada saat  kejadian sampai sekarang gelombang  laut di sekitar laut Arafura Merauke cukup tinggi dan beresiko bagi  tim pencarian.

‘’Memang tidak ada pencarian yang dilakukan dari sini, tapi teman-teman dari SAR Pos  yang ada di Okaba yang melakukan pemantauan di sekitar pantai. Karena mereka yang lebih dekat dari tempat kejadian perkara,’’ kata Kapolres Merauke AKBP Ir. Untung Sangaji, M.Hum melalui Kasat Polairud AKP Okto Samosir, SH, kemarin. 

Dilain pihak lanjut Kasat Polairud  Okto Samosir bahwa  jika dihitung sejak tenggelamnya kapal dan hilangnya salah satu ABK tersebut,  pada Jumat kemarin sudah masuk hari kedelapan. Namun begitu, lanjut dia,  pihaknya menunggu dari SAR apakah pencarian  itu masih terus dilanjutkan atau sudah ditutup.

Baca Juga :  ABK KM Merpati yang Terseret Arus Dipastikan Jatuh Terpeleset

‘’Kami masih menunggu informasi resmi dari teman-teman SAR, apakah  pencarian masih dilkaukan atau sudah ditutup. Namun kemungkinan  pemantauan masih dilakukan  di sepanjang pesisir  pantai Merauke. Karena dari pengalaman  selama ini jika ada  musibah seperti itu, rata-rata korban terdampar ke  pesisir pantai,’’ terangnya. 

Kasat  Polairud Okto Samosir juga menjelaskan, pihaknya juga telah melakukan pemeriksaan terhadap para ABK yang selamat termasuk Nahkoda dan KKM.

Dari pemeriksaan yang dilakukan itu, terungkap  bahwa kapal tenggelam tersebut akibat cuaca buruk, gelombang sangat tinggi antara 3-4 meter.  Kapal tenggelam akibat dihantam ombak yang tinggi tersebut.

Baca Juga :  Mabuk, Truk Tabrak Pengendara Motor, Satu Tewas

Sementara  Yusuf Friyadi, salah satu  ABK yang  hilang tenggelam tersebut awalnya sudah berupaya untuk saling berpegangan dengan ABK lainnya namun karena  ombak secara terus menerus datang menghantam sehingga korban menyatakan tidak kuat lagi  dan hilang dari pegangan teman-temannya yang selamat.

Karena itu, lanjut  Kasat Polairud bahwa berdasarkan pemerisaan yang dilakukan penyidik terhadap Nahkoda, KKM dan Nahkoda yang berjumlah  18 orang terkait dengan tenggelamnya kapal dan hilangnya satu ABK  tersebut belum ditemukan adanya unsur tindak pidana terkait laporan tenggalamnya kapal dan hilangnya seorang ABK  kapal itu. ‘’Tapi kapal tenggelam diduga keras karena cuaca buruk,’’ tandasnya. (ulo/tho)

MERAUKE –  Salah satu ABK KM  Mulia 168 bernama Yusuf Friyadi yang dinyatakan hilang tenggelam seiring tenggelamnya KM Mulia 168 pada 24 Februari 2022 lalu, sampai Jumat (4/3), belum juga ditemukan.

Sementara pencarian tidak dilakukan karena pada saat  kejadian sampai sekarang gelombang  laut di sekitar laut Arafura Merauke cukup tinggi dan beresiko bagi  tim pencarian.

‘’Memang tidak ada pencarian yang dilakukan dari sini, tapi teman-teman dari SAR Pos  yang ada di Okaba yang melakukan pemantauan di sekitar pantai. Karena mereka yang lebih dekat dari tempat kejadian perkara,’’ kata Kapolres Merauke AKBP Ir. Untung Sangaji, M.Hum melalui Kasat Polairud AKP Okto Samosir, SH, kemarin. 

Dilain pihak lanjut Kasat Polairud  Okto Samosir bahwa  jika dihitung sejak tenggelamnya kapal dan hilangnya salah satu ABK tersebut,  pada Jumat kemarin sudah masuk hari kedelapan. Namun begitu, lanjut dia,  pihaknya menunggu dari SAR apakah pencarian  itu masih terus dilanjutkan atau sudah ditutup.

Baca Juga :  Kapolres Sebut Dua Warga Senayu yang Sempat Diamankan Adalah Korban 

‘’Kami masih menunggu informasi resmi dari teman-teman SAR, apakah  pencarian masih dilkaukan atau sudah ditutup. Namun kemungkinan  pemantauan masih dilakukan  di sepanjang pesisir  pantai Merauke. Karena dari pengalaman  selama ini jika ada  musibah seperti itu, rata-rata korban terdampar ke  pesisir pantai,’’ terangnya. 

Kasat  Polairud Okto Samosir juga menjelaskan, pihaknya juga telah melakukan pemeriksaan terhadap para ABK yang selamat termasuk Nahkoda dan KKM.

Dari pemeriksaan yang dilakukan itu, terungkap  bahwa kapal tenggelam tersebut akibat cuaca buruk, gelombang sangat tinggi antara 3-4 meter.  Kapal tenggelam akibat dihantam ombak yang tinggi tersebut.

Baca Juga :  Serap Aspirasi, Anggota DPRP Temui Warga Rawa Biru

Sementara  Yusuf Friyadi, salah satu  ABK yang  hilang tenggelam tersebut awalnya sudah berupaya untuk saling berpegangan dengan ABK lainnya namun karena  ombak secara terus menerus datang menghantam sehingga korban menyatakan tidak kuat lagi  dan hilang dari pegangan teman-temannya yang selamat.

Karena itu, lanjut  Kasat Polairud bahwa berdasarkan pemerisaan yang dilakukan penyidik terhadap Nahkoda, KKM dan Nahkoda yang berjumlah  18 orang terkait dengan tenggelamnya kapal dan hilangnya satu ABK  tersebut belum ditemukan adanya unsur tindak pidana terkait laporan tenggalamnya kapal dan hilangnya seorang ABK  kapal itu. ‘’Tapi kapal tenggelam diduga keras karena cuaca buruk,’’ tandasnya. (ulo/tho)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya