Sedangkan untuk proses produksinya yang memakan waktu berhari-hari tergantung dengan kondisi cuaca. Untungnya di Pulau Numfor memiliki curah hujan yang cukup rendah, dan dalam kondisi siang hampir sangat terik. Kondisi cuaca seperti ini yang benar-benar diidamkan oleh para pengusaha kopra di Pulau Numfor.
“Untuk harga kopra perkilo yang kami terima dari Biak cukup rendah, sebab untuk mencapatkan satu kilo kelapa kering bisa mencapai 6-8 buah kelapa. Harga yang diterima di Biak hanya 8 ribu rupiah, belum terhitung biaya kirim dan biaya buruh, serta biaya produksi,” ungkap Patahudin.
Sedangkan untuk kopra yang dijual oleh masyarakat kepada pengepul dikatakan Mantan Kepala Kampung di Distrik Bruyadori Noak Mofu menjelaskan satu kilonya dihargai 2 ribu rupiah, dalam kondisi basah. Harga ini menurut dia masih terlalu murah, sebab tingginya nilai kebutuhan hidup di Pulau Numfor itu.
“Kalau harga jual dari kami bisa lebih tinggi mungkin masyarakat bisa menghasilkan lebih banyak lagi. Karena memang harga bahan kopra disini cukup murah, mudah-mudahan pemerintah bisa melihat hal ini, untuk membantu meningkatkan kesejahteraan keluarga kita,” ungkap Noak Mofu mewakili kelompok petani kopra warga masyarakat Numfor dari Kampung Dafi, Arini Jaya dan Samberparyem,” harapnya. ( il/wen)
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS https://www.myedisi.com/cenderawasihpos