Melihat Aksi Pentas Seni Siswa-siswi Kelas IX SMP YPPK St. Paulus Abepura
Hampir dua tahun terakhir ini, sekolah melakukan pembelajaran secara online. Tak ada kegiatan tatap muka, sehingga bakat dan kemampuan anak sekolah kurang terasah. Setelah Pandemi Covid-19 mereda, Siswa-siswi Kelas IX SMP YPPK Paulus menggelar pentas seni. Lantas apa saja yang menarik dari kegiatan ini?
Laporan: Carolus Daot_Jayapura
Aktifitas belajar di SMP YPPK Santu Paulus, memang sempat dilakukan tatap muka terbatas pada akhir semester lalu. Namun, karena ada sejumlah siswa yang terpapar Covid-19, sekolah kembali mengambil kebijakan belajar online. Seiring dengan meredanya Covid-19, aktifitas belajar di sekolah kembali dilakukan.
Salah satu hal yang menonjol adalah kegiatan pentas seni bagi para pelajar kelas IX. Setelah hampir dua tahun vacuum dari berbagai kegiatan sekolah, pentas seni yang diinisiasi oleh guru seni budaya ini, tentu direspon hangat para pelajar. Apalagi, anak-anak yang selama ini memiliki bakat seni dan budaya, bisa mengekpresikan kemampuan dan bakat yang mereka miliki.
Dengan membuat panggung atau tempat pentas yang sederhana di Taman Raden Ajeng Kartini, yang ada ada di lingkungan sekolah yayasan Katolik ini. Satu persatu maupun berkelompok, para pelajar ini menampilkan berbagai macam pentas seni. Selain pameran seni lukis, para pelajar juga menampilkan bakat di bidang seni tari atau dance, Vocal group, Puisi, dan juga pentas seni lainnya.
Salah satu siswi, bernama Nowela, dengan penuh percaya diri tampil sebagai penyanyi solo dalam pentas uara ini. Dia tampil dengan suara yang khas dan lantang menyanyikan lagu Aku Papua dari penyanyi asal Papua Edo Kondologit. Penampilanya, mampu memuka para tamu undangan dan juga rekan-rekan, yang memberikan aplaus usai penampilan Nowela.
Nowela mengaku sangat terharu, karena selama pandemi, keinginannya untuk mengekpresikan kemampuan bernyanyi di depan umum ini terkurung oleh pandemiCovid-19.
“Saya senang sekali karena bisa tampil untuk menyanyi di depan teman teman,yang selama ini sangat saya impikan. Akhirnya hari ini saya bisa menyanyi inilah impian terbesarku. karena selama ini apalagi adanya pandemi kami sangat rindu bermain bareng teman di sekolah ini,”tutur Nowela.
Nowela mengaku sudah lama pengen menyanyi didepan teman teman sekolahnya, namun karena selama pandemi mereka tidak bisa ketemu untuk bermain bareng. Akibat pandemic ini, dia merasa seakan memendam semua mimpi yang dimilikinya. Namun dengan adanya pameran seni budaya tersebut mereka saling mengenal satu sama lain dia pun mengaku ternyata sebagian besar temannya juga memiliki kemampuan lebih di bidang seni.
“Saya baru tahu ya, padahal teman temanku punya bakat seni juga, ada yang penyanyi group, ada juga yang membawakan puisi mereka hebat ya, saya senang sekali hari ini kami semua bisa saling menunjukan bakat kami yang selama ini terpendam”, imbuhnya.
Ibu Nita, salah satu orangtua dari siswa kelas IX yang hadir juga memberi apresiasi kegiatna pentas seni ini. Saat melihat hasil kaligrafi anaknya, ia menilai hasil lukisanya sungguh sangat unik nan indah membuat dia terharu bahagia. Ia mengaku bangga dengan bakat yang dimiliki oleh anak-anaknya yang mana selama dua tahun anaknya tidak pernah beradaptasi dengan lingkungan sekolah.
“Terharu sekali melihat bakat anak anak ini ternyata selama dua tahun ini mereka masih mampu menjadi generasi bangsa yang membanggakan. Semua tahu selama dua tahun ini mereka tidak pernah belajar di sekolah apalagi belajar seni budaya, kami pikir mungkin bakat yang mereka miliki tak lagi tersiratkan dalam pribadi mereka, namun ternyata dengan giat dan tekad yang mereka miliki hari ini mereka wujudkan itu lewat karya karyanya. Saya bangga dengan kemampuan anakku ini,”tuturnya dengan raut wajah berkaca-kaca.
Kepala SMP YPPK St Paulus, Ferdinando lase, S.Kom mengaku juga terharu melihat penampilan siswa kelas IX saat mereka bawakan peranyanya masing masing.
“Jujur melihat penampilan kalian hari ini saya terharu bahagia, tidak sangka ternyata banyak sekali talenta emas di sekolah ini. Dua tahun lalu saya mengajar seni budaya juga seni menggambar di kelas kalian tapi waktu itu saya tidak melihat karya karya kalian sebagus ini. Kami sadar apa yang hari ini kalian lakukan mungkin tidak trlalu sempurna, tapi sebagai pendiddik kami bangga memiliki kalian. Melihat apa yang kalian tampilkan hari ini kalian pantas mendapatkan apresiasi yang tinggi,” tuturnya
Ferdinan mengaku kegiatan ini merupakan rancangan dari guru senibudaya kelas IX, untuk penilain ujian akhir semester genap, tahun ajaran 2021/2022. Namun sistem penilainya dengan melibatkan stakeholder, dari berbagai pihak. Diantaranya dari Pemerintah Kota Jayapura, YPPK Kota Jayapura, Guru Guru SMP YPPK. Orangtua/Wali Murid, dan juga tamu undangan.
Ferdinando mengaku sejak adanya pandemi segala proses pembelajaran di Sekolah dialihkan dari Rumah. Semester II Tahun ajaran 2021/20222 mereka sempat membuka kegiatan sekolah tatap muka namun tidak lama karena ada siswa yang terpapar covid.
“Awal semester tahun ini kami sempat adakan sekolah tatap muka, tapi tidak lama karena sebanyak 7 orang siswa SMP Santo Paulus Abepura terpapar covid, mempertimbangkan hal itu akhirnya kembali dialakukan daring,” katanya
Sekretaris Panitia, Gregorius Bria Feran S.Fil., M.Pd Sekretaris Panitia, mengungkapkan bahwa selain untuk penilain ujian praktek seni budaya, kegiatan ini juga sebagai wadah agar anak anak ini mampu memahami sistem keorganiasian.
“Memang awal kami bikin kegiatan ini untuk penilaian praktek mata pelarajan seni budaya namun yang tidak kalah penting bagaimana mereka bisa belajar bekerja sama dalam organisasi mereka bisa mengkordinir satu sama lain, juga di ajakran untuk membuat proposal karena untuk mengadakan satu ivent besar seperti ini. Tentu membutuhkan kekompakan yang solid,” tuturnya. (*/tri)