Tuesday, April 23, 2024
33.7 C
Jayapura

Kali Kedua Jadi Dandim yang Lebih Kedepankan Kualitas Teritorial

Ngobrol Bareng Dandim Jayapura 1701/Jpr yang baru, Letkol Inf Richard Arnold Y Sangari

Gerbong pucuk pimpinan Kodim 1701/Jayapura bergeser. Posisi yang sebelumnya diisi KolonelĀ  Inf Edwin Apria Chandra digantikan Letkol Inf Richard Arnold Y Sangari yang sebelumnya menjabat sebagai wakil Komandan Grup 2 Kopassus. Apa saja yang terungkap.

Laporan: Abdel Gamel Naser

Tidak mudah untuk menemui Komandan Kodim 1701/JPR yang baru diawal ia menjabat. Berbagai undangan kegiatan maupun rapatĀ  pasukan mengantri sehingga jika ingin bertemuĀ  harus menjadwalkan lebih dulu agar tidak kecele. Harus gercep (gerak cepat)Ā  jika memang ada waktu luang. Seperti jadwal mepet yang diperoleh Cenderawasih Pos Rabu (29/12) kemarin. Setelah sebelumnya batal karenaĀ  Dandim Sangari sedang mengikuti kegiatan di Nimboran, pada Rabu kemarin barulah bisa mewawancarai, itupun disela ā€“ sela rapat dengan panglima di Kodam XVII Cenderawasih.

ā€œKita bertemu di Kodam saja ya, ada rapat dengan panglima soalnya,ā€ tulisnya membalas pesan via WhatsApp. Tanpa menunggu lama, setelah dihubungi lewat penghubung, Cenderawasih PosĀ  langsung tancap gas. Untungnya saat pertama ditemui meski sebelumnyaĀ  menduduki jabatan di Kopassus ternyata Letkol Sangari sosoknya sangat welcome dan enak diajak ngobrol. Pria kelahiran Manado, November 1976 ini langsung menjawab satu persatu pertanyaan yang diajukan. Terkait kondisi territorial yang cukup luas dimana Kodim 1701/Jpr mencakup Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura dan Kabupaten Keerom termasuk pemetaan masalah dan potensi persoalan yang memungkinkan terjadi.

Selain itu terkait wilayah perbatasan yang nantinyaĀ  Satgas yang diterjunkan semuaĀ  di bawah komando territorial Kodim. ā€œKalau saya sesuai dengan arahan panglima TNI dan Panglima Kodam XVII/Cenderawasih saja. Kami lebih banyak melakukan pendekatan teritorial bersama masyarakat. Memang Kodim Jayapura bertanggungjawab terhadap 3 daerah, ada perbatasan Kerom, ada di Kabupaten Jayapura dan sector garnisun ada di Kota Jayapura. Strategi yang kami lakukan adalah melakukan operasi bersama di bawah kendali Komandan Korem 172/PWY,ā€ ujar Dandim Sangari saat ditemui di Makodam XVII Cenderawasih kemarin.

Baca Juga :  LebihĀ  Banyak Program Sosial dan Pemberdayan Ekonomi Masyarakat

Ia melihatĀ  untuk wilayah perbatasan sebelumnya ada satuan tugas (Satgas) yang sudah berjaga diwilayah tersebut dan ia memastikan akan bersama ā€“ samaĀ  Satgas meningkatkan komunikasi social, melakukan pendekatan territorial bersama untuk mengantisipasi kemungkinan adanya upaya ā€“ upaya yang mengganggu kedaulatan negara dengan bentuk ā€“ bentuk penyelundupan. Meski baru, dari catatan Dandim ia melihat upaya penyelundupan ganja, obat terlarang termasuk senjata yang masuk dari negara tetangga masih ada dan ini yang patut diantisipasi.

ā€œJadi yang kami lakukan adalah pendekatan territorial kepada masyarakat melalui komunikasi social dan bhakti social. Saat ini ada Satgas persiapan Kodim Keerom dan iniĀ  akan sangat membantu. Kami ada bantuan aparat teritorial dan komunikasi dengan Pemda pasti melekat,ā€ tambahnya. Ia menyatakan bahwa yang ingin dilakukan adalah tetap sepertiĀ  petunjuk pimpinan yang mengedepankan pembinaan teritorial secara humanis, senyum, salam dan sapa. Ini dikatakan sama sepertiĀ  semboyan Korem 172/PWY yaitu kenali dekati dan layani. ā€œKami lebih memikirkan bagaimana kualitas teritorial lebih diutamakan ketimbang kuantitas,ā€ beber Dandim. Pasalnya jika menghitung secara kuantitas ia mengaku agakĀ  sulit mengingat personil jugaĀ  terbatas.

