MERAUKE ā Bupati Merauke Drs Romanus Mbaraka, MT mengajak seluruh masyarakat Merauke untuk menatap dan melangkah memasuki tahun 2022 dengan penuh optimisme. Sebab, dengan optimisme tersebut akan menjadi energi positif untuk melakukan yang terbaik baik bagi diri sendiri, keluarga, lingkungan,Ā masyarakat, bangsa dan negara. Ajakan ini disampaikan Bupati Merauke Drs Romanus Mbaraka, MT, kepada wartawan di kediamannya dalam rangka refleksi tahun 2021, Jumat (31/12).
Bupati menjelaskan bahwa di tahun 2021Ā banyak tantangan yang dihadapiĀ terutama di tengah pandemi Covid-19Ā yang mengancam jiwa setiap manusia. Namun yang perlu disyukuri bahwa kuasa Tuhan, sehingga sampai sekarang masih diberi napas kehidupan, meskiĀ diakui bahwa sebagian saudara dipanggil TuhanĀ akibat Covid-19.
Ā āāKita juga berterima kasih karena semua tantangan itu bisa kita lewati. Terima kasih pula untukĀ semua orang yang bekerja dan merawat, Ā Nakes dan masyarakat, terutama yang mau rela datang vaksin. Kalau tantangan ini kita bisa lewati maka tahun 2022 kita harus lebih hebat lagi,āā katanya.
Diungkapkan,Ā ditengah tantangan itu itu pula, negara memberi kepercayaan kepadaĀ Papua khusus Merauke sebagai salah satu klaster pelaksanaan PON XX Papua tahun 2021, dimanaĀ kepercayaan yang diberikan itu berjalan dengan baik. Meski sebelumnya, banyak keraguan terutamaĀ menyangkut penyebaranĀ Covid-19, namun selamaĀ pelaksanaan PON XX Papua tidak ada warga Merauke yang terpapar Covid-19. Tapi, yang terkonfirmasi adalah para atlet atau officialĀ yang saat datang ke Merauke, sudah kena dari daerah asal. āāKita juga terima kasih karena APBD kita di tahun 2022 bisa kembali ke angka Rp 2,1 triliunĀ yang di tahun 2021 besarannya hanya Rp 1,95 triliun,āā jelasnya. Selain itu, lanjut bupatiĀ RomanusĀ Mbaraka, soal beras yang sebelumnya para petaniĀ kesulitan masalah pasar, sekarang ini justru petani yangĀ kesulitan untuk memenuhi permintaan pasar.
āāMemang kualitas beras kita harus diperbaiki, tapi secara nyata beras di semua petani hampir tidak ada gabah lagi. Beras sudah habis. Artinya, beras bisa terjual semua dan petani bisa mendapatkan uang. Ini bukan kehebatan kita, tapi selaku bupati saya mengantar,āāterangnya.(ulo/tho)