MERAUKE- Setelah digembleng selama 1 tahun, sebanyak 60-an anak-anak Papua asli yang sekolah di Restorasi Sulaeman L. Hamzah di Merauke, akhirnya ditutup oleh Anggota Komisi IV DPR RI Sulaeman L. Hamzah, Sabtu (26/2).
Direktur Eksekutif Rumah Aspirasi Sulaeman L. Hamzah, Fauzun Nihayah saat penutupan di Taman Wisata Wasur mengungkapkan, pada awalnya sebanyak 96 orang yang mendaftar, namun setelah melalui proses, yang bertahan tinggal sekitar 60 orang. Meski telah menutup sekolah restorasi Sulaeman L. Hamzah tersebut ditutup, namun menurut Fauzun Nihayah yang juga bertindak sebagai kepala sekolah restorasi tersebut mengungkapkan, dengan menemukan bibit-bibit baru anak-anak Papua, pihaknya akan membuka untuk tahap kedua.
‘’Kami menemukan bibit-bibit baru anak-anak Papua yang sangat luar biasa, sehingga kami sangat semangat untuk membuka kembali gelombang kedua. Jadi tujuan utama kami adalah bagaimana memperbaiki sumber daya manusia anak-anak Papua ke materi-materi terkait kebutuhan sosial mereka yang ada di lapangan, seperti publik speaking, lobby, kewirausahaan dan sebagainya,’’ tandasnya.
Fauzun yang juga menjabat sebagai sekertaris Komisi V DPR Papua ini menilai, pihaknya melihat bahwa materi-materi yang diberikan adalah kebutuhan riil anak-anak Papua yang harus mereka miliki. ‘’Jadi tidak ada kalimat lagi mereka minder, mereka takut berbicara karena kami siap mendampingi mereka. Itulah tujuan kami mendirikan sekolah restorasi yang targetnya akan dibuka kembali Maret 2022,’’ tandasnya.
Dikatakan, di sekolah restorasi ini semuanya gratis. Artinya pihaknya menyediakan materi maupun makan minum. ‘’Pematerinya adalah orang yang ahli dibidangnya masing-masing. Jadi bukan kaleng-kaleng,’’ terangnya.
Ditambahkan, bahwa mereka yang selesai ini tidak dilepas begitu saja tapi pihaknya akan memberikan materi-materi kewirausahaan serta mendampingi modal usaha seperti apa bagi mereka.
Sementara itu, Sulaeman L. Hamzah mengaku bangga karena apa yang ia mimpikan dan gagasan dari Direktur Eksekutif Rumah Aspirasi Sulaeman L. Hamzah, Fauzun Nihayah bisa mendapatkan putra-putra terbaik. ‘’Kami berharap, cerita dari perwakilan peserta, saya optimis bahwa kalau setiap angkatan kita bisa menciptakan kader-kader militan dan pemberani kita tidak akan kehilangan momen. Tapi kita akan mendapatkan sesuatu lagi yang lebih baik dari pada kita bermimpu sesuatu diluar awan-awan,’’ jelasnya.
Dikatakan, ada 3 hal dari sekolah restorasi ini. Pertama telah mendapatkan kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional dan kecerdasan spritual. ‘’Yakin bahwa kita harus menjadi manusia yang pandai bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Karena manusia yang pantai bersyukur adalah manusia yang hebat,’’ tambahnya. (ulo/tho)