ā€œMisal Koramil Nimboran mencakup 3 distrik dan di satu distrik itu ada yang 10 kampung dan personilnya juga terbatasĀ  tapi bukan itu yang kami jadikan patokanĀ  tapi kualitas aparat territorial bekerjasama dengan kepolisian, kepala kampung, ketua adat maupun kepala distrik dan kami buat kegiatan yang berkelanjutan sehingga kualitas territorial tercapai,ā€ tambahnya.Ā  Lalu terkait pemetaan masalah di 3 wilayah ini kata Dandim situasi terkini masih landau dan tidak terlalu signifikan. Hanya ia melihat terkadang terjadi masalah karena faktor komunikasi.

Baca Juga :  Rasa Kasih Sayang Harus Diwujudkan dengan Kepedulian Membantu Sesama

ā€œTapi untuk masalahnya apa saja saya pikirĀ  nanti kepala daerah yang menjelaskan. Kalau kami hanya membantu pemerintah menjalankan program kerjanya. Tapi untuk isu ideology saya pikir tetap ada tapi semua kembali ke faktor komunikasi dan ini tugas bersama yang bukan pemerintah saja, atau kepolisian saja atau TNI saja melainkan semuanya,ā€ sambung Dandim. Persoalan komunikasi ini menjadi penting dan ia tak mau terjadi perpecahan hanya karena faktor komunikasi. Kodim Jayapura sendiri membawahi 16 Koramil dan 2 Pos Ramil dan Dandim Sangari memastikan akan menyambangi semua Koramil.

ā€œSebagian sudah saya sambangi dan sisanya akan saya lanjutkan. Saya harus tahu betul kondisi prajurit, kesiapan dan ini bukan hanya kunjungan sebab semua harus pahamĀ  bagaimana kualitasĀ  teritorial yang sudah dijalankan selama ini,ā€ tuturnya. Sekedar diketahui sebelum menjabat sebagai Dandim Jayapura, Letkol Sangari pernah menjadi Dandim di Tegal dan menurutnya itu mirip dengan tempat kerjanya saat ini karena di Tegal ada Kota dan Kabupaten Tegal. ā€œSama seperti Kota Jayapura dan Kabupaten Jayapura. Hanya perlu dipelajari adat istiadat dan budaya, bagi saya ini karunia Tuhan dimana saya bisa menjabat sebagai Dandim kali kedua,ā€ ujar ayah 1 anak ini. (*/wen)

Ngobrol Bareng Dandim Jayapura 1701/Jpr yang baru, Letkol Inf Richard Arnold Y Sangari

Gerbong pucuk pimpinan Kodim 1701/Jayapura bergeser. Posisi yang sebelumnya diisi KolonelĀ  Inf Edwin Apria Chandra digantikan Letkol Inf Richard Arnold Y Sangari yang sebelumnya menjabat sebagai wakil Komandan Grup 2 Kopassus. Apa saja yang terungkap.

Laporan: Abdel Gamel Naser

Tidak mudah untuk menemui Komandan Kodim 1701/JPR yang baru diawal ia menjabat. Berbagai undangan kegiatan maupun rapatĀ  pasukan mengantri sehingga jika ingin bertemuĀ  harus menjadwalkan lebih dulu agar tidak kecele. Harus gercep (gerak cepat)Ā  jika memang ada waktu luang. Seperti jadwal mepet yang diperoleh Cenderawasih Pos Rabu (29/12) kemarin. Setelah sebelumnya batal karenaĀ  Dandim Sangari sedang mengikuti kegiatan di Nimboran, pada Rabu kemarin barulah bisa mewawancarai, itupun disela ā€“ sela rapat dengan panglima di Kodam XVII Cenderawasih.

ā€œKita bertemu di Kodam saja ya, ada rapat dengan panglima soalnya,ā€ tulisnya membalas pesan via WhatsApp. Tanpa menunggu lama, setelah dihubungi lewat penghubung, Cenderawasih PosĀ  langsung tancap gas. Untungnya saat pertama ditemui meski sebelumnyaĀ  menduduki jabatan di Kopassus ternyata Letkol Sangari sosoknya sangat welcome dan enak diajak ngobrol. Pria kelahiran Manado, November 1976 ini langsung menjawab satu persatu pertanyaan yang diajukan. Terkait kondisi territorial yang cukup luas dimana Kodim 1701/Jpr mencakup Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura dan Kabupaten Keerom termasuk pemetaan masalah dan potensi persoalan yang memungkinkan terjadi.

