Monday, July 21, 2025
21.1 C
Jayapura

Wilayah Adat Saireri Siap Jadi Lumbung Ikan Papua

BIAK- Wilayah adat Saireri menunjukkan tajinya sebagai pusat kekuatan maritim Papua. Melalui koordinasi antar kabupaten pesisir—Biak Numfor, Supiori, Waropen, dan Yapen—kerja sama antarwilayah kini mulai diwujudkan dalam sektor perikanan untuk menjawab kebutuhan pangan wilayah pegunungan.

Hal ini ditegaskan oleh Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Biak Numfor, Effendy Igirisa, dalam keterangannya usai pembahasan tindak lanjut kerja sama suplai perikanan antara Biak dan Pemerintah Provinsi Papua Pegunungan, Kamis malam (17/7). Ia menyebut Biak dan wilayah adat Saireri siap menjadi pemasok utama ikan segar ke delapan kabupaten di wilayah pegunungan.

“Ketika Wamena butuh Kerapu, kita bisa suplai dari Supiori. Kalau butuh Kakap dan Kurisi, kita siapkan dari Yapen. Kepiting dan udang bisa dari Waropen. Biak sendiri punya semuanya—Cakalang, Kurisi, Ekor Kuning, Kakap. Tapi supaya tidak hanya Biak yang dominan, kita libatkan semua daerah Saireri,” ungkap Effendy.

Baca Juga :  Pasar Murah di Pelataran Masjid Baiturahim Biak Diserbu Warga

Langkah ini, menurutnya, bukan hanya strategi ekonomi, tapi juga bentuk konkret kolaborasi antar kabupaten di wilayah adat Saireri yang bersiap menyongsong pembentukan Provinsi Papua Utara. Kolaborasi ini sudah difasilitasi melalui nota kesepahaman (MoU) dan Perjanjian Kerja Sama (PKS) yang telah ditandatangani antara Biak dan Pemprov Papua Pegunungan.

“Ini kerja lintas kabupaten, lintas adat, tapi satu suara. Saireri siap suplai ikan untuk saudara-saudara kita di pegunungan. Kita bangun dari sekarang, sebagai cerminan kerja sama provinsi ke depan,” ujarnya.

Namun, Effendy menegaskan bahwa tujuan utama kerja sama ini bukan sekadar distribusi logistik, melainkan keseimbangan ekonomi dua arah. Di satu sisi, nelayan Biak mendapat harga beli ikan yang lebih baik; di sisi lain, masyarakat pegunungan bisa mengakses ikan dengan harga lebih murah dari sebelumnya.

Baca Juga :  Kapolres Biak Numfor Dapat Surprise dari 2 Jenderal

Dengan komitmen kuat dari Biak dan kabupaten lainnya di Saireri, laut bukan hanya halaman depan orang pesisir—tapi kini juga menjadi jembatan pangan dan ekonomi bagi seluruh Papua. Dan wilayah adat Saireri berdiri di garda depan, membuktikan bahwa potensi maritim bisa menjadi fondasi pembangunan lintas budaya dan wilayah. (il/wen)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

BIAK- Wilayah adat Saireri menunjukkan tajinya sebagai pusat kekuatan maritim Papua. Melalui koordinasi antar kabupaten pesisir—Biak Numfor, Supiori, Waropen, dan Yapen—kerja sama antarwilayah kini mulai diwujudkan dalam sektor perikanan untuk menjawab kebutuhan pangan wilayah pegunungan.

Hal ini ditegaskan oleh Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Biak Numfor, Effendy Igirisa, dalam keterangannya usai pembahasan tindak lanjut kerja sama suplai perikanan antara Biak dan Pemerintah Provinsi Papua Pegunungan, Kamis malam (17/7). Ia menyebut Biak dan wilayah adat Saireri siap menjadi pemasok utama ikan segar ke delapan kabupaten di wilayah pegunungan.

“Ketika Wamena butuh Kerapu, kita bisa suplai dari Supiori. Kalau butuh Kakap dan Kurisi, kita siapkan dari Yapen. Kepiting dan udang bisa dari Waropen. Biak sendiri punya semuanya—Cakalang, Kurisi, Ekor Kuning, Kakap. Tapi supaya tidak hanya Biak yang dominan, kita libatkan semua daerah Saireri,” ungkap Effendy.

Baca Juga :  Penyerapan Rumah Subsidi di Papua Belum Maksimal

Langkah ini, menurutnya, bukan hanya strategi ekonomi, tapi juga bentuk konkret kolaborasi antar kabupaten di wilayah adat Saireri yang bersiap menyongsong pembentukan Provinsi Papua Utara. Kolaborasi ini sudah difasilitasi melalui nota kesepahaman (MoU) dan Perjanjian Kerja Sama (PKS) yang telah ditandatangani antara Biak dan Pemprov Papua Pegunungan.

“Ini kerja lintas kabupaten, lintas adat, tapi satu suara. Saireri siap suplai ikan untuk saudara-saudara kita di pegunungan. Kita bangun dari sekarang, sebagai cerminan kerja sama provinsi ke depan,” ujarnya.

Namun, Effendy menegaskan bahwa tujuan utama kerja sama ini bukan sekadar distribusi logistik, melainkan keseimbangan ekonomi dua arah. Di satu sisi, nelayan Biak mendapat harga beli ikan yang lebih baik; di sisi lain, masyarakat pegunungan bisa mengakses ikan dengan harga lebih murah dari sebelumnya.

Baca Juga :  Belum Ada ASN yang Ajukan Surat Pengunduran Diri

Dengan komitmen kuat dari Biak dan kabupaten lainnya di Saireri, laut bukan hanya halaman depan orang pesisir—tapi kini juga menjadi jembatan pangan dan ekonomi bagi seluruh Papua. Dan wilayah adat Saireri berdiri di garda depan, membuktikan bahwa potensi maritim bisa menjadi fondasi pembangunan lintas budaya dan wilayah. (il/wen)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Berita Terbaru

Artikel Lainnya

/