Thursday, April 25, 2024
24.7 C
Jayapura

100 Persen Siswa/i SMP di Merauke Lulus

Thiasony Betaubun, S.Sos, M.Pd, MM ( FOTO: Sulo/Cepos 

MERAUKE-Pengumuman kelulusan siswa  SMP akan diumumkan  hari ini,  Jumat (5/6). Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten  Merauke Thiasony Betaubun, S.Sos, S.Pd, MM, ketika dihubungi media ini mengungkapkan  bahwa  seluruh siswa  SMP  tersebut  dinyatakan  lulus 100 persen. “Seluruhnya  dinyatakan lulus,” kata  Thiasoni ketika dihubungi lewat telpon selulernya, Kamis (4/6).

   Hanya saja  Thiasoni mengaku   tidak  membawa data jumlah siswa  SMP   dinyatakan lulus  100 persen  tersebut.  Thiasoni menengaskan bahwa  100 persen bukan  karena   Covid. ‘’Jangan sampai orang  bicara   seperti di Medsos   bahwa lulus 100 persen karena Covid-19. Sebetulnya  tidak. Sebenarnya, kadang-kadang   orang bilang  sekolah  3 tahun, sekolah  6  tahun  tapi diukur  hanya 2 jam ujian.  Padahal sebenarnya  tidak. ‘’Kadang-kadang  mereka  salah berpikir seperti   itu,’’ terangnya. 

Baca Juga :  Semua Stakeholders Diminta Bangun Seni dan Budaya

  Thiasony menjelaskan  bahwa  kelulusan   seorang siswa ditentukan oleh masing-masing  sekolah. ‘’Karena sekolah  yang tahu  anak itu bisa lulus atau tidak, dan  ini didukung oleh ujian sekolah dan nilai semester,’’  katanya.  Soal penerimaan  siswa  baru,  Thiasony  mengungkapkan bahwa   penerimaan siswa baru  tersebut sistemnya  dengan zonasi.   ‘’Kita buat pemetaan wilayah. Artinya, sekolah-sekolah  yang masuk   pemetaan wilayah dengan mengharapkan pada  konteks  bahwa   nilai dari anak  tidak dilihat dari besar kecilnya tapi wajib   dalam satu  wilayah  zonasi,” terangnya.  

   Dalam penerimaan  siswa baru, kata Thiasony, ada yang  melakukan penerimaan secara  online  tapi ada juga yang  melakukan penerimaan secara offline. Namun  Mantan Kepala  Badan Penanggulangan  Bencana Daerah Kabupaten  Merauke ini mengungkapkan  bahwa  penerimaan  siswa  baru tersebut  didahulukan untuk sekolah-sekolah  yayasan. Sedangkan   sekolah-sekolah negeri,   belakangan. Tujuannya, kata dia, untuk  menepis anggapan  masyarakat bahwa  anak-anak yang  tidak diterima di sekolah negeri  adalah anak-anak buangan.   Karena itu, kata  Thiasony, apabila sudah diterima di sekolah swasta maka tidak boleh lagi  masuk ke sekolah negeri. (ulo/tri)

Baca Juga :  Tersangka Pembunuhan Anak Angkat Terindikasi Alami Gangguan Jiwa 
Thiasony Betaubun, S.Sos, M.Pd, MM ( FOTO: Sulo/Cepos 

MERAUKE-Pengumuman kelulusan siswa  SMP akan diumumkan  hari ini,  Jumat (5/6). Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten  Merauke Thiasony Betaubun, S.Sos, S.Pd, MM, ketika dihubungi media ini mengungkapkan  bahwa  seluruh siswa  SMP  tersebut  dinyatakan  lulus 100 persen. “Seluruhnya  dinyatakan lulus,” kata  Thiasoni ketika dihubungi lewat telpon selulernya, Kamis (4/6).

   Hanya saja  Thiasoni mengaku   tidak  membawa data jumlah siswa  SMP   dinyatakan lulus  100 persen  tersebut.  Thiasoni menengaskan bahwa  100 persen bukan  karena   Covid. ‘’Jangan sampai orang  bicara   seperti di Medsos   bahwa lulus 100 persen karena Covid-19. Sebetulnya  tidak. Sebenarnya, kadang-kadang   orang bilang  sekolah  3 tahun, sekolah  6  tahun  tapi diukur  hanya 2 jam ujian.  Padahal sebenarnya  tidak. ‘’Kadang-kadang  mereka  salah berpikir seperti   itu,’’ terangnya. 

Baca Juga :  Tersangka Pembunuhan Anak Angkat Terindikasi Alami Gangguan Jiwa 

  Thiasony menjelaskan  bahwa  kelulusan   seorang siswa ditentukan oleh masing-masing  sekolah. ‘’Karena sekolah  yang tahu  anak itu bisa lulus atau tidak, dan  ini didukung oleh ujian sekolah dan nilai semester,’’  katanya.  Soal penerimaan  siswa  baru,  Thiasony  mengungkapkan bahwa   penerimaan siswa baru  tersebut sistemnya  dengan zonasi.   ‘’Kita buat pemetaan wilayah. Artinya, sekolah-sekolah  yang masuk   pemetaan wilayah dengan mengharapkan pada  konteks  bahwa   nilai dari anak  tidak dilihat dari besar kecilnya tapi wajib   dalam satu  wilayah  zonasi,” terangnya.  

   Dalam penerimaan  siswa baru, kata Thiasony, ada yang  melakukan penerimaan secara  online  tapi ada juga yang  melakukan penerimaan secara offline. Namun  Mantan Kepala  Badan Penanggulangan  Bencana Daerah Kabupaten  Merauke ini mengungkapkan  bahwa  penerimaan  siswa  baru tersebut  didahulukan untuk sekolah-sekolah  yayasan. Sedangkan   sekolah-sekolah negeri,   belakangan. Tujuannya, kata dia, untuk  menepis anggapan  masyarakat bahwa  anak-anak yang  tidak diterima di sekolah negeri  adalah anak-anak buangan.   Karena itu, kata  Thiasony, apabila sudah diterima di sekolah swasta maka tidak boleh lagi  masuk ke sekolah negeri. (ulo/tri)

Baca Juga :  PCR Rusak dan Catridge TCM RSUD Merauke Habis

Berita Terbaru

Artikel Lainnya