“Ternyata selama ini ketiga tungku (pemerintah, Adat dan Agama) jalan masing-masing. Sumber persoalan ini ada pada pemerintah kampung yang tidak membuka ruang bagi adat dan agama untuk terlibat,” ujar Abisai Rollo usai menutup Turkam di Skouw Yambe, Rabu (28/5).
Melihat persoalan yang ada, Wali Kota bersama timnya membuat suatu kesempatan untuk mengikat ketiga tungku ini. “Di setiap para-para adat kita membuat komitmen bersama untuk pemerintah, adat dan Agama ini harus jalan sama-sama, tidak lagi ada yang jalan sendiri namun harus saling mendukung,” tuturnya.
Wali Kota Jayapura itu sungguh sangat kaget, karena respon pihak adat sangat mendukung bahkan hal ini sudah menjadi kerinduan mereka selama bertahun-tahun.
“Mereka (Adat) sama sekali tidak ada pengecualian selama pemerintah buka ruang. Dari kesimpulan saya hal ini merupakan salah satu faktor kampung-kampung selama ini tidak berkembang, karena kurangnya sinergitas antara ketiga tungku ini,” tutur Abisai.
Kehadiran orang nomor satu di Kota Jayapura itu di kampung-kampung merupakan bagian dari wujud nyata pemerintah hadir untuk masyarakat. Hal ini juga jadi momentum bagi masyarakat adat untuk bangkit.
Karena, terlihat dari antusias warga dalam menyambut Turkam ini menandakan adat sebenarnya siap untuk bekerja sama dengan pemerintah untuk bangun Kota Jayapura mulai dari kampung.
Selain di rumah adat, dalam ruang terbuka para kaum hawa juga tidak kalah vokalnya dengan para lelaki untuk menyampaikan langsung keluh kesah di hadapan Walikota dan segenap pimpinan OPD-nya.
Momentum Turkam ini dijadikan tempat curhat mereka atas rasa ketidakadilan sistem yang dibangun oleh para aparat kampung yang mereka pendam bertahun-tahun, mulai dari pengelolaan anggaran hingga kebijakan yang lainnya.
Berbagai persepsi ditujukan kepada aparatur kampung, yang menurut warga hingga saat ini belum maksimal khususnya transparansi anggaran yang dinilai masih jauh dari kata adil, merata dan bermanfaat.
Menyikapi hal ini, Abisai Rollo memerintahkan Inspektorat untuk lakukan pemeriksaan terhadap semua kepala kampung atas pertanggungjawaban anggaran yang digelontorkan hingga miliaran rupiah.