Selain itu terkait wilayah perbatasan yang nantinyaĀ  Satgas yang diterjunkan semuaĀ  di bawah komando territorial Kodim. ā€œKalau saya sesuai dengan arahan panglima TNI dan Panglima Kodam XVII/Cenderawasih saja. Kami lebih banyak melakukan pendekatan teritorial bersama masyarakat. Memang Kodim Jayapura bertanggungjawab terhadap 3 daerah, ada perbatasan Kerom, ada di Kabupaten Jayapura dan sector garnisun ada di Kota Jayapura. Strategi yang kami lakukan adalah melakukan operasi bersama di bawah kendali Komandan Korem 172/PWY,ā€ ujar Dandim Sangari saat ditemui di Makodam XVII Cenderawasih kemarin.

Baca Juga :  Saatnya Perempuan Diberi Kesempatan dan Membuktikan Jadi Pemimpin di Papua

Ia melihatĀ  untuk wilayah perbatasan sebelumnya ada satuan tugas (Satgas) yang sudah berjaga diwilayah tersebut dan ia memastikan akan bersama ā€“ samaĀ  Satgas meningkatkan komunikasi social, melakukan pendekatan territorial bersama untuk mengantisipasi kemungkinan adanya upaya ā€“ upaya yang mengganggu kedaulatan negara dengan bentuk ā€“ bentuk penyelundupan. Meski baru, dari catatan Dandim ia melihat upaya penyelundupan ganja, obat terlarang termasuk senjata yang masuk dari negara tetangga masih ada dan ini yang patut diantisipasi.

ā€œJadi yang kami lakukan adalah pendekatan territorial kepada masyarakat melalui komunikasi social dan bhakti social. Saat ini ada Satgas persiapan Kodim Keerom dan iniĀ  akan sangat membantu. Kami ada bantuan aparat teritorial dan komunikasi dengan Pemda pasti melekat,ā€ tambahnya. Ia menyatakan bahwa yang ingin dilakukan adalah tetap sepertiĀ  petunjuk pimpinan yang mengedepankan pembinaan teritorial secara humanis, senyum, salam dan sapa. Ini dikatakan sama sepertiĀ  semboyan Korem 172/PWY yaitu kenali dekati dan layani. ā€œKami lebih memikirkan bagaimana kualitas teritorial lebih diutamakan ketimbang kuantitas,ā€ beber Dandim. Pasalnya jika menghitung secara kuantitas ia mengaku agakĀ  sulit mengingat personil jugaĀ  terbatas.

ā€œMisal Koramil Nimboran mencakup 3 distrik dan di satu distrik itu ada yang 10 kampung dan personilnya juga terbatasĀ  tapi bukan itu yang kami jadikan patokanĀ  tapi kualitas aparat territorial bekerjasama dengan kepolisian, kepala kampung, ketua adat maupun kepala distrik dan kami buat kegiatan yang berkelanjutan sehingga kualitas territorial tercapai,ā€ tambahnya.Ā  Lalu terkait pemetaan masalah di 3 wilayah ini kata Dandim situasi terkini masih landau dan tidak terlalu signifikan. Hanya ia melihat terkadang terjadi masalah karena faktor komunikasi.

Baca Juga :  Rasa Kasih Sayang Harus Diwujudkan dengan Kepedulian Membantu Sesama

ā€œTapi untuk masalahnya apa saja saya pikirĀ  nanti kepala daerah yang menjelaskan. Kalau kami hanya membantu pemerintah menjalankan program kerjanya. Tapi untuk isu ideology saya pikir tetap ada tapi semua kembali ke faktor komunikasi dan ini tugas bersama yang bukan pemerintah saja, atau kepolisian saja atau TNI saja melainkan semuanya,ā€ sambung Dandim. Persoalan komunikasi ini menjadi penting dan ia tak mau terjadi perpecahan hanya karena faktor komunikasi. Kodim Jayapura sendiri membawahi 16 Koramil dan 2 Pos Ramil dan Dandim Sangari memastikan akan menyambangi semua Koramil.

ā€œSebagian sudah saya sambangi dan sisanya akan saya lanjutkan. Saya harus tahu betul kondisi prajurit, kesiapan dan ini bukan hanya kunjungan sebab semua harus pahamĀ  bagaimana kualitasĀ  teritorial yang sudah dijalankan selama ini,ā€ tuturnya. Sekedar diketahui sebelum menjabat sebagai Dandim Jayapura, Letkol Sangari pernah menjadi Dandim di Tegal dan menurutnya itu mirip dengan tempat kerjanya saat ini karena di Tegal ada Kota dan Kabupaten Tegal. ā€œSama seperti Kota Jayapura dan Kabupaten Jayapura. Hanya perlu dipelajari adat istiadat dan budaya, bagi saya ini karunia Tuhan dimana saya bisa menjabat sebagai Dandim kali kedua,ā€ ujar ayah 1 anak ini. (*/wen)